24/12/2023
Monumen Dusun Cadas
Berdirinya Dusun Cadas masih belum bisa dipastikan sejak tahun berapa. Akan tetapi beberapa orang tau terdahulu yang lahir pada tahun 80-an telah mengabarkan bahwa pemukiman di Dusun Cadas telah ada sejak tahun 735 Masehi. Pernyataan tersebut sejatinya masih memerlukan riset mendalam agar berdirinya Dusun Cadas tidak menyebabkan kesimpangsiuran di antara masyarakat.
Minimnya literatur serta telah berp**angnya orang tua terdahulu kepada sang pemilik kehidupan menjadikan sulitnya menelusuri jejak masa lalu berdirinya Dusun Cadas. Sehingga semua masyarakat di Dusun Cadas secara sadar, dirinya mengakui bahwa jiwanya tinggal di Dusun Cadas. Namun tidak dengan nilai-nilai history masa lalu yang tinggal dalam jiwa maupun benaknya terkait tempat tinggal dirinya yakni Dusun Cadas.
Meski begitu sesepuh di Dusun Cadas seperti Suatma (93), Basuni (88), Rowi (99), dan Udo (94) masih mengingat peristiwa yang menjadikan Dusun Cadas sebagai sebuah nama dari tempat tinggal dari ratusan kepala keluarga itu.
Sedangkan peristiwa yang menyebabkan sebuah penyematan nama terhadap tempat tinggal atau pemukiman itu yakni,
Pada mulanya penamaan Dusun Cadas bernama Buni Asih. Penamaan Buni Asih diperkirakan karena letak geografis pemukiman rumah warga itu bersembunyi di tengah hutan belantara. Hal inilah mengapa dinamakan 'Buni' serapan dari bahasa Sunda yang berarti 'tersembunyi atau rahasia'. Sedangkan kata Asih (Kasih, Sayang) itu sendiri mengingatkan kepada seorang pembuka lahan pertama bernama Buyut Kasih.
Namun seiring berjalannya waktu, penamaan Buni Asih pun berganti menjadi Cadas. Masyarakat setempat sampai sejauh ini, belum mengetahui di tahun berapa pergantian nama dari Buni Asih menjadi Dusun Cadas itu. Meski begitu sebagian para orang tua terdahulu yang lahir pada tahun 80-an, sebagian masih mengingat alasan pergantian nama tersebut.
Pergantian nama tersebut disinyalir terjadi akibat ada sebuah peristiwa langka ditengah masyarakat pada waktu itu. Hal itu berawal dari keberadaan Buyut Kasih sebagai tuan tanah di Dusun Cadas pada zamannya. Buyut kasih memiliki luas garapan tanah hingga ke desa sebelah yakni Cengal.
Kepemilikan tanah pada massa itu mendapatkan suatu kebebasan tersendiri. Sehingga para orang tua di Dusun Cadas sempat mengatakan bahwa 'siapa saja yang memiliki tenaga berlebih dipastikan garapan tanahnya pun akan luas.' Dan salah satu faktor kedua mengapa memiliki garapan tanah cukup luas karena jumlah penduduk massa itu masih sangat sedikit sedangkan lahan untuk bertani begitu luas. Lain halnya dengan sekarang setiap individu telah memiliki surat tanah masing-masing menandakan jumlah penduduk kian hari kian bertambah. Luasnya tanah garapan Buyut Kasih menghasilkan hasil panen begitu melimpah terutama dalam sektor tumbuhan padi.
Kelimpahan dari penen padi itu menyebabkan hasil dari panen padi menumpuk. Sehingga padi yang menumpuk itu hingga bertemu dengan panen berikutnya masih tersedia sangat banyak. Sedangkan para penduduk Dusun Cadas di massa awal hanya terdiri dari 20 kepala keluarga. Padi yang berlimpah itu pun pada akhirnya tidak kemakan dan saking lamanya tertimbun maka padi pun mengeras seperti sebuah tanah merah yang keras (Cadas). Peristiwa ini menjadikan sebuah alasan orang tua terdahulu mengganti nama dari Buni Asih menjadi Dusun Cadas sampai saat ini.
Banyak yang mengira bahwa nama Dusun Cadas tersematkan lantaran di tempat tersebut terdapat sebuah bukit tanah cadas. Padahal penyematan nama Dusun Cadas disebabkan karena padi yang tertimbun cukup lama menyebabkan padi mengeras seperti Cadas. Sehingga pada waktu hendak mengambilnya terpaksa para pendukung harus menggunakan benda tumpul untuk mengambilnya. Inilah alasan orang tua terdahulu di Dusun Cadas menamai tempat tinggalnya dengan Dusun Cadas.
* Pentingnya Pembuatan Monumen
Monumen merupakan sebuah karya tiga dimensi untuk menjaga ingatan kolektif atau memori kolektif masyarakat akan suatu peristiwa. Biasanya sebuah monumen terbuat dari logam, batu, maupun sebuah kayu yang telah diawetkan.
Keberadaan sebuah monumen menjadi sebuah alasan tersendiri untuk menjaga ingatan masyarakat akan sebuah peristiwa lahirnya sebuah nama Dusun Cadas. Sehingga generasi seterusnya memahami serta mengingat akan jatidirinya sekaligus merawat history dari tempat tinggalnya.
Sayangnya hal ini bagi sebagian masyarakat merupakan sesuatu hal yang tidak penting. Terdapat segudang alasan mengapa masyarakat tidak menyetujuinya. Bisa jadi karena tidak mengenal history tempat tinggalnya, bisa juga karena buat apa bikin sebuah patung.
Kedua alasan ini cukup kentara di tengah masyarakat padahal keberadaan monumen bukan untuk menyembahnya. Melainkan sebagai sebuah bentuk penghormatan atas jasa para leluhur dalam membangun sebuah pemukiman. Bagaimana menamai tempat tinggalnya, membebenah lahan dari semak belukar, menciptakan sebuah lingkungan yang intinya agar kerasaan, dsb.
Ini mungkin terdengar sangat sepele. Padahal bagaimana sebuah nama Dusun Cadas pada akhirnya dapat diterima oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Yang mana pada mulanya mungkin hanya segelintir orang saja yang mau mengatakan bahwa 'kamu tinggal di mana? Di Dusun Cadas'. Bagaimana orang tua terdahulu menciptakan sebuah kebanggaan bahwa dirinya tinggal di Dusun Cadas. Sehingga di kemudian hari yakni hari ini jika ditanya tinggal di mana ya di Dusun Cadas.
Sedangkan salah satu bukti bahwa pada akhirnya Dusun Cadas diakui oleh umat manusia di dunia ini. Ketika para perantau di Dusun Cadas mulai untuk menjelajah ke berbagai kota maupun negara. Maka ketika itu pun barang-barang dari luar kota dan negara lain dapat sampai ke tempat tinggal. Logikanya jika nama Dusun Cadas tidak diakui. Maka bisa jadi si pengirim barang berdebat panjang terkait sebuah nama padahal hanya ingin mengirim sebuah bingkisan makanan ringan ke keluarga di Dusun Cadas. Nyatanya selama ini, para kurir mengantarkan paket tepat berada di posisi depan rumah si pemilik bingkisan tersebut.
Oleh karena itu tidakkah menyadari apa yang telah diupayakan oleh para orang tua terdahulu begitu berjasa kepada generasi selanjutnya ? Lantas apakah jasa itu akan dilupakan begitu saja ? Sudah seharusnya mulai bergeliat bergerak melangkah untuk menghormati jasa para orang tua terdahulu dengan membuat sebuah monumen Dusun Cadas.
Penghormatan kepada para orang tua terdahulu dalam pembentukan sebuah perkampungan jelas pada akhirnya akan dirasakan secara langsung kepada mereka yang terlibat dalam gerakan ini. Monumen yang telah berdiri kokoh pada akhirnya akan menciptakan sebuah kebanggan di tengah masyarakat. Dan kebanggan ini di kemudian hari dapat menarik banyak pengunjung untuk mengamati lebih dekat jasa para orang tua terdahulu di Dusun Cadas.
Jelas gerakan kebudayaan ini mampu menarik para wisatawan dan seiring berjalan waktu jika pengelolaannya baik. Maka pendapatan desa begitu pun masyarakatnya perlahan akan meningkat. Inilah penting sebuah monumen serta manfaat yang terkandung di dalamnya.
Penulis : Rafi Asamar Ahmad
Jenis Tulisan : Opini
Kategori Tulisan : Kebudayaan