Bikin buku yuk, Magelang (2024)

25/03/2023

: Mochtar Lubis

17/03/2023

MENYAMBUT BUKU TERBARU

Perjalanan karya dalam buku mulai dari 2009 hingga menyongsong buku terbaru. Terima kasih kepada siapa saja yg telah mendukung saya dalam melahirkan anak2 ideologis ini:

15/03/2023

Pramoedya Ananta Toer

28/02/2023

: Belajar dari kegagalan buku lain

Seorang tokoh yang sedang saya tulis menyampaikan salah satu tips usahanya. Belajarlah dari kegagalan orang lain, bukan keberhasilannya. "Kalau orang kan belajar dari kesuksesan orang lain. Kalau saya nggak," ungkapnya.

Prinsip ini dia pegang dalam-dalam. Maka ketika rekannya mengalami musibah dan usahanya terpuruk, dia terbang mendatangi rekannya yang berada di pulau lain. Selain memberikan dukungan moril, dia juga menarik pesan dari kehancuran usaha rekannya itu.

Pesan ini tiba-tiba menguak ketika saya membaca sebuah buku biografi pada saat menjelang pagi. Buku penulis berijasah S-2 itu baru saja menambah koleksi biografi saya. Mulanya saya ingin baca untuk sekedar melepas dan mencari hiburan. Namun, bukan hiburan yang saya dapat tapi kelelahan yang mendera. Cara penyajian sejak awal yang loncat-loncat membuat saya kebingungan. Memang buat si penulis yang memiliki keintiman dengan narasumber paham tentang sosok dan perjuangan sang tokoh. Lah, saya yang ga kenal malah kebingungan di belantara kata-kata.

Akhirnya dari pada kelelahan, saya raih buku karya Pastor Anton Baker SJ berjudul 'Filsafat Sejarah: Refleksi Sistematik'. Buku ini juga masih baru saya beli di toko buku bekas. Meskipun buku berjudul berat, karya yang berjudul berat ini malah dapat dinimati di tengah gemericik air dari Gua Maria.

Sebagai penulis biografi, kita juga perlu belajar dari kegagalan penulis lain. Tentunya penilaian kegagalan harus kita bangun secara obyektif. Jangan karena buku biografi kita yang buat, lalu dianggap paling sempurna. Inget loh kita kan bukan Tuhan.

Nah, kembali lagi tentang tema tadi. Dari kegagalan penulis lain kita dapat memetik pelajaran bahwa sebaiknya menulis jangan loncat-loncat. Apalagi cara menulis itu jadi pola seluruh biografi. Kita harus bisa membuat tulisan mudah dipahami dan tidak membuat pembaca kelelahan.

Salah satu caranya adalah menggunakan kaca mata bahwa pembaca belum tahu. Pembaca ingin menyimak buku kita karena ingin tahu. Bukan kita menganggap pembaca sepaham kita, ya. Kaca mata ini perlu kita gunakan.

Ngomong-ngomong tentang kaca mata, saya ga kesulitan karena pakai kaca mata beneran. Kalau Anda ga pakai kaca mata jangan pakai kaca nako ya.

23/02/2023

MENCARI IDE MENULIS DARI ROBIN HOOD

Zorro adalah pahlawan pertama yg saya kagumi. Dg menggunakan sarung, saya dan teman2 main pedang2an. Ketika sarung dikibaskan, serasa jadi Zorro, pembela kebenaran.

Itu pengalaman waktu bener2 kecil di rumah Nenek. Setelah itu mulai kagum dg Robin Hood dan Bobby Fischer. Nama terakhir adalah pembela papan catur.

Kalau kita mau menulis, sebenarnya banyak hal yg dapat bisa ditangkap utk jadi bahan penulisan. Termasuk sosok pahlawan beneran ato fiksi, juga bisa kita tulis.

Misalkan habis nonton film berjudul Robin Hood yg diperankan oleh Taron Egerton. Sayang kalau hanya sekedar mengecap tontonan belaka. Kita bisa buat banyak tulisan dari film itu.

Ide tentang org2 pintar yg kemaruk kekuasaan sehingga meninggalkan integritas. Mereka mau melacurkan diri hanya sekedar uang ato kuasa. Ini bisa ditulis. Tentang org2 hebat (ato yg ngaku hebat) menutupi hati nuraninya demi membela junjungannya yg kemaruk kekuasaan, juga bisa. Loh, temanya masih sama.

Beda sedikit ttg pembela kebenaran yg rela hidup miskin demi membela hati nurani rakyat tertindas. Ah, masih sama juga.

Tentang cinta agak sedikit lain. Setelah mendapat tugas berperang, Robin hidupnya ancur2an. Tubuhnya terluka. Puri megahnya disita. Pacarnya Marian (Eve Hewson) direbut orang.

Lalu buat apa hidup kalau tidak memiliki apa2 lagi. Terlebih org yg sangat dikasihi menghianati cintanya. Persoalan ini mungkin sering terjadi di sekitar kita. Anda ato saya juga mungkin pernah mengalaminya.

Film itu memang tidak menyinggung lagu Josh Grobak, eh, Josh Groban yg berjudul 'You Raise Me Up'. Namun, kalau kita mau mengkait2kan bisa aja toh. Penulis berhak utk membuat alur sendiri.

Lagu itu mengisahkan jangan takut mengalami kesulitan, meski berat sekalipun. Sebab akan ada yg akan membantu, bahkan mengangkat lebih tinggi dari sebelum ancur2an. Di dalam film Robin Hood, sosok itu tergambar dlm figur Little John (Jamie Foxx).

Nah, ide barusan kan tema klasik yg biasa ditemui dari zaman baheula sampai zaman sekarang. Jadi deh tulisan.

Bisa juga dari film Robin Hood kita nulis ttg perselingkuhan agama dengan penguasa. Ini sudah terjadi dari zaman baheula sampe sekarang lagi.

Pokoke banyak deh yg bisa kita tulis. Dari nonton film Robin Hood ada bermacam2 ide yg bisa dikembangkan jadi tulisan.

Saya sendiri buat tulisan ini juga terinspirasi dari adik saya, Samba Bhawana, yg pasang foto profil belajar manah.

Di tengah kemajuan teknologi informasi sekarang ini, sebenarnya setiap org bisa menjadi produsen. Jangan melulu cuma jadi konsumen, apalagi konsumen berita medsos.

Utk jadi produsen informasi yg mahir kita harus terus berlatih2 terus menerus. Robin terus berlatih keras di bawah bimbingan Little John. Medsos dapat digunakan sbg tempat latihan yg baik, khususnya Facebook ini. Kita bisa menulis panjang kali lebar. Jangan cuman nulis: bete nih. Pembaca ato komentator medsos kita bisa jadi pembimbing yg baik.

Oh ya tadi nyinggung lagu Josh Groban ini linknya:

https://youtu.be/nzw4Pau0QXs

Sembari dengerin lagu itu, banyak yg bisa kita tulis, loh. Mau ttg Zorro, Robin Hood, Bobby Fishcer, ato A. Bobby Pr (pria ramah). Iya, kan?

Address

Magelang
56116

Telephone

+81293191980

Website

https://www.instagram.com/bikinbukuyuk/

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bikin buku yuk posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Bikin buku yuk:

Videos

MENYAMBUT BUKU TERBARU Perjalanan karya dalam buku mulai dari 2009 hingga menyongsong buku terbaru. Terima kasih kepada siapa saja yg telah mendukung saya dalam melahirkan anak2 ideologis ini:

Bikin buku yuk