04/08/2021
"Wejangan Kakang Mas Tarmadji Boedi Harsono (Ketua Umum PSHT Pusat)"
Sering saya sampaikan wong Terate nek siji musuh siji nek menang ora kondang nek kalah ngisin ngisini. Luweh becik ora. Nanging nek siji dikrubut wong telu nek menang kondang kalah umum dikeroyok wong telu. (Sering saya sampaikan, warga SH Terate kalau berkelahi satu lawan satu, jika menang tidak tersohor. Lebih baik tidak. Tapi jika satu dikerubut orang tiga, menang kesohor, kalah wajar karena dikeroyok. Maksud ungkapan Ketua Umum SH Terate ini, pelajaran beladiri di SH Terate itu hanya boleh digunakan untuk membela diri. Itu pun jika kita terpaksa dan demi membela kebenaran – pen)
Ini seringkali saya sampaikan, saya ingatkan berkali-kali. Yang paling jahat ki nek wong Terate gak gawe aturan sak penake dhewe. (Yang palling jahat adalah kalau terjadi warga SH Terate tidak tahu aturan dan berbuat semaunya sendiri – pen)
Melalui media malam 1 Muharram ini, saya ingatkan. Gunakan kesempatan yang paling baik di bulan Muharram ini sing gedhe tirakate. Nek iso yo poso, nek ra iso yo ngurangi. Sedino mangan ping telu aku mangan ping pindho. Biasane aku nesu tak empet tak kurangi nesu. Sing biasane tutuk ki cerewet yo malih ora cerewet. Sing biasane aku ra bantu tonggo teparo, aku budal ngewangi tonggo teparo. (Gunakan kesempatan yang paling baik di bulan Muharram ini dengan memperbanyak tirakat. Kalau bisa berpuasa. Kalau tidak kuat puasa, mengurangi jatah makan atau mencegah hal-hal yang jelek. Jika s**a marah, kurangi marahnya. Yang biasanya cerewet, mencoba tidak cerewet. Yang biasanya tidak pernah membatu tetangga, membantu tetangga – pen)
Ini saya sampaikan kalau saudara belajar dimuka ojo sok gawe susahe liyan opo alane gawe seneng liyan. ( Ini saya sampaikan, kalau saudara belajar dari ajaran filsafat yang terpasang di depan, di dinding Sasana Kridanggo, di situ tertulis ‘’ Jangan s**a membuat susah orang lain, tapi berbuatlah kebajikan pada orang lain – pen). Jika kita bicara tanpa arti, mung waton omong (hanya membual – pen), lebih baik diam. Sebab diam itu emas. Tapi kalau bicaranya punya arti, lebih baik dari pada diam, itu menjadi intan berlian. Tapi kalau bicaranya kurang baik, lebih baik diam gak nambahi doso (tidak menambah dosa – pen). Jadi kalau saya tulis dimuka ini tidak sekedar tulisan (Petuah yang tertulis di dinding depan Sasana Kridanggo, Pedepokan Setia Hati Terate Pusat Madiun – pen). Ojo seneng gawe susah ing liyan opo alane gawe seneng ing liyan.(Janga s**a membuat susah orang lain, apa susahnya membuat senang orang lain – pen).
SH Terate itu mendidik agar supaya hati kita itu bersih. Nek atine ki resik, disayang gusti Allah.(Jika hati kita bersih, disyang Allah - pen)
Tapi saya mengingatkan, kalau kekuatan tiap orang itu tidak sama. Yang ada saling hormat menghormati, saling sayang menyayangi dan saling bertanggungjawab. Di organisasi ini, kita punya kewajiban saling bertanggungjawab.
Melalui kegiatan kegiatan di bulan Muharram, kalau nanti ada selamatan bubur Suran, kita mengenang betapa menderitanya (tokoh panutan umat manusia – pen) dikala dulu dalam berjuang membela kebenaran. Tapi kalau saudara ketahui, selamatan bubur Suran itu sebetulnya yang paling bener, di malam 10 Muharram. 10 Muharram itulah orang terbebas dari segala marabahaya. Itulah kenapa biasanya disuatu pondok pesantren, tempat-tempat lain, biasa disambut dengan doa doa, bersyukur dan mengirim doa pada syuhada.
Saya mengingatkan pada saudara saya, dengan mengadakan kegiatan ini, SH Terate punya satu tujuan. Tujuannya cukup mulia. Bukan untuk Terate. Bukan. Tapi untuk orang yang bergabung di Terate ini. Diajak, dididik, diarahkan, tanpa mbayar ibarate. Karena pelatih itu tidak dibayar. Di aturan gak ada. Tapi kalau ada pelatih njaluk (minta – pen) itu urusan pribadi pelatih, bukan organisasi.
Kita dididik untuk menjadi manusia yang punya watak sifat budi luhur, yang mengenal diri sendiri sebaik baiknya, agar kita tidak sulit mengenal orang lain. Ini mengandung makna orang itu nek wis ndelok awake dewe jebule aku ki enek sing kurang to. Nek ngono dulurku kiwo tengen, boloku yo duwe kekurangan.(Manusia itu kalau instropeksi, melihat ke dalam diri sendiri, akan menyadari kekurangan dan kelemahannya. Kalau begitu, saudaraku, teman-teman dekat, ya punya kekurangan – pen). Maka kita tidak terseret arus. Menyadari kita punya kekurangan, akhirnya kita tidak mudah ngelokne uwong, ngenyek uwong, menghina orang, itu tidak. Yang ada adalah opo alane awake dewe ki nyenengke liyan.(Apa jeleknya diri kita ini menyenangkan orang lain – pen). SH Terate mendidik ini.
Tyo_ramadhani | https://tyoramadhani.blogspot.com
label : psht (Diposkan oleh Prastyo Eko Romadhon, S.Kom)