19/12/2022
7. Orang Toxic part 1
Aku kemudian keluar dari rumah. Pasti Rani membawa mobilnya lagi. Kebiasaan anak itu adalah meliput semua keindahan alam yang ada. Lalu dia akan abadikan ke dalam portofolio album hasil jepretan foto grafinya itu.
Laptop ku matikan dan kemudian ku tutup. Ku simpan dalam laci meja kerja atau belajar kata orang, dan ku kunci rapat-rapat. Aku bergegas berlari keluar rumah sembari meminta izin kepada orangtua bahwa aku akan pergi. Tidak lupa uang saku sebanyak 100.000 yang ku peroleh sebelum berhenti kerja.
"Ma, awak pai ka pantai Tiram beko( ma aku akan pergi ke pantai tiram nanti)"
"Sama siapa?"
"Sama Rani"
Kami menjalin persahabatan lawan jenis ini sejak SMK. Anehnya tidak ada perasaan cinta diantara keduanya. Entahlah. Konon katanya persahabatan lawan jenis pastinya akan ada salah satunya yang jatuh hati.
Macam karakter Yoo Jin dalam drama Korea lawas yang berjudul Winter Sonata. Sang Hyuk mencintai Yoo Jin namun tidak dengan kawannya. Yoo Jin malah mencintai Joon Sang. Bahkan ketika Joon Sang sempat hilang ingatan, perasaan Yoo Jin tak akan berubah. Apakah aku dan Rani nantinya akan saling mencinta?
Beberapa saat kemudian, mobil berwarna ungu gelap itu datang. Itu adalah mobilnya yang berisi muatan 4 orang.
"Itu Rani sudah datang"
Kemudian aku pamit pada ibu. Aku kemudian masuk dalam mobilnya duduk disamping supir. Sebelum menutup pintu Rani keluar sebentar.
"Ante, Rani pai lu yo (tante, aku pergi dulu ya)"
"Ya. Hati-hati dijalan" ibuku yang saat itu sedang menyiram bunga. Mulailah Rani masuk kembali. Dia mengendarai mobilnya. Aku jadi penumpang dalam mobil tersebut.
Aku tinggal di Pariaman sudah memasuki 11 tahun. Sejak tahun 2012. Tahun hoax terbesar sepanjang abad dimana itu ada teknik promosi, yang membuat anxiety berjamaah.
Pernahkah kau mendengar bahwa ada rumor bahwasannya akan ada terjadi kiamat ditahun itu? Orang-orang sudah berkeringat dingin. Tiap bentar orang melihat matahari, dan pergerakan astronomi yang lainnya.
Tak hanya itu saja, mereka semua membahas issue tersebut seperti orang-orang membahas issue politik. Aku saja hampir termakan oleh hoax itu. Namun, aku mencoba berfikir secara rasional bahwasannya yang tahu akan itu semua hanyalah Tuhan semesta alam.
Ternyata issue itu diralat menjadi kelahiran suku maya. Memang benar, itu adalah kelahiran memperingati hari jadi suku Maya. Peringatan kiamat juga berasal dari mereka agar film mereka laku dipasaran. Ironi memang.
Waktu sudah berlalu. Dunia baik-baik saja. Hanya saja, sebelum aku pindah ke sini keluargaku menjadi korban gempa ditahun 2009.
"Kamu disini baru 11 tahun?"
"Ia. Aku waktu itu berada di Pekanbaru"
"Kok bisa pindah kesini"
"Aku waktu itu gak lulus SMP. Makanya aku pindah kesini"
"Oh. Tapi kamu hebat ya, kuliah masuk jalur undangan"
"Aku ujian karena aku jujur tidak melihat kunci"
Itu adalah hari yang paling suram yang pernah aku alami. Teman-temanku melihat kunci jawaban lulus semua. Sementara aku mencoba bersusah payah belajar, ternyata tidak mencapai standar kelulusan. Ini sungguh menyakitkan. Ternyata kejujuran terkalahkan oleh kunci jawaban yang saat itu beredar bebas, melalu SMS yang tidak tau siapa pengirimnya.
Untung saja, saag aku lulus SMK sekarang nilai UN tidaklah penting. Tapi nilai harian sekolah menjadi standar kelulusan 60%.
"Dulu, standar kelulusan mencapai 60% dari semua nilai ujian. Sekarang nilai harian yang menjadi patokan" kataku.
"Tapi katanya sistem pendidikan sudah berubah. Adik aku saja, sudah membuat tugas setebal lembaran skripsi. Dimana harus ada hipotesis dan sumber kognitif"
"Kalau aku di SMK sudah belajar hal yang demikian. Masalah seperti itu tidak perlu diperpanjang"
"Ia. Cuman masalahnya untuk SMA kami gak belajar kaya gitu"
Pemandangan sekitar area pantai tak bisa dibohongi. Pepohonannya masih asri dan cocok dijadikan ikon logo foto prewedding. Pohon-pohon aru yang tersusun, dimana celahnya itu mengingatkan aku pada replika sebuah drama Korea yang terkenal pada masanya.
"Sumatera Barat ini, sebagian pemandangannya hampir mirip dengan Korea dibagian pedesaan"
"Benarkah?"
"Di pantai Caroline, saat aku ikut jurit malam disana paginya kami gerak jalan santai. Sekitar area pantai mengingatkan aku pada adegan Park Si Beom dalam film FLY UP. Di Payakumbuh katanya juga ada. Tapi lain halnya perbatasan Riau dan Sumbar. Danau Mingkuang, itu sedikit mengingatkan aku pada film Harry Potter"
"Dan pasti kamu mau bilang, pemandangan di Pariaman mirip dengan background Yoo Jin dan Joon Sang dalam drama WINTER SONATA"
Dia sudah tau jalan pemikiranku ternyata.
"Kamu"
"Ibuku s**a nonton drama itu. Pagi-pagi saja sebelum dia memasak, dan menyapu dia menyempatkan diri untuk menonton drama itu. Ah, kisah cinta Yoo Jin dan Joon Sang itu berat banget. Paling menjengkelkan itu adalah Oh Chae Rim dan Kim Sang Hyuk"
"Yoo Jin dan Kim Sang Hyuk itu adalah bukti persahabatan antara laki-laki dan perempuan, salah satunya pasti ada yang mencintai. Apakah diantara kita nantinya akan ada yang mencinta?"
Mendengar itu Rani terdiam. Wajahnya memerah seakan dia ingin berucap, namun ia berusaha untuk fokus terhadap yang lain.
"Oh ya, kita sudah sampai"
Sebuah gapura bertuliskan SELAMAT DATANG kami masuki. Sekitar area pantai banyak pepohonan. Mobil diarahkan ke sebuah kantor. Kami berhenti disana. Aku keluar terlebih dahulu, dan menutup pintu mobilnya. Aku menghampiri sebuah kedai makanan ringan yang letaknya dekat dengan jembatan berkayu.
Aku membeli makanan seperti minuman dan snack yang dis**ai oleh Rani. Saat aku membeli makanan, dia datang menepuk pundakku.
"Hey, kamu beli ini semua?"
"Ia biar aku yang beliin"
"Udah biarin aja. Soalnya aku yang ngajak kamu"
"Gak apa-apa."
Aku membayar sebanyak 100 ribu. Tapi gadis itu mencegahnya.
"Jangan. Biar aku aja yang bayarin. Jangan repot-repot"
"Rani"
"Berapa totalnya bu"
"50.000"
"Kamu bayar setengah aja. Aku 25, kamu 25"
Maksudnya 25.000 perkepala.
"Ya udah deh"
Setelah membeli beraneka ragam jajanan, rani membawa kresek hitamnya. Untuk menuju ke arah pantai, kami melewati jembatan berkayu yang kirinya ada bambu. Kami harus berhati-hati menaikinya. Sebab, beberapa bagian sudah ada yang dimakan rayap. Aku membimbing Rani dengan menggenggam tangannya supaya tidak jatuh. Dia sebenarnya takut. Tapi aku membimbingnya agar dia bisa menjaga keseimbangan. Langkah kami berhenti ditengah-tengah. Aku melihat pemandang laut yang bermuara dipantai ini. Serta ada mentari yang bersinar terang.
Dibawahnya, ada kapal kayu yang digunakan untuk para pengunjung.
"Cantik banget ya"
"Ia. Cantik banget"
Setidaknya kejenuhanku dibayar oleh pemandangan yang sungguh indah ini.
"Ayo Ran, kita jalan kesana. Kamu bawa kamerakan?"
"Ia, aku bawa kamera. Kamu jadi modelnya ya"
Sebenarnya, selain pemandangan yang aku lihat ada pemandangan lain yang lebih indah dari itu. Tapi aku takut untuk menjelaskannya. Hah, lebih baik aku simpan saja untuk sementara.
Akhirnya kami sampai disana. Pemandangannya indah. Tapi, banyak jaring-jaring yang terikat sebagai ayunan.
"Naik ayunan itu yuk?"
"Nggak ah. Bayar"
"Cuman 5000 doang. "
"Daripada main ayunan. Kita makan dulu, habis itu kita jalan-jalan"
"Oke-oke."
Sambil makan, aku melihat sepasang kekasih yang sedang piknik disana. Posisi mereka sang perempuan duduk dipaha laki-laki. Mereka bergelayut manja. Aku saksikan, laki-lakinya memas**an tangannya ke dalam baju perempuan lewat kerah. Tangannya seperti memelintir sesuatu, begitu pelan tapi sang perempuan begitu menikmatinya. Anehnya sang perempuan berusaha melepaskannya. Tapi laki-laki itu dari gerak-geriknya mencoba meyakinkan.
Sepertinya perempuan itu dipaksa minta jatah.
"Eh, Rani Lihat itu. Sicowoknya"
Rani yang waktu itu sedang makan roti, dimana awalnya dia mengunyah begitu kencang, ritmenya berubah begitu pelan seperti kaset rol yang menuju pause. Matanya menatap dengan serius. Kami melihat, perempuan itu bagian tubuhnya mulai di raba oleh lelaki itu.
"Pemandangan macam apa ini"
"Udah ran, kita habiskan makanan ini"
"Oke"
Pasangan itu mulai mengganggu suasana. Kami menghabiskan semua snack bersama-sama. Sesudah snack habis, aku membuang sampahnya dan menikmati panoramanya.
Rani merekam pemandangan pantai itu. Mulai dari pohonnya. Dia berputar-putar kegirangan.
"Hati-hati Ran. Nanti kamu jatuh"
"Ia"
Entah kenapa ketika kami sedang berkeliling melihat panorama disini ada yang memutar lagu FROM TO THE BEGINNING dari RYU? Biasanya lagu Minang yang terputar keras, seperti dari Rayola, Ratu Si Kumbang dan penyanyi Minang lainnya. Sudah pemandangannya seperti ini, lagunya ini p**a.
"Kenapa lagunya ini?"
"Mungkin semesta menyuruh kita berperan sebagai Joon Sang dan Yoo Jin"
"Heh. Kalau lagu Korea yang lain tidak apa-apa. Tapi, ini malah sountrack dari drama lama"
"Tapi cocok juga sih ya. Soalnya tempatnya mendukung. Namun sayangnya kita tinggal di negara Tropis, jadi yang kurang tidak ada salju"
Rani ketawa.
"Jadi, kamu mau jadi Joon Sang gitu?"
"Nggak"
"Terus"
"Aku mau jadi diriku sendiri saja"
Kami berjalan santai melewati pepohonan yang ada.
"Drama Korea sekarang banyak yang bagus. Apalagi yang genre thriller"
"Aku pengen nonton drama yang pemainnya Park Solomon."
"Aku tau itu dramanya yang mana. Dramanya dingin, romance tipis-tipis. Oh ya, kalau seandainya kamu jadi pemeran utama didrama Korea kamu pengennya pemeran utama ceweknya siapa?"
Aku tersenyum saja.
"Kok kamu senyum aja"
"Biarkan pencipta alam yang menentukannya. Jika ada perempuan yang dijadikan jodohku nantinya, dialah yang akan menjadi pemeran utama wanitanya dalam kehidupan"
"Bener"
Rute kami tak disitu-situ saja. Tapi di area pantai juga. Kami melihat ombak yang menurutku cukup ganas. Bermain air disana, serta mengumpulkan kulit kerang. Sudah macam orang pacaranlah kami. Kami tertawa lepas, foto bergantian. Bahkan aku memberanikan diri foto berdua dengan Rani. Cuman kami berdua berkawan wajarlah ya.
Aku dan dia melihat hasil fotonya.
"Nanti aku cuci" katanya seakan dia s**a hasilnya.
Saat kami melihat foto-foto yang lain, aku melihat seseorang yang di hempas ke mana arah ombak datang. Perempuan itu bajunya basah kuyup karena di dorong. Wanita itu memakai baju putih yang akhirnya menampakan pakaian dalamnya walau tidak jelas. Perempuan tampak tak berdaya. Dia mel-ayangkan tangannya ke arah perempuan itu. Lalu laki-laki itu men-ndihnya sambil mmen_c-i-umnya. Cc-ium-an itu begitu ganas. Tak malu dia lakukan didepan semua pengunjung. Perempuan itu berusaha melepaskan diri. Tapi ditahan.
Kami semua melihatnya bergidik ngeri. Perempuan itu melepaskan dirinya, bahkan berteriak seraya minta tolong. Tapi laki-laki itu menarik celana perempuan itu, bahkan melakukan kekerasan dengan cara yang tidak pantas.
"TOLONG!!!!" Perempuan itu berteriak. Menandakan dia tidak baik-baik saja.
"LEPASKAN!!"
"Farel, perempuan itu dalam bahaya Farel."
"Bahaya?"
"Perempuan itu mau di tiduri secara tidak halal"
"Hah?!"
"Tunggu sini. Aku panggil keamanan disini"
"Oke"
Perempuan itu berkali-kali minta tolong. Laki-laki itu seakan ingin bertindak terlalu jauh. Tangannya berusaha melepaskan kancing bajunya.
"LEPASKAN!!! JANGAN!!!!TOLOONGGGGGGH!!!!!!!"
Aku mencoba untuk mendekatinya pelan-pelan.
Laki-laki itu mencoba untuk menutup mulutnya.
"LEPASKAN!!! AAAAAAAA!!!! JANGAN!!!!!"
Paling parahnya, perempuan itu diseret ke laut. Dia berusaha menghilangkan wanita itu. Karena aku tak tahan, aku berlari untuk menyelamatkannya. Tak tahan aku melihatnya. Ku lihat perempuan itu terbatuk-batuk bahkan meludah gara-gara air laut yang terasa asin.
Aku mmucoolnya. Aku menarik kerah baju pria itu dengan emosi yang meledak-ledak. Aku melakukan hal yang sama kepada laki-laki itu terhadap wanita yang berusaha ingin ia hilangkan.
"ITU PADUSI TAU NDAK ANG!!!( itu perempuan tau kau!!)"
T-nju yang ku layangkan membuat terjatuh dan tersiram ombak air laut. Perempuan itu wajahnya babak belur terlepas dari sifat keji laki-laki ini.
"Jan ikuit campua itu cewek den!!!( jangan ikut campur, itu cewek gua!)"
Dia membalas apa yang dia lakukan. Kondisi mulai berbalik, bahkan dia nekat ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan kepada wanitanya. Tapj gagal, lantaran Rani datang bersama polisi, keamanan pantai serta beberapa saksi lain.
Laki-laki itu sekarang diborgol oleh polisi.