27/02/2022
Beda Tipis, Dosa Ghibah dan Fitnah Sama-sama Tiket ke Neraka
Perbuatan tercela dan sama-sama memiliki makna negatif dan merupakan larangan untuk dikerjakan adalah ghibah dan fitnah.
Perbuatan ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak s**a (jika hal itu disebutkan).
Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya.
Caranya pun bermacam-macam. Diantaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok.
Sementara itu, fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.
Jika disimpulkan, ghibah adalah sebuah perbuatan dengan menyampaikan sesuatu kepada orang lain berupa keburukan, sedangkan fitnah adalah sebuah perbuatan dengan menuduh seseorang yang tidak sesuai dengan realita (kenyataan).
Dosa ghibah dan fitnah sangat besar, bahkan bisa menjadi tiket masuk ke dalam neraka kelak.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang s**a memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat :12).
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, orang yang menggunjing sama dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati (bangkai).
Lalu apa hukumnya membuka aib atau menggunjing? Karena Allah SWT dan Rasulullah SAW sudah secara jelas dan tegas melarang membicarakan aib orang lain, maka tentu menggunjing itu hukumnya haram.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ghibah itu lebih berat dari zina." Seorang sahabat bertanya, Bagaimana bisa? Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,'" (HR At-Thabrani).
Bahkan, dosa fitnah juga banyak diterangkan oleh para ulama, bahwa fitnah itu lebih kejam dari membunuh.
“Dan fitnah lebih sadis daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 291). Dalam redaksi lain, Alquran juga mengungkapkan: “Dan fitnah lebih besar daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 217).
Semoga kita semua terhindar dari dosa ghibah dan fitnah yang maknanya beda-beda tipis namun sama-sama bisa menjadi tiket untuk membawa kita masuk ke dalam neraka.
*warta lombok
*Muhamad Ilham
3 Februari 2021, 09:30 WIB