20/07/2024
Mengingat Kematian QS Ali Imran Ayat 145
“Mengingat Kematian” Di dalam surat Ali Imran ayat 185. Artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” Kedatangan maut memang secara tiba-tiba dan tidak dapat dihentikan.
Kematian merupakan sesuatu yang pasti, pada hakikatnya, setiap yang bernyawa pasti mengalaminya.
Supriyanto alias Ilyas Ketua Umum Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK), menjelaskan:
Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 185. Artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” Kedatangan maut memang secara tiba-tiba dan tidak dapat dihentikan.
Di dalam Surah Yunus ayat 49 dan Surah Al-Jumu’ah ayat delapan tentang ajal. Artinya, “Bagi setiap umat ada ajal, ketika ajalnya telah tiba, maka mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” Kemudian, “Walaupun berusaha lari, mereka tidak akan pernah lepas dari kematian.”
Kematian bukanlah akhir kehidupan. Ia hanya pintu gerbang menuju alam akhirat. Di sana setiap manusia akan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya selama di dunia.
Kemudian, tiap manusia akan memeroleh balasan sesuai dengan apa-apa yang telah diperbuat. Prinsipnya, dunia adalah tempat menanam dan akhirat menjadi tempat menuai.
Pentingnya mengingat kematian. Setiap Muslim berpeluang untuk menyimpang dari jalan lurus. Jalan yang diyakininya dapat mengantarkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Dengan mengingat kematian, ia akan teringat kepada misi hidupnya. Ia akan ingat, semua perbuatan kelak akan dipertanggungjawabkan. Pada akhirnya, ia berupaya kembali pada jalan benar.
Mengingat kematian, menurut Imam Al-Ghazali, dapat p**a mengobati jiwa yang sakit, menyegarkan spiritual yang letih, serta membangun kembali kekuatan dan energi batiniah yang tidak berdaya.
Maka semakin banyak mengingat kematian, semakin meningkat p**a ketekunan dan optimisme dalam melaksanakan hak-hak Allah SWT, di samping semakin ikhlas dalam beramal.
Mengingat kematian adalah sarana yang tepat untuk menyucikan jiwa, meredam gejolak nafsu dan melembutkan hati. Sebaliknya lupa akan kematian akan menyebabkan tidak terkontrolnya nafsu, kerasnya hati, sehingga ia lupa terhadap kewajibannya sebagai manusia.
Ziarah Kubur, Banyak cara bisa digunakan untuk mengingat kematian, diantaranya dengan berziarah kubur. Sabda Rasulullah SAW, “Semula aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang, berziarahlah kalian!” (HR Muslim).
Ziarah yang dimaksud bukan untuk meminta sesuatu dari ahli kubur, tetapi untuk mengingatkan bahwa kita pun akan seperti mereka. Tidak ada batasan kuburan siapa yang mesti diziarahi. Tidak hanya kubur orang-orang terkenal saja, kuburan siapa saja bisa diziarahi.
Membaca kisah wafatnya Nabi SAW, para sahabat, orang-orang saleh dan para ulama, juga bisa dilakukan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah mereka. Paling tidak dengan membacanya terlintas keinginan untuk meninggal dalam husnul khatimah seperti mereka.
Mengingat kematian, selain bermanfaat, juga merupakan sunnah yang harus terus dilestarikan. Dengan harapan sunah yang baik ini dapat mensucikan jiwa dan melembutkan hati. Wallahu a’lam bish-shawab.
Didalam Kitab suci Alquran surat Ali Imran Ayat 102 mengatakan: “Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar benar taqwa kepada Nya dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS Ali Imran : 102). Firman ini merupakan peringatan dari Allah untuk senantiasa beribadah dan mengingat Nya sebab merupakan kerugian terbesar ketika seorang hamba meninggal dalam keadaan selain islam.
Di dalam QS Ali Imran Ayat 145
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. (QS Ali Imran : 145). Setiap hamba Allah akan meninggal dengan sepengetahuan dan atas izin Nya, tidak ada yang mampu menentukan kapan dan cara kematiannya sendiri. Sebab merupakan sebuah ketetapan yang hanya diketahui oleh Allah sebagai pencipta nya.
QS Ali Imran Ayat 185 Menerangkan: Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang tidak merasakan mati, bahkan malaikat pencabut nyawa pun nantinya juga akan merasakannya dan hanya Allah yang hidup sebelum semua dibangkitkan di hari akhir atau hari pembalasan nanti. Dan kematian bukan akhir dari perjalanan seseorang, melainkan sebuah jalan untuk mencapai kehidupan baru yang lebih yaitu kehidupan di alam kubur dan di akherat yang kekal nanti.
Meskipun demikian jika kematian tersebut dilakukan dengan bunuh diri merupakan tindakan yang dilarang oleh agama. Karena sudah jelas bahwa hukum bunuh diri dalam islam diharamkan, “Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS Ali Imran : 185).
Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (Gmicak), Menambahkan :
Demi Kebutuhan Duniawi Jangan Lupakan Ibadah Untuk Zona Wa Innalillahi Rojiun
Seseorang harus senantiasa mengingat kematian, bahwa dirinya suatu saat nanti akan mati. Seseorang juga harus mengorbankan kesenangan duniawinya untuk beramal saleh agar mendapatkan pahala yang akan mengantar orang tersebut mendapatkan ganjaran surga.
Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia.
Demikian uraian penjabaran mengingat kematian semoga bermanfaat.
Penulis : Pria Sakti
Sumber : Kitab Suci Alquran