TITAH TIMUR PRESS

TITAH TIMUR PRESS Menggali dan mengembangkan potensi, menginspirasi dan memotivasi anak bangsa di tengah persaingan

15/05/2024

MUNDUR KE MANA ?

Suatu ketika, seseorang bertanya kepada Dr. Muhammad Imarah dengan pertanyaan yang agak mengejek dan mengolok:

"Saya dengar, anda ingin sekali syariat Islam diterapkan. Apakah anda ingin membawa kami mundur ke belakang?"

Mendapatkan pertanyaan bernada merendahkan itu, beliau pun menjawab dengan balik bertanya:

"Ke belakang yang mana maksud anda?
Apakah ke belakang yang anda maksud adalah 100 tahun yang lalu, saat Islam menguasai separuh dunia selama 500 tahun?

" Atau maksud anda lebih jauh lagi ke belakang saat dimana Dinasti Mamalik (Mamluk) menyelamatkan dunia dari ganasnya serbuan Mongol dan Tartar?"

"Atau lebih jauh lagi ke belakang saat Dinasti Abbasiyyah menguasai separuh dunia?"

"Atau ke belakang sebelumnya, di masa Dinasti Umayyah, atau sebelumnya lagi saat Umar bin Khatab menguasai banyak kawasan di dunia ini?"

"Atau di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, saat beliau mengirim surat ke penguasa Imperium Romawi kala itu, Naqfur, beliau menulis:
"Dari Harun Ar-Rasyid Amirul mukminin, kepada Naqfur guguk Romawi (كلب الروم)"

"Atau ke belakang saat Abdurrahman ad-Dakhil bersama pas**annya berhasil menaklukkan Italia dan Prancis? Itu jika dalam bidang politik" .

"Atau maksudmu ke belakang adalah dalam bidang keilmuan, ketika ulama Arab seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Alkhawarizmi, Ibnu Jabir, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dll, mengajarkan dunia Arab dan dunia Barat tentang ilmu kedokteran, farmasi, arsitektur, falak dan sastra?"

" Atau ke belakang maksudmu dalam hal kehormatan? Ketika seorang Yahudi kafir mengerjai seorang muslimah hingga terlepas bajunya hingga ia berteriak histeris, maka Khalifah Al Mu'tashim mengirim pas**an untuk membalas apa yang dia lakukan dan mengusir orang Yahudi dari negaranya? Sementara hari ini, para muslimah diperkosa sedangkan pemimpin negeri muslim hanya diam tak bisa berbuat apa-apa?"

"Atau ke belakang maksudmu saat kaum muslimin membangun universitas pertama di Spanyol yang menggemparkan Eropa kala itu, sehingga sejak itu, pakaian jubah longgar besar dari Arab menjadi pakaian wisuda hampir semua universitas di dunia? Dan di bagian atasnya ada topi datar dimana dahulu dijadikan tempat meletakkan Al Qur'an saat acara wisuda?"

"Atau maksudmu ke belakang, saat Kairo menjadi kota paling indah di dunia?"

"Atau ketika 1 Dinar Iraq setara dengan 483 dolar?"

"Atau maksudmu ke belakang, saat orang-orang melarikan diri dari Eropa yang dilanda kemiskinan dan pergi menyelamatkan diri menuju Aleksandria (Mesir), atau ketika Amerika meminta bantuan Mesir untuk menyelamatkan Eropa dari kelaparan?"

"Tolong beritahukan padaku, mundur ke belakang mana yang kamu maksudkan?"

Si penanya terdiam, kerongkongannya bagai tersumbat benda asing... !

30/04/2024

TERPATAHKANNYA KLAIM RELIEF KAPAL DICANDI BOROBUDUR SEBAGAI PENINGGALAN WANGSA SYAILENRA, SRIWIJAYA

Pada Tahun 1992, seorang peneliti asal Jepang bernama Yoshiyuki Yamamoto berhasil merekonstruksi kapal yg terpahat di candi Borobudur. Menariknya, sebelum Yoshiyuki menemukan siapa yg bisa membuat kapal semacam itu, maka iapun mencarinya kemana-mana. Termasuk ke p**au Sumatra dan juga banyak menemui pembuat kapal di daerah pantura di p**au Jawa. Namun tidak ada satupun yg bisa memahami cara pembuatannya. Maka selanjutnya ditunjukkan kepadanya agar segera menuju Madura yaitu di p**au Kangean, namun juga tdk ada yg memahami cara pembuatan kapal sejenis itu.

Dari Pulau Kangean, berikut ditunjukkan lagi untuk menanyakan kepada pembuat kapal yang ada di Bira, Provinsi Sulawesi Selatan. Saat di Bira, Yoshiyuki menemukan jawabannya. Orang Bira atau orang Bugis menyebutnya sebagai kapal "LAMBO". Lantas mereka masih bisa membuatnya. Maka perintah pembuatannya dilaksanakan dan jadilah sebuah kapal. Berikut kemudian dilayarkanlah kapal itu ke Jepang oleh Pelaut Sul-Sel. Setelah sampai di Jepang, kapal tersebut disimpan di museum maritim Osaka, Jepang.

Usai Yoshiyuki, rekonstruksi ulang dilakukan oleh Nick Burningham arkeolog asal Australia dan Philip Beale asal Inggris. Lalu kemudian berlayar sampai ke Madagascar. Tapi sayang ada yang menggelitik di hati. Yakni pelaut yg mampu memegang kemudi dari jarak jauh adalah berasal dari Makassar dan yang bisa membuat kapal sejenis itu adalah org dari Makassar juga, tetapi narasinya dianggap sbg peninggalan Sriwijaya dan Wangsa Syailendra. Bahkan kebanyakan yang tak merasa malu mengklaim sebagai kepunyaan Majapahit.

COLLI" PUJIE ARUNG PANCANATidak banyak tokoh perempuan yang terkenal di Indonesia, terutama dari Indonesia bagian timur....
25/04/2024

COLLI" PUJIE ARUNG PANCANA

Tidak banyak tokoh perempuan yang terkenal di Indonesia, terutama dari Indonesia bagian timur. Salah satu tokoh dari timur yang telah melakukan hal-hal luar biasa, tapi tidak begitu dikenal adalah Colliq Pujie, lengkapnya Colli Pujie’ -Arung Pancana Toa-Matinroe ri Tucae’. Ia pun biasa disebut Retna Kencana Datoqna La Pageqlipue’, seorang pengarang dan intelektual perempuan yang lahir pada abad ke-19 di Sulawesi Selatan.

Salah satu tokoh yang sangat terkait erat dengan Arung Pancana ini adalah karya sastra La Galigo. Entah apa yang ada di benak Colliq Pujie ketika dia menyetujui permintaan Benjamin Frederik Matthes, seorang missionaris Belanda, untuk menyalin kembali epos besar Bugis La Galigo tersebut.

Nyatanya, salinan ulang tersebut lebih dari seratus tahun kemudian masih terus mencengangkan dunia. Tidak hanya panjang epos yang melebihi Mahabharata ini yang dikulik ahli dari beberapa negara. Colliq Pujie-pun menjadi subjek perbincangan dan penelitian.

Memiliki Banyak Kemampuan

Colliq Puji memiliki banyak kemampuan. Kecerdasan emosional dalam memilah persoalan dan mengambil keputusan misalnya, begitu tampak saat cucu syahbandar terkaya di Sulawesi Selatan tersebut bisa menyikapi “si kulit putih” (Tau P**e) pada saat yang tepat.

Sikapnya tegas dan menunjukkan perlawanan ketika dia melihat Belanda sebagai pihak yang dengan berbagai cara menguasai masyarakat, adat, dan tanah Bugis.

Namun, dia juga menunjukkan sikap positif saat dia menyetujui permintaan B.F. Matthes, seorang misionaris Belanda, untuk menyalin kembali dengan tulisan tangan naskah La Galigo yang tersebar di banyak lontaraq.

Hanya Colliq Pujie yang mengetahui persis alasannya mengapa dia mau melakukan tindakan tersebut. Namun pilihan untuk menyalin dan menjadikan epos Bugis tersebut menjadi 12 jilid untuk kemudian dibawa Matthes ke Belanda terbukti strategis.

Paling tidak ada bagian La Galigo yang tetap utuh, tercatat dan menjadi bahan kajian serta dinikmati berbagai bangsa di dunia. Hanya dengan pertimbangan cerdas dan kematangan emosionallah yang membuat seseorang mampu melakukan hal rumit tersebut selama bertahun-tahun.

Colliq Pujie adalah seorang sastrawan, sejarawan sekaligus ilmuwan. Nurhayati Rahman menegaskan hal ini. Kemampuan menyalin kembali dan mengedit La Galigo tentunya tidak bisa dilakukan sembarang orang. Hanya mereka yang betul-betul ahlilah yang bisa melakukannya.

Dalam hal ini, Colliq Pujie telah memperlihatkan diri sebagai perempuan cerdas yang mengetahui secara baik dan mendalam sastra dan budaya Bugis. Selain itu, dia telah menulis karya-karya seperti La Toa, yang menurut Nurhayati merupakan kredo politik Colliq Pujie.

Menyadur karya sastra bernilai tinggi baik yang berasal dari Bugis maupun bangsa lain seperti Melayu dan Persia juga dilakukan cucu saudagar ternama ini.

Sebagai sejarawan, pengetahuan dan pemahamannya dibuktikan saat perempuan beranak tiga ini misalnya menuliskan Sejarah Kerajaan Tanete.

Kecerdasan Arung Pancana Toa juga menghantarkannya menciptakan huruf Bilang-bilang yang kemudian dijadikannya alat komunikasi rahasia dengan para pengikut dan sekutunya dalam upayanya menentang pendudukan Belanda di Tanah Bugis.

Khusus huruf Bilang-bilang, Nurhayati berargumen bahwa surat menggunakan huruf rahasia inilah yang membuat pengikuti dan sekutunya melakukan beberapa perlawanan terhadap Belanda, terutama di Segeri dan Tanete. Bisa dihitung jari berapa gelintir orang di dunia ini yang mampu mencipta huruf, salah satunya adalah Colliq Pujie.

Masih banyak lagi kemampuan lain yang telah diperlihatkan Colliq Pujie seperti penguasaan administrasi dan keuangan pemerintahan (berdasarkan pengalaman di Kerajaan Tanete) serta kepemimpinan (menjadi Ratu di Pancana dan Lamuru).

Hal lain lagi yang bisa disebutkan adalah kemampuannya menguasai bahasa (Melayu, Bugis, Makassar dan Arab). Sudah barang tentu masih banyak lagi bakat dan kemampuan yang telah ditunjukkan oleh perempuan yang bernama Melayu Retna Kencana ini.

Meninggalkan Warisan Bagi Dunia

Kemampuan Colliq Pujie menyalin kembali sekaligus mengedit 12 jilid La Galigo telah menjadikannya sebagai intelektual dan sastrawan yang menjadikan epos Bugis tersebut bisa dibaca dan dipelajari siapa saja.

Perempuan ini mampu menjadikan La Galigo tidak lagi hanya menjadi milik orang Bugis semata atau bangsa Indonesia saja, tapi menjadi milik dunia. Jika dulu bangsa-bangsa Eropa datang dan menduduki tanah Bugis, maka dengan La Galigo, Bugis-lah yang ”menguasai dunia” dengan caranya sendiri.

Selain itu, warisan sastra tersebut tidak hanya melintasi ruang, tapi juga waktu. Berbagai negara sekarang ini misalnya telah menikmati pertunjukan teatrikal La Galigo, padahal sang penulis ulang dan editornya telah terbaring tenang di alam keabadian lebih dari satu abad yang lalu di Tucae.

tersebut ditambah dengan beberapa pertunjukan di berbagai negara, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa La Galigo telah menjadi salah satu pengharum nama Indonesia di tingkat internasional.

Tentunya, semua ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan dan keputusan Colliq Pujie untuk mau menuliskan ulang dan mengedit La Galigo lebih dari seratus tahun lalu.

Penentang Kekuasaan Belanda

Di Tanah Bugis, Colliq Pujie menjadi salah satu penentang kekuasaan Belanda. Anaknya sendiripun yang menjadi perpanjangan tangan Belanda, tanpa kompromis ditentang oleh perempuan pemberani ini.

Oleh Nurhayati Rahman, dia disebut sebagai aktor perlawanan rakyat. Belanda begitu mengkhawatirkan kemampuan dan karisma Colliq Pujie dalam mempengaruhi dan mengorganisir sekutu dan pengikutnya untuk melakukan perlawanan sehingga diapun, karena alasan politis, dikucilkan oleh Belanda selama 10 tahun dengan mendapat tunjangan seadanya. Inilah sisi lain Colliq Pujie.

Sisi kedua dari seorang Colliq Pujie adalah kemampuan intelektual dan emosionalnya (seperti telah diuraikan di atas) yang dalam banyak hal terbukti luar biasa, baik dalam bidang ilmu pemerintahan, sejarah, sastra maupun budaya. Karya-karyanya sampai saat ini masih menjadi bukti nyata abadi akan kemampuannya tersebut.

Jadi, Colliq Pujie telah mampu memadukan dua kekuatan menjadi satu. Layaknya dua sisi mata uang koin, dalam diri seorang Colliq Pujie, semangat juang Tjoet Nyak Dhien dan para pejuang perempuan lain seakan bertemu dengan kekuatan intelektual Kartini, Dewi Sartika dan lainnya. Keduanya tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Apa yang ditemui dalam diri Colliq Pujie ini bisa menjadi satu cara pandang baru di Indonesia dalam melihat ketokohan dan kepahlawanan perempuan.

Just another WordPress.com weblog

Dinding PARTISI RUMAH KAYUTITAH TIMUR ALUMINIUMWA 081241349984
23/04/2024

Dinding PARTISI RUMAH KAYU

TITAH TIMUR ALUMINIUM
WA 081241349984

Kitchen SETLemari Dapur gantungTITAH TIMUR ALUMINIUMWA 081241349984
23/04/2024

Kitchen SET
Lemari Dapur gantung

TITAH TIMUR ALUMINIUM
WA 081241349984

06/04/2024

KEJAHATAN ITU TIDAK ADA

Seorang profesor Atheis mengajar dalam kelas fisika mengajukan pertanyaan :

Profesor : "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."

Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

Semua terdiam, tak ada yang bisa jawab hipotesis sang profesor

Tiba-tiba seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof, Saya ingin bertanya, apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.
Suhu 460⁰ Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas.

Selanjutnya, apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.
Tapi anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu.
Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.

Jadi apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang tapi kemudian menjawab : "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. _Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan._ Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.
_Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."_

25/03/2024

Kayu Gaharu

16/03/2024

Jejak² kaum Wahabi

11/01/2024

Betapa banyak pecinta tlah merenungi & meyakini perpisahan dlm semua penyatuan. Karena itu para pecinta akan puas memenuhi hasrat & dahaga batin dgn sepenuh jiwa mrk disaat langit memberi waktu kebersamaan.
Namun..., segera setelah langit menyalakan api perpisahan ___ bagai lilin, tubuh mereka meleleh ketika jiwanya terbakar.

27/12/2023

PERANG SUPPA

Tercatat dalam Lontara' _Minruranna Suppaini,_ dikisahkan perang Suppa sebagai perlawanan atas serangan Belanda yang diwakili oleh Kapten Ternate bersama seluruh pas**annya untuk menguasai Kedatuan Suppa. Iring - iringan pas**an Ternate melewati jalur darat Segeri, Tanete, Palanro, Bacukiki untuk sekanjutnya akan merapat ke Suppa.

Di Tanete, Kapten Ternate memutuskan untuk menemui Arung Tanete. Ia pun kemudian menuju ke saoraja Arung Tanete mengadakan perundingan dan mengajak Arung Tanete bergab**g untuk bersama - sama menaklukkan Suppa. Arung Tanete menyambut baik tawaran tersebut dan mengukuhkannya dengan _Osong_ di hadapan Kapten Ternate

_"... Suppa' nagi malalattung, Tanete nagi Malebbo riyala pabbaja palla, rekkua tekkurupai ada kujanciyangngekko, pali'ka rimabelaE mutarotoi labEla passering awa langkana awiseng rilebbirekku, napura sitEkkoyiang ada tessikira-kira .."_

Artinya

_"... Suppa'kah yang terbakar atau Tanete yang binasa menjadi penyiang kebun. Jika aku tidak tepati ikrar yang telah kujanjikan, asingkanlah aku ke negeri yang jauh, jadikanlah istri kesayanganku tukang sapu kolong rumah. Inilah tebusan untuk menghilangkan keraguan atas janji yang telah terucap"_

Diceritakan orang suruhan dari Kompeni Belanda ini dalam hal ini Kapten Ternate sampai jualah di daerah Suppa lalu bertemu dengan Raja Suppa dan mengajaknya untuk bekerja demi kepentingan pertolongan darah (sebagai konsekuensi atas tawaran pada tawaran tersebut). Mereka mengatakan jikalau nanti perang antara Kerajaan Suppa dengan serdadu Belanda sudah tidak terhindarkan lagi, maka daerah-daerah yang wilayahnya bertetangga dengan daerah Suppa akan menerima imbasnya, yaitu wilayah Sawitto dan Alitta. Selain itu, hal ini juga akan berdampak p**a pada keberlangsungan kerajaan suppa itu sendiri. Hal yang dituturkan pada halaman 5 dan 6, berikut kutipannya.

Transliterasi:

"... Nayi nassiturusi / Ada nasamaiyo / melorengekko marola / nawawa riperi nyameng / nagau temmapangngewang / nawawa ritengngelomu / Nae rekkuwa labela / tettinului watammu / marolaiwi tangngana / padammu Tuneq Mangkau / ojeng malebboi ri Suppa / malalattuni Sawitto / popodapoi Alitta / kacallai tana rappeng / gangkanna mai ri cina tetenamai ri Langnga / patakkasanna malimpung / napessattoi Jampue / Masolang manengngi bela / pattonrong tapparengngede / Musajurimanettoi / angkaukeng ri mana mu / Natudang tekkajenne / Opu Batarana suppa / ... "

Terjemahan:

"... adapun kesepakatan / yang sudah disetujui semua / tidak kamu mengikut / dalam duka maupun s**a / tanpa adanya pertentangan / mau / tidak berkenan untuk dirimu / Mengikuti keinginannya / Sesamamu anak raja / akan binasa Suppa / menyala sawitto / hancur lebur Alitta / kualat tanah Rappang / Hingga di Cina di di Lengnga / bali Malimpu / Dan dia biarkan p**a Jampue / Rusak semualah / wilayah sekitar danau / Dan kau kecewakan p**a semua / kerajaan warisanmu / dan duduk termenung / Opu Batara Suppa ... "

Setelah berpikir cukup lama, Datu Suppa akhirnya mengambil keputusan untuk menolak tawaran tersebut. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan bersuara lagi dari orang lain, oleh oleh sesamanya pemimpin negara, kecuali jika ini memang dititahkan atau dibolehkan oleh Arungpone ( raja Bone) , karena Bone merupakan tempat asal leluhur Datu Suppa.

"... rekkuwa matti lattuko rikappala tonangenna jeneralenna Betawe, akkedao ri olona jeneralana Betawe, Tomarajanna Juppandang, upalattuni Adammu ! Naiya nabaliyangngi : Ada lebbi uwawae, pajeneng teyai bela marolaiwi tangngana padanna Patuppu Batu Nasangngadinna ri tula patetengiya' singkerru kumaelo molaiwi tangnga napottangaede. Apa' kuwairo mai ammemengenna labela. PuannEnE Mangkau'ku. Toleba patiriengnga' ri tengngana sabalowa, wijanna mappajungngEdE manai' ri botinglangi'. "

Artinya
"... Jika nanti kalian tiba pada kapal yang ditumpangi Jenderal Betawi, katakanlah di hadapannya, Panglima Ujung Pandang ! Sudah kusampaikan pesanmu ! Demikianlah pesan yang mulia kusampaikan. Beliau tidak mau mengikuti pemikiran sesama pemimpin kecuali ada dasar ikatan yang kuat barulah bisa mengikuti pendapat mereka. Karena demikianlah tradisi dari leluhur Raja Berdaulat kami dan demikian p**a amanah pada dunia yang luas bagi anak cucu MappajungngE di Kayangan "

Demikianlah Datu Suppa akhirnya memutuskan untuk berperang melawan pas**an Belanda yang jumlah pas**annya jauh lebih besar. Kapal-kapal Belanda yang didatangkan dari Batavia telah merapat di pelabuhan Suppa. Setelah mendengar kabar tersebut, Datu Suppa menganggap mempertahankan kedatuan Suppa adalah sebuah kewajiban dan kehormatan. Datu pun segera melakukan inspeksi dan memberikan komando kepada prajurit - prajurit yang akan memasuki medan laga.

"... tulinngi matu adakku jalemma kE maegaE. Tarakka'no mattoddang kE ritaroe parekkeng singkerru kana mamusu ri Appasareng kanae, mutudang mangattaiwi bali temmu gulilinna lipu tanae ri Suppa. Rekkuwa matti lattuko ri appasareng kanae, passama tale' alemu ri salekona benteng. Rekkuwa siulorekko sanreseng ri tennga padang, aja muwedding labela ripasauri bentengmu padamu pabali lari ri tennga padang rukkae .. "
Artinya,
"... dengarkan titahku hai prajurit. Berangkatlah kalian sebagai orang yang dipercaya mengemban kesepakatan perang di medan laga. Duduklah mempersiapkan diri menghadapi musuh dari berbagai medan tanah Suppa. Jika nanti kalian tiba di medan peperangan, sebarlah posisi kalian di belokang benteng. Jika kalian saling menyerang dan bertahan dakam arena perang, jagalah agar benteng tidak ditaklukkan oleh musuh di medan perang . "

Perang tidak bisa dihindarkarkan. Para serdadu Belanda dengan persenjataan lengkap memberondong Saoraja. Meriam-meriam ditembakkan menuju langsung ke Saoraja. Pertempuran berkangsung sengit. Kedua pihak saling menyerang. Korban berjatuhan.
Datu Suppa ikut terjun ke medan berperang. Dengan keris kebesaran tersisip dalam ikat pinggang, dia memacu kudanya masuk ke medan laga.

Perang berlangsung cukup lama dan korban semakin berjatuhan. Raja Suppa kemudian memerintahkan seorang kurir untuk menyampaikan situasi ini kepada Arung Rappang dan Alitta. Tidak lama kemudian pas**an dari Rappang datang dan membantu mempertahankan Suppa. Mereka melawan musuh yang menyerang Suppa dari berbagai arah. Hal yang sama dilakukan oleh pas**an Alitta dan Sawitto yang juga turut membantu melakukan perlawanan atas serangan yang dilancarkan pihak Belanda. Mereka semua bertempur dan saling memberi semangat untuk bisa menghabisi musuh mereka.
Suppa menjadi banjir darah, peperangan sudah menelan banyak korban kedua belah pihak. Korban dari pihak Belanda lebih banyak sehingga mereka enggan melanjutkan perang. Karena itu, mereka memutuskan untuk menghentikan perang.

Diadakanlah kembali perundingan antara pihak Belanda dan Raja Suppa yang diwakili oleh dutanya selama tiga hari. Perundingan tersebut dimaksudkan untuk mendamaikan tanah Betawi dengan Addatuang Suppa.

"... Makkedai minrurana kE marajana Juppandang, iyo Batarana Suppa ! Pappesauni musue, talukkani benteng sappo arajae tabatajettoni kanae makkinangonro tasitekkoiyang bela ada tessikira-kira !"

Artinya
"...dikisahkan bahwa Panglima Ujung Pandang berkata, wahai Batara Suppa, hentikanlah peperangan ini. Bukalah benteng pertahanan, benteng yang melindungi kerajaan dan kumpullah semua senjata yang memiliki tempat penyimpanan. Marilah kita menguatkan perjanjian dengan rangkaian kalimat yang teguh "

Dengan melihat semua akibat yang ditimbulkan oleh peperangan ini secara mendalam, dan menimbang begitu banyaknya korban yang telah bergelimpangan, (bahkan di dalam pikirannya hanya ada mayat saja), Raja Suppa pun menyepakati perjanjian untuk menghentikan peperangan. Setelah dicapainya kesepakatan antar mereka yang berperang, pada akhirnya kapal-kapal Belanda yang telah merapat di pelabuhan Suppa dikeliling kembali ke Pulau Jawa, beranjak imbang tanah Suppa.

14/12/2023

Masya Allah

10/12/2023

BUSANA CINTA

Disebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.

💢Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.

💢Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.

💢Suatu senja ba’da Isya disebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra : “Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.

💢Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya.
Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

💢“Bagaimanapun usahaku untuk ber terima kasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya".

💢Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku p**ang kerja,

💢Kaki yang telah mengantar anak-anak-ku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.

💢Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….

💢Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan.
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam :
“Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.

💢“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan.
Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.

💢Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri ......
“Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama adalah sesuatu yang luar biasa.
Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk.
Semuanya dapat kita hadapi bersama.”

💢Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan.
Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

✌Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah p**ang menghadap Sang Penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tasyahud Akhir.

Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"

💢“Subhanallah.... sungguh akhir perjalanan hidup yang indah” demikian gumam para jama’ah setelah menyadari ternyata dia telah tiada di akhir shalat Jum'at....

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat ke masjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan "Selamat Tinggal"....
Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sen
diri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri, Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,

💢Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.

💢Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang.
» Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia ini berakhir sekalipun.
» Bapak selalu butuh Ibu.
» Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal, Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

💢Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata :
“Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendirian....
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ

"Istri mu itu adalah pakaian bagimu dan kamupun (suami) adalah pakaian bagi istrimu " - Qs al-Baqarah : 187

Kisah ini ditutup dengan menaburkan kembang wangi kehidupan yang menebar dari pasangan yang saling melengkapi, saling membuktikan diri sebagai pakaian bagi pasangannya. Saling menjaga kehormatan dan menghiasi hidup dan kematian dengan kebajikan.

08/12/2023

JEJAK ILMU PAKKILIKILINNA KALAKALAMAU'

Sekira pertengahan tahun 1800 masehi, La Gessa daeng Parumpa' bergelar PuangTa' Guru Pabbuno dari Maccini-Kajang berencana membuka perkampungan muslim bagi orang - orang Maccini yang baru di Islamkan di Banyorang, Butta Toa. Usaha Daeng Parumpa' ini mendapatkan tantangan dari komplotan perampok yang mendiami dan menguasai daerah Banyorang pada masa itu.
Adapun kedudukan Tetua kampung/Gallarang Banyorang pada masa itu hanya formalitas saja, karena sejatinya, yang berkuasa di Banyorang adalah komplotan perampok ini. Atas alasan inilah Gallarang Banyorang meminta La Gessa Daeng Parumpa untuk tidak melanjutkan rencananya karena komplotan perampok yang menguasai daerah itu akan membantai pihak manapun yang mencoba masuk dan bermukim di daerah itu, kecuali mereka yang masuk untuk bergab**g dalam kelompok mereka.

Setelah mengetahui hal ini, tekad Daeng Parumpa' untuk membangun perkampungan muslim bukannya surut. Ia menyusun rencana untuk mewujudkan misinya.
Maka pada suatu malam ia mendatangi markas perampok itu dan menghabisi seluruh anggota komplotan termasuk pemimpinnya.
Pagi² warga heboh dan dikejutkan oleh mayat² yang bergelimpangan. Hal itu segeran disampaikan pada Galla Banyorang.

Mendapat laporan tersebut, pikiran tetua langsung tertuju pada Daeng Parumpa'. Maka segera ditemuinya dan mengkonfirmasi peristiwa tersebut.
Daeng Parumpa' pun tdk menyangkali bhw dirinya yang telah melakukan pembantaian tersebut.

Maka segera setelah itu, Galla Banyorang pun menyetujui rencana Daeng Parumpa'.

Maka dipindahkanlah orang-orang Kajang Maccini - yang telah menerima Islam melalui Daeng Parumpa' ke Banyorang dan sampai sekarang keturunan mereka menjadi mayoritas penduduk Banyorang.
Dari peristiwa di atas p**alah La Gessa Daeng Parumpa digelari Puatta Guru Pabbuno.

Adalah Idani Daeng Rilangi' puteri dari Gessa Daeng Parumpa' PuangaTa' Guru Pabbuno dari istri yang kecantikannya tersohor, yakni Rajulaini Daeng Macora, suatu waktu diculik. Pung Hali' daeng Patarai yang merupakan ksatria Riattang Salo dan merupakan keponakan putri jelita Idani daeng Rilangi memburu si penculik dan berhasil menyusulnya di daerah Barambang - Sinjai Borong. Pung Hali' segera menyerang penculik dgn sebuah ilmu bernama _"Pakkili-Kilinna Kalakalamau'_.
Hanya satu serangan berupa cengkeraman, penculik tewas seketika dalam keadaan tertawa ( ilmu Pakkilikilinna kalakalamau' menyebabkan korban mati dlm keadaan tertawa) .
Usai dibunuh, mayat si penculik disandarkan pada sebuah pohon di pinggir jalan. Konon, orang - yang lewat banyak memb**gkukkan badan menyapa mayat penculik yang disangka sedang tersenyum ke arah orang - orang yang lewat.
🙏🙏

Address

A. Tonro No. 7
Makassar

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when TITAH TIMUR PRESS posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to TITAH TIMUR PRESS:

Videos

Share


Other News & Media Websites in Makassar

Show All

You may also like