20/03/2024
SUARA TAWA ISTRIKU
"Assalamuallaikum." Aku berseru saat membuka pintu rumah, tetapi bukannya sahutan salam balik, aku malah mendengar tawa ....
"Hihihihihi ...."
"Astaghfirullah ...." Aku beristighfar sambil menggumamkan ayat kursi, suara apa itu? Sejenak menenangkan diri dengan rasa was-was, aku berusaha mencerna jelas suara apa itu.
Tampaknya, dari kamarku ....
Segera, dengan hati-hati, aku menuju ke sana.
Dan siapa sangka ....
"Hihi hahahaha!" Nyatanya, itu tawa wanitaku, wanita cantik berhijab yang aku nikahi. Istriku sendiri.
"Dek, astaghfirullah!" Aku menegurnya, dan spontan ia menoleh.
Bukannya merasa bersalah, dia malah ngakak lagi.
"Eh, Mas Nanda udah pulang," katanya, masih sedikit haha hihi.
Aku menatap dengan mata memicing. "Assalamuallaikum!" salamku.
"Waallaikumussalam, Mas. Maaf, ya, aku gak denger."
"Kamu kenapa ngakak di depan ponsel gitu huh?" tanyaku, perlahan mendekatinya.
"Gak papa, Mas. Cuman liat cerita novel orang aja."
"Emang selucu apa ampe ketawa kayak Mbak Kunti?"
Dia masih cengengesan. "Ini, Mas, aku nemu tokoh cerita pake nama kamu."
"Oh, cuman gitu." Aku memutar bola mata malas.
"Tapi, mirip banget lho ini sama kisah kita, nama istrinya juga sama kek aku, Alisa."
"Hanya kebetulan aja, Dek. Nama kita kan lumayan pasaran."
"Gak hanya itu, Mas. Di cerita ini supir pribadi kita juga sama. Namanya Yanto ... terus pembantunya, Jaenatun."
Mataku membulat sempurna. "Lho, lho, lho? Masa, sih, Dek? Kok bisa kebetulannya seakurat itu?" Ini mencurigakan, bagaimana bisa begitu? Apa si penulis memang menulis kisah hidup kami?
"Iya, Mas, soalnya aku sendiri yang nulis, Mas. Hihihihi."
Aku mendengkus sebal.
Punya istri receh amat.