Jurnal Newsborneo

Jurnal Newsborneo Borneo Bercerita
(2)

Duka untuk saudara - saudara kita yang ada di Desa Bangkal, kecamatan Seruyan Raya, kabupaten Seruyan, kalimantan tengah...
08/10/2023

Duka untuk saudara - saudara kita yang ada di Desa Bangkal, kecamatan Seruyan Raya, kabupaten Seruyan, kalimantan tengah, Indonesia.

Saat pelaksanaan Sanksi Adat dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2023
07/05/2023

Saat pelaksanaan Sanksi Adat dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2023

Jakarta, detikborneo.com -Prosesi praga Sanksi Adat Dayak anam tahil dilaksanakan pada hari sabtu 6 Mei 2023 Pukul 13.30 di Anjungan Kalimantan Barat Taman

20/04/2023

GAWAI NYAU NGANSAK SESEMAK

Gawai atau gawa’ dalam istilah Dayak Iban adalah perayaan yang dinanti setiap tahun, saat itulah keluarga besar akan berkumpul. Dayak Iban memiliki tradisi merantau atau disebut Bejalai. Jika anak laki-laki mulai berangkat dewasa maka ia akan merantau keberbagai tempat untuk mencari pengalaman, kadang dalam perjalanan tersebut mereka kemudian menetap dan berkeluarga disana, sebagian besar merantau kewilayah Sarawak, Sabah dan Brunei menemui keluarganya yang sudah lebih dulu disana. Sekarang anak-anak muda banyak bersekolah atau bekerja diluar, dikesempatan gawai inilah semua berkumpul.

Kesempatan Gawai juga digunakan untuk melaksanakan beberapa ritual adat seperti membawa cicit berjumpa moyangnya untuk pertama kali, membawa bayi masuk kedalam bilik bilik untuk pertama kali, membaringkan bayi pertamakali diruai, ada juga yang melaksanakan gawa' khusus seperi Gawa' Sandau Ari, Gawa' Kelingkang, Gawa' Kelingkang Tuah Benih, Gawa' Kelingkang Bulu Ayu.

Esensi gawai adalah mengucapkan syukur atas hasil ladang, hasil kerja kita selama satu musim tanam, sehingga yang dihidangkan adalah apa yang kita hasilkan. Ada pulut, rendai, kue-kue kampung, teh, kopi, tuak, masakan ayam atau babi tergantung apa yang ada. Dengan menyampaikan syukur ini diharapkan Petara dan para leluhur yang dipanggil melalui pukulan gendang ini akan senang dan dengan ringan hati akan memberkati segala usaha dimusim tanam berikutnya

Jika mengikuti perayaan gawai hendaknya kita singgah dan mencicipi hidangan ini sebagai penghargaan terhadap pemilik ruai, memang cukup menantang jika gawai dirumah betang, kita bertandang ke 46 bilik, satu gelas saja dari tuan rumah mungkin belum sampai selesai sudah tumbang.
Sulit memegang falsafah belum p**ang sebelum tumbang 😀

Music : Gendang Mayoh Dayak Iban Menua Sungai Utik
Drone :

Potret sekitar tahun1900-1930 tengkorak kayau terpajang disepanjang dinding rumah suku Kayan ( Dayak Kayan).
19/04/2023

Potret sekitar tahun1900-1930 tengkorak kayau terpajang disepanjang dinding rumah suku Kayan ( Dayak Kayan).

16/04/2023

Pesulap merah datangi sekretariat Adat Dayak di DKI Jakarta dalam prosesi tanda tangan Sanksi Adat, sekaligus untuk meminta maaf kepada semua orang Dayak

*Pesulap Merah Mengaku Bersalah, MADN Akan Berikan Sanksi Adat * -
15/04/2023

*Pesulap Merah Mengaku Bersalah, MADN Akan Berikan Sanksi Adat * -

PALANGKA RAYA - Viralnya pengobatan oleh Ibu Ida Dayak selama ini, baik melalui media sosial Facebook dan YouTube. Pengobatan yang dilakukan oleh salah satu masyarakat adat Dayak ini, tentunya ada membuat segelintir oknum - oknum yang merasa tersingkirkan...

HUKUM ATAU SANGSI ADAT KEPADA PESULAP MERAH MARCEL RADHIVAL.Marcel Memenuhi Panggilan Dewan Adat Dayak (DAD) di DKI Jaka...
15/04/2023

HUKUM ATAU SANGSI ADAT KEPADA PESULAP MERAH MARCEL RADHIVAL.

Marcel Memenuhi Panggilan Dewan Adat Dayak (DAD) di DKI Jakarta dan hasil keputusan DAD DKI Jakarta ialah Saudara Marcel dikenakan Hukum / sangsi Adat Dayak, dan proses penyelesaiannya akan di adakan pada 6 Mei 2023 di Rumah Betang Anjungan Kalimantan Barat Taman Mini indonesia...

Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata.
Aruuus..... Aruuus.... Aruuus....

13/04/2023

Dibantu minyak urut asli herbal warisan leluhur, tetapi tidak semua orang punya bakat alam , untuk bakat bisa juga dari garis keturunan.

Motif-motif dan seni ukiran masyarakat Dayak Kayan
10/04/2023

Motif-motif dan seni ukiran masyarakat Dayak Kayan

Inilah potret rumah sederhana ibu Ida Dayak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, wanita sakti yang obati berbagai penya...
06/04/2023

Inilah potret rumah sederhana ibu Ida Dayak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, wanita sakti yang obati berbagai penyakit pasien.

Inilah potret rumah sederhana ibu Ida Dayak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, wanita sakti yang obati berbagai penyakit pasien.

Kearifan lokal Kalimantan dan minyak urut asli herbal Dayak, seperti pengobatan Wong Fei Hung itu nyata...Kretak.. Krete...
05/04/2023

Kearifan lokal Kalimantan dan minyak urut asli herbal Dayak, seperti pengobatan Wong Fei Hung itu nyata...
Kretak.. Kretek.. Sembuh..😁

Segala kelebihan yang Tuhan berikan🤲

03/04/2023

Patut diapresiasi bantu orang banyak tanpa dipungut biaya, beliau tidak pernah buka tempat praktek, hanya berpetualang keliling Nusantara untuk membantu banyak yg beragam suku yang lagi butuh pertolongan, pengobatannya tidak dipungut biaya, alias gratis.

Berikut sedikit Biografi nama lengkap Ibu Ida Dayak adalah Ida Andriyani. Ia lahir pada 3 Juli 1972 di Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

SERAUNG Seraung adalah topi lebar khas masyarakat p**au Borneo, khususnya masyarakat suku bangsa Dayak. Topi ini menjadi...
22/03/2023

SERAUNG

Seraung adalah topi lebar khas masyarakat p**au Borneo, khususnya masyarakat suku bangsa Dayak. Topi ini menjadi pelindung sehari-hari yang digunakan masyarakat Dayak, dalam segala aktivitas, zaman dahulu digunakan ke ladang perkebunan dan sebagainya. Seraung memiliki ukuran yang lebar dan sekilas mirip dengan topi caping yang ada di Pulau Jawa.
Seraung di gambar ini merupakan topi khas masyarakat Dayak yang banyak kita temui di p**au Borneo, khususnya Dayak Kenyah yang tinggal di Lekaq Kidau, Kalimantan Timur.

Seraung terbuat dari daun biru atau orang Dayak bilang daun sang, sejenis daun palem lebar yang tumbuh di hutan-hutan Borneo. Daun sang sendiri saat ini sangat susah di dapatkan. Orang Dayak Kenyah di Datah Bilang Hilir harus menempuh 2,5 jam perjalanan menggunakan perahu ketinting, dan dilanjutkan berjalan kaki sekitar 2 jam untuk mencari daun sang yang pohonnya tumbuh di hutan. Mereka kini mengganti bahan dasar seraung dengan sejenis pohon pandan atau kajang yang lebih mudah diperoleh.

Seraung biasa dipakai ketika pergi ke luar rumah, terutama ketika beraktivitas di hutan. Pada umumnya yang menggunakan seraung adalah kaum wanita Dayak. Para wanita mengenakan seraung untuk menutupi kepala mereka dari teriknya sinar matahari dan sekaligus sebagai pelindung mereka dari hewan buas yang ada dihutan. Selain itu, seraung juga sering dikenakan dalam upacara-upacara adat. Kini, seraung yang berwarna-warni cantik itu juga sering dipakai sebagai hiasan dinding. Bahkan, sebagai souvenir, dibuat juga seraung kecil-kecil yang memang khusus untuk hiasan.

✓Proses Pembuatan

Pembuatan seraung diawali dengan menyiapkan bahan dasar berupa beberapa puluh bilah daun sang yang dijemur sekitar seminggu, kemudian dicuci hingga bersih sekitar lima menit untuk memudahkan proses pembukaan daun. Daun yang telah terbuka diluruskan dengan cara digulung-gulungkan di tangan, lalu disimpan di bawah tikar agar lurus dan rata selama sekitar seminggu. Daun sang yang sudah lurus dan rata inilah yang kemudian dianyam melingkar seperti kerucut. Biasanya, daun-daun ini akan dilapis dengan kain yang berwarna cerah, lalu dihias dengan manik-manik atau sulaman. Sementara itu bagian dalam topi seraung terbuat dari anyaman daun kering yang kemudian dijahit dengan tangan. Lingkaran topi diperkokoh dengan lidi dari daun kelapa. Bagian permukaan topi kemudian dilapisi potongan kain warna-warni sebelum diperindah dengan hiasan manik-manik. Manik-manik biasanya dirangkai menjadi motif-motif sulur khas Dayak.

Karena terbuat dari daun yang ringan dan mudah sobek, tutup kepala jenis seraung hanya bertahan sekitar satu sampai dua tahun. Namun karena bahan dasarnya sulit didapat dan proses pembuatannya cukup rumit, seraung harganya cukup mahal. Orang Dayak Kenyah di Datah Bilang Hilir menjual seraung berukuran besar (sekitar 60 sentimeter) seharga Rp. 70.000,- sedang yang lebih kecil (sekitar 40 sentimeter) Rp. 50.000.

Ternyata suku tertua bukanlah dari suku U'ud Danum dan suku Ma'anyan,  secara akademik belum ada yg bisa membuktikan nya...
18/03/2023

Ternyata suku tertua bukanlah dari suku U'ud Danum dan suku Ma'anyan, secara akademik belum ada yg bisa membuktikan nya, tapi penelitian secara akademik membuktikan suku tertua di Asia Tenggara, terutama di p**au Borneo adalah suku dari rumpun Ibanic, pembuktian secara akademik akurat dilakukan. Penelitian ini juga untuk mempertegaskan membantah para ahli yg mengatakan orang Dayak berasal dari Yunan (China).https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=120228520918011&id=100087925891382&mibextid=Nif5oz

Silahkan Informasi Lebih lengkapnya dalam bahasa Inggris Rujukan:https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fevo.2016.00075/full

17/03/2023

SUKU SAMBAS

SEJARAH & ASAL MUASAL SUKU SAMBAS

Suku Sambas adalah salah satu kelompok suku yang berbudaya Melayu.
Suku Sambas ini di masa Lampaunya adalah Konversi Dayak Salako masuk Islam menjadi orang LAUT ( berbudaya Melayu , berhukum adat Melayu, dan bernuansa islam). Menurut data sensus BPS 2010 telah dikategorikan sub-suku ( Dayak) atau DAYAK MELAYIK yaitu bagian dari rumpun KANAYATN.

(Ini bukti- bahwa Sambas telah berevolusi ke Melayu....
SAMBAS KETURUNAN DAYAK ATAU PENDATANG DI BORNEO ?

SILAKAN BACA !!!!!!!
1). Suku Sambas
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sambas )

2). Konversi Dayak Salako ke suku Sambas
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=109401908667339&id=100087925891382&mibextid=Nif5oz

3). Asal-usul Melayu Sambas
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.misterpangalayo.com/2016/11/asal-usul-suku-bangsa-melayu-sambas.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjG5YrIqv_7AhXZ9nMBHWNpBec4HhAWegQICRAB&usg=AOvVaw3Ukdeq4J6bLwqOvDZhuLeP

4). Dayak Sinayukng Masuk Islam
https://m.facebook.com/misterpangalayo/photos/a.300092830928099/528737274730319/?type=3&mibextid=Nif5oz

5). Kontruksi Dayak Muslim di Kalbar
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/21331

LILIS LAMIANGOrang Dayak terkenal dalam penggunaan manik-manik sebagai aksesoris atau kelengkapan adatnya. Ada beberapa ...
17/03/2023

LILIS LAMIANG

Orang Dayak terkenal dalam penggunaan manik-manik sebagai aksesoris atau kelengkapan adatnya. Ada beberapa manik yang dianggap berharga atau masuk dalam kategori pusaka salah satunya ialah MANAS LILIS LAMIANG.

Lilis Lamiang merupakan manik-manik kuno Dayak yang terbuat dari bahan Batu Asli. Manik-manik yang cenderung penggunaannya diikatkan (sebagai kalung) dan juga pergelangan/ gelang.

Lilis Lamiang biasanya dijadikan mahar yang diserahkan pada saat pemenuhan hukum adat Dayak dalam pernikahan, disebut Lilis Lamiang turus pelek juga dipakai oleh Basir Balian pada Upacara Tiwah yang diikat pada pergelangan tangan.

Khasiat Lilis Lamiang pada saat dipakai ;
1. Perhiasan ini wajib di pakai pada saat upacara Adat dan acara ritual lainnya.
2. Perhiasan ini bermanfaat sebagai Panekang Hambaruan atau memperkuat jiwa, Penolak Bala, Sihir dan Roh Makhluk Halus.
3. Kelengkapan buat basir/balian.
4. Bekal kubur dan juga pengobatan.
5. Perhiasan ini dapat menjadi mahar Adat. Perkawinan Dayak Ngaju
6. Cendramata untuk tamu kehormatan.
7. Aksesoris Identitas masyarakat Dayak.

...Pesona Borneo...Suasana kota Sampit di malam hari, kabupaten Kotawaringin Timur-Kalimantan Tengah.
13/03/2023

...Pesona Borneo...
Suasana kota Sampit di malam hari, kabupaten Kotawaringin Timur-Kalimantan Tengah.

LABONG MASYARAKAT KEBAHANTLabong / mahkota dari masyarakat Dayak Kebahant yaitu Penyelopat dan Perisai dengan ukiran kha...
12/03/2023

LABONG MASYARAKAT KEBAHANT

Labong / mahkota dari masyarakat Dayak Kebahant yaitu Penyelopat dan Perisai dengan ukiran khas kebahan "Manok Kuntokng Odokng Kemuyakng".

Dahulunya, kaum laki-laki Dayak Kebahant sebelum berangkat berpergian jauh, biasanya melantunkan kalimat sebagai penyemangat seperti berikut :

“ku maik manok kuntokng odokng kemuyakng yang betolok sigik setengkalakng mocet ai muntau anakng jadi manok penginu dayakng kumang kapai e pengidai kajakng tanah sepeningik buloh lalakng kukok e tedinga ke menua sontakng kobat ke taji ba kodi jawa lansakng tamet ke bulakng ba joko todokng awatn baek ke kolakng nyambokng monang abotn gaga langai setongkai nadak uwoh ibakng sekatakng".

Sumber informasi diceritakan oleh :
*Alm. Tmg Bharun Kulap
*Bujang Langa'i

SUKU TINYING /DAYAK TINYINGSuku Tanying atau Dayak Tinying, merupakan suatu kelompok suku yang terdapat di kecamatan Bon...
11/03/2023

SUKU TINYING /DAYAK TINYING

Suku Tanying atau Dayak Tinying, merupakan suatu kelompok suku yang terdapat di kecamatan Bonti ,kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat. Kelompok masyarakat ini menyebut diri mereka sebagai orang Tinying. Pemukiman Dayak Tinying berada di beberapa kampung, yaitu di kampung Semadu', Seribot dan Mbiduh. Pop**asi masyarakat Dayak Tinying diperkirakan hampir 1000 orang.

Dayak Tinying berbicara dalam bahasa Tinying. Bahasa Dayak Tinying masih berkerabat dengan bahasa-bahasa lain yang berada di kecamatan Bonti, karena banyak ditemukan kemiripan dengan 8 bahasa lain di kecamatan Bonti.

Seperti suku-suku ( Dayak) lainnya, suku Dayak Tinying juga memiliki Rumah Panjang, senjata khas seperti mandau dan sumpit, anyaman khas rotan, tembikar dan sistem perladangan gilir balik. Kedudukan perempuan dan laki-laki sederajat dan seni tari dalam konteks ritual dan seremonial.

Budaya dan bahasa dalam masyarakat Dayak Tinying sepertinya mengalami pengikisan budaya akibat terpaan badai modernisasi. Generasi muda Dayak Tinying saat ini sepertinya lebih s**a mempelajari budaya modern, seperti musik modern, tarian modern daripada budaya tradisional seperti Jobao, Mia, Baco’ng dan Pantun. Untuk mencegah pengikisan budaya ini para pemuka adat bertambah giat untuk mengadakan sejenis festival yang memperlombakan kesenian daerah Tinying yang pesertanya adalah anak muda. Festival ini diselenggarakan bertepatan dengan Gawai Nosu Minu Padi yang jatuh pada tanggal 23-25 april 2008.

Hari festival dilaksanakan sama dengan Pesta Gawai Nosu Minu Padi bukan tanpa sebab. Gawai Nosu Minu adalah sebuah pesta parayaan syukur atas panen padi yang melimpah yang masih dilaksanakan secara kekeluargaan di wilayah suku Tinying. Tidak seperti di daerah lain yang sudah mengkomersialkan gawai Panen padi, suku Tinying masih menggunakan cara tradisional dalam merayakan Gawai Nosu Minunya. Dengan kata lain, tamu yang datang benar-benar disuguhkan Makan, Tuak, dan Tabas tanpa harus bayar serupiahpun. Sehingga malam seni dan budaya yang akan dilaksanakan bertepatan dengan Gawai nosu minu menguatkan dan lebih memeriahkan acara gawai.

Pada suatu acara adat Dayak Tinying, Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau F. Andeng Suseno, mengatakan “kita boleh maju secara politik, hokum, dan social tapi jangan pernah meninggalkan adat”.

SUKU SAMI/ DAYAK SAMISuku Sami atau Dayak Sami, adalah kelompok suku yang berdiam di hulu sungai Sekayam, kira-kira berj...
10/03/2023

SUKU SAMI/ DAYAK SAMI

Suku Sami atau Dayak Sami, adalah kelompok suku yang berdiam di hulu sungai Sekayam, kira-kira berjarak 5 km dari ibukota kecamatan Bonti di kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat.

Suku Sami atau Dayak Sami di wilayah hulu sungai Sekayam ini hidup berdampingan dengan orang Melayu Bonti. Penyebaran suku Sami meliputi kampung Terusan, Trinting, dan Mamal.

Masyarakat suku Sami berbicara dalam bahasa Sami /Dayak Sami, walaupun berada tidak jauh dari Dayak Mudu' yang berbicara dalam bahasa Mudu, tapi bahasa mereka berbeda, terutama dalam hal bunyi. Pada bahasa Sami jarang dijumpai pemanjangan bunyi vokal sebagaimana banyak dijumpai pada bahasa Mudu’ dan Laya. Ciri-ciri bahasa kelompok masyarakat ini adalah bokidoh, yaitu sering muncul kata kidoh yang artinya "tidak ada", sehingga bahasa Sami kadang disebut juga sebagai bahasa Bokidoh atau bahasa Kidoh.

Dalam kehidupan sehari-hari Dayak Sami melaksanakan hidup tidak jauh berbeda dengan masyarakat dayak lainnya, seperti memiliki Rumah Panjang, senjata seperti Mandau dan Sumpit serta tradisi budaya khas Dayak lainnya.

TRADISI TELINGA PANJANG BORNEO ,HAMPIR HILANG DIGERUS ARUS MODERNISASI Nusantara memiliki keberagaman budaya dan tradisi...
08/03/2023

TRADISI TELINGA PANJANG BORNEO ,HAMPIR HILANG DIGERUS ARUS MODERNISASI

Nusantara memiliki keberagaman budaya dan tradisi, nah untuk saat ini kita menelusuri kebudayaan yang ada di p**au Borneo, yaitu kebudayaan Dayak, dalam hal ini disetiap suku bangsa Dayak memiliki budaya dan tradisi yang cukup unik. Salah satunya adalah Bertelinga Panjang atau lebih dikenal oleh masyarakat lokal yaitu dalam bahasa Dayak Kayaan dengan menyebutnya TELINGAAN ARUU.

Dari sekian ratus sub-suku ( Dayak) yaitu lebih dari 405 suku, ini tidak semuanya memiliki budaya dan tradisi seperti ini, karena di p**au Borneo sendiri, memiliki budaya dan tradisi yang beranekaragam, berbeda sub-suku, berbeda p**a budaya dan tradisinya, khususnya sub-suku yang memiliki budaya dan tradisi yang bertelinga panjang, yang dilakukan tradisi yang telah diwariskan turun temurun ini ,yang berlaku di suku ;
Dayak Kayaan, Dayak Iban ,Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Punan, Dayak Penan, Dayak Kelabit, Dayak Sa’ban, dan Dayak Taman.

Kini tradisi ini tidak lagi atau pun jarang dilakukan oleh generasi muda Dayak. Hanya tersisa beberapa orang dari generasi tua yang tampak masih memegang teguh tradisi. Para pemerhati masyarakat Dayak juga mengatakan tradisi ini sudah pada tahap kritis. Nucuk penikng (penindikan) masih dilakukan, namun tidak dengan telingaan aruu.

Dalam memberlakukan tradisi telingaan aruu atau daun telinga panjang, yang merupakan tradisi turun-temurun, baik oleh pria maupun wanita dikalangan masyarakat Dayak. Tradisi ini bertujuan untuk menunjukkan identitas kebangsawanan bagi pria, serta simbol kebangsawanan dan kecantikan bagi wanita. Mereka meyakini, semakin panjang telinga seorang wanita, semakin cantik p**a wanita tersebut.

Di masyarakat Dayak Kayaan mengenal tradisi ini dimulai saat seseorang masih bayi dan hanya dilakukan oleh kalangan bangsawan.
Setelah luka bekas tindikan mengering, kemudian di pasang benang yang lalu diganti oleh kayu sehingga lubang kian lama makin membesar. Prosesi penindikan telinga ini dikenal dengan sebutan Mucuk Penikng. Anting akan ditambahkan satu persatu ke dalam telinga yang lama kelamaan akan mebuat lubang semakin membesar dan memanjang.

Pemasangan anting-anting dilakukan sejak bayi, diawali dengan ritual nucuk penikng atau penindikan daun telinga. Proses penindikan menggunakan jarum dengan lubang tindikan awalnya hanya diberi hiasan berupa benang sebagai pengganti anting-anting. Setelah luka tindikan sembuh, benang diganti pintalan kayu gabus, yang seminggu sekali diganti dengan yang berukuran lebih besar.

Lubang yang membesar itu pun kemudian digantungi anting-anting berbahan tembaga, yang disebut belaong. Berat dan jumlah yang terus ditambah menyebabkan daun telinga memelar hingga menyentuh pundak. Penambahan anting-anting dilakukan menyesuaikan usia dan status sosial. Tradisi pemanjangan telinga ini memiliki batasan. Wanita Dayak diperbolehkan memanjangkan daun telinga hingga sebatas dada. Sementara kaum pria, hanya diijinkan memanjangkan telinga hingga sebatas bahu. Daun telinga yang memanjang ini pun dapat kembali memendek apabila tidak lagi mengenakan hisang kavaat hingga belasan atau puluhan tahun.

Jenis anting-anting pada tradisi ini secara umum dibagi dua, yaitu hisang semhaa dan hisang kavaat. Hisang semhaa dipasang di sekeliling lubang daun telinga, sedangkan hisang kavaat dipakai pada lubang daun telinga.

Sementara untuk masyarakat Dayak Iban percaya bahwa pemberat telinga ini merupakan bentuk latihan kesabaran dan ketahanan akan penderitaan maupun rasa sakit.

✓PENERAPAN DAN PENGERTIAN TRADISI TELINGAAN ARUU

Meski sama-sama menjalani tradisi ini, namun ada beberapa perbedaan dalam penerapan juga pengertian atas tradisi telingaan aruu ini dari masing-masing sub-suku ( Dayak). Dayak Iban misalnya, tidak memberikan pemberat pada telinganya. Telinga yang telah dilubangi dibiarkan begitu saja hingga terlihat seperti lubang besar yang menyerupai angka nol, yang bertujuan melatih kesabaran dengan adanya manik-manik yang cukup berat yang menempel pada telinga dan digunakan setiap hari. Sementara bagi masyarakat Dayak yang tinggal di hulu Sungai Mahakam, memanjangkan telinga menjadi penanda untuk menunjukkan usia seseorang. Di tempat ini bayi yang baru lahir akan diberikan manik-manik di telinga, yang nantinya akan ditambahkan setiap tahunnya.

✓DIGERUS ARUS MODERNISASI HAMPIR HILANG/ PUNAHNYA BUDAYA DAN TRADISI TELINGA PANJANG INI

Arus modernisasi menjadi penyebab ancaman kepunahan identitas budaya Dayak ini. Bagi mereka, tradisi telingaan aruu sudah tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Selain itu, generasi muda Dayak lebih memilih perhiasan yang menyerupai daun telinga panjang lengkap dengan hisang kavaat-nya. Sekarang ini, sudah sulit sekali menemukan wanita Dayak yang masih memanjangkan telinganya. Kalaupun ada, mereka biasanya sudah berusia senja. Ironisnya lagi, karena dianggap ketinggalan zaman, beberapa perempuan Dayak yang telah memanjangkan telinganya, lalu sengaja menghilangkan atribut tradisi tersebut dengan sengaja memotong bagian bawah daun telinganya.

Pulau Borneo ini selain punya seni tato juga memiliki tradisi telinga panjang yang hampir punah seiring dengan arus globalisasi dan perkembangan jaman. Jika masih ada yang mempertahankannya, itu pun tinggal segelintir orang Dayak berusia lanjut.

Alasannya, lantaran generasi muda masyarakat Dayak merasa malu memiliki daun telinga yang panjang dan kerap diolok-olok saat mereka bertandang ke kota. Selain itu, trend di ranah fashion juga cukup berpengaruh untuk meredam dan perlahan menghilangkan tradisi tersebut. Biasanya mereka yang bertelinga panjang sengaja memotong ujung daun telinganya lewat sebuah operasi kecil.

"TUGU CINTA DAMAI "Destinasi wisata di Tanjung Selor ,Kab Bulungan- Kalimantan Utarainilah salah satu landmark dari Kabu...
03/03/2023

"TUGU CINTA DAMAI "

Destinasi wisata di Tanjung Selor ,Kab Bulungan- Kalimantan Utara

inilah salah satu landmark dari Kabupaten Bulungan yang memiliki desain yang sangat artistik. Dengan ujung tugu Burung Enggang terlihat begitu indahnya dengan kepakan sayapnya yang lebar. Tugu Cinta Damai menjadi spot selfie kekinian, bagi wisatawan yang baru mendatangi Kabupaten Bulungan.

Lokasinya yang berada di kawasan Taman Sungai Kayan semakin membuat suasana begitu damai dengan terpaan angin-sepoi-sepoi Sungai Kayan. Akan lebih terlihat eksotisnya ketika menjelang sore hari, redupnya sang surya menghadirkan siluet yang mempesona. Begitu juga dengan malam hari suasana yang begitu romantis benar-benar hadir di Tugu Cinta Damai. Tak heran jika Tugu CInta Damai kini menjadi tempat wisata di Kalimantan Utara yang sangat ikonik.

TOPOK Dalam bahasa masyarakat Dayak Tobak menyebutnya dengan Topok.Topok ini berfungsi untuk menyimpan sirih, pinang, ga...
02/03/2023

TOPOK

Dalam bahasa masyarakat Dayak Tobak menyebutnya dengan Topok.
Topok ini berfungsi untuk menyimpan sirih, pinang, gambir, tembakau, dan kapo atau kapur. selain itu topok juga digunakan untuk kegiatan berobat dan melamar tunangan dalam setiap acara adat Dayak Tobak.

Potret seorang pria ; Dayak Ot Danum di Tumbang Sian, sekitar tahun 1926-an.Sumber 📷 : Bm Archives
01/03/2023

Potret seorang pria ; Dayak Ot Danum di Tumbang Sian, sekitar tahun 1926-an.

Sumber 📷 : Bm Archives

SUKU ENKARONG/ DAYAK ENKARONG Suku Enkarong atau Dayak Enkarong ( Engkarong) adalah salah satu suku yang ada di Kec Jang...
25/02/2023

SUKU ENKARONG/ DAYAK ENKARONG

Suku Enkarong atau Dayak Enkarong ( Engkarong) adalah salah satu suku yang ada di Kec Jangkang ,Kab Sanggau-Kalimantan Barat.

Untuk keberadaan pemukiman mereka terdiri dari 11 desa dan 46 dusun.
Di kec Jangkang, suku ini mereka bertetangga
dengan sejumlah kelompok Dayak
lainnya, misalnya dengan Dayak ; Kopak, Jangkang,Tebuas, Menyangka, dan Ensanang.

Mereka dari suku Engkarong ini oleh Departemen Sosial ada yang masih dikategorikan sebagai kelompok “Masyarakat suku terasing”.

Pada tahun 1974 anggota kelompok ini yang masih termasuk kategori masyarakat terasing di Kabupaten Sanggau tadi berjumlah 2.713
jiwa. Pada masa yang lebih akhir, misalnya
tahun 1989, penduduk Kecamatan Jangkang berjumlah sebanyak 20.400 jiwa, pada tahun 2005 jumlah penduduk kabupaten Sanggau diperkirakan berjumlah 372.448 jiwa, namun tidak diketahui jumlah keseluruhan orang.

Kehidupan hingga kebudayaan masyarakat Dayak Engkarong tidak jauh berbeda dengan masyarakat Dayak lainnya, memiliki tradisi dan acara adat ritual tradisional serta mereka memiliki senjata seperti Tangkint, Mandau dan Sumpit, serta kerap melakukan kegiatan berburu di hutan sekitar pemukiman mereka.

Keterangan ;
Untuk foto yang kita tampilkan ini hanya pemanis saja sebagai pelengkap, karena berhubung pakaian adat Dayak ini masih ada kemiripan ,dan kesamaan satu sama lainnya dengan kostum pakaian adat Dayak lainnya.

Sumber referensi ;
Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Berau sampai Ilimano (Jilid 2) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)View in Fullscreen
Ensiklopedia Suku, Seni dan Budaya Nasional Berau sampai Ilimano (Jilid 2) (M. Junus Melalatoa) (z-lib.org)

SUKU TAYAP/ DAYAK TAYAP (DAYAK KEBUAI)Suku Tayap atau Dayak Tayap, untuk sebutan lain dari suku ini, disebut juga dengan...
24/02/2023

SUKU TAYAP/ DAYAK TAYAP (DAYAK KEBUAI)

Suku Tayap atau Dayak Tayap, untuk sebutan lain dari suku ini, disebut juga dengan suku Kebuai atau Dayak Kebuai. Kelompok masyarakat dari suku ini merupakan salah satu suku yang berada di Kalimantan Barat, yaitu bermukim di wilayah aliran Sungai Tayap, baik yang bermukim di bagian hulu maupun hilir sungai.

Secara administratif, penutur bahasa Tayap berada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Bahasa Tayap dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yakni:
1) Kelompok penutur dialek Kebuai. Sesungguhnya Kebuai adalah nama pusat permukiman (kampung) suku Tayap yang berada di hulu Sungai Tayap. Namun penutur dialek Kebuai, selain bermukim di Kampung Kebuai, adap**a yang bermukim di Kampung Tanjung Bunga (+ 7 km dari Kampung Kebuai). Jumlah penutur bahasa dialek Kebuai diperkirakan 1.870 jiwa.

2) Kelompok penutur dialek Tayap Hulu atau S**a Maju. Salah satu penutur dialek ini adalah masyarakat Dayak S**a Maju, atau yang dikenal juga dengan masyarakat Tayap Ulu atau orang Tayap. Mereka tinggal di sepanjang daerah aliran Sungai Tayap.
Bahasa yang dituturkan oleh orang S**a Maju sama persis dengan bahasa yang dipergunakan oleh orang-orang Dayak yang bermukim di Kampung Tanjung Beringin dan Engkadin. Ciri-ciri umum dari dialek Tayap Hulu adalah penggunaan huruf [o], terutama pada posisi akhir kata, misalnya ke mono (ke mana), sopo (siapa) dan biopo (berapa), sama seperti dialek Kebuai. Penutur bahasa berdialek Tayap Hulu berjumlah sekitar 672 jiwa.

3) Kelompok penutur dialek Pangkalan S**a. Sama dengan Kebuai, Pangkalan S**a adalah nama kampung yang berjarak sekitar 4 km dari Kampung S**a Maju. Sepintas lalu bahasa yang dituturkan oleh orang Pangkalan S**a terdengar sama dengan bahasa berdialek S**a Maju atau Tayap Hulu.
Bahkan kedua kelompok bahasa (dialek) ini menurut tetua adat berasal dari bahasa Lemandau (Kalimantan Tengah). Namun sesungguhnya dialek Pangkalan S**a memperlihatkan adanya ciri khusus. Bunyi [a] pada posisi akhir kata yang terdapat dalam kosa kata bahasa Indonesia, diucapkan sebagai [?]. Penutur bahasa ini jumlahnya sekitar 620 jiwa.

Kehidupan hingga kebudayaan masyarakat Dayak Tayap ( Kebuai) tidak jauh berbeda dengan masyarakat Dayak lainnya, memiliki tradisi dan acara adat ritual tradisional serta mereka memiliki senjata seperti Tangkint, Mandau dan Sumpit, serta kerap melakukan kegiatan berburu di hutan sekitar pemukiman mereka.

Keterangan ;
Untuk foto yang kita tampilkan ini hanya pemanis saja sebagai pelengkap, karena berhubung pakaian adat Dayak ini masih ada kemiripan ,dan kesamaan satu sama lainnya dengan kostum pakaian adat Dayak lainnya.

Address

Pontianak
Samarinda

Telephone

+6288103639100

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Jurnal Newsborneo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share


Other News & Media Websites in Samarinda

Show All