09/11/2022
HUTAN LARANGAN 1
Bising. Suara kendaraan terdengar ramai dan tampak berlalu lalang. Tapi, bagi Arman yang sedang berjalan gontai di atas trotoar yang memunculkan debu jalanan, suara bising kendaraan tersebut tidak terdengar sama sekali karena terlalu fokus dengan masalahnya yang baru saja dipecat dari pekerjaannya.
Hingga, manakala ia hendak menyebrang ke tengah jalan raya yang dipadati oleh kendaraan, Arman hampir terhantam oleh mobil sedan berwarna hitam kelam, kalau saja mobil itu tidak berhenti, mungkin akan lain ceritanya.
"Kalau nyebrang liat-liat d**g, hampir saja!" Suara bentakan pria dari dalam mobil sedan itu mengagetkan, bahkan membuyarkan lamunan Arman, hingga ia mengucapkan kata maaf berkali-kali. Setelah puas dengan bentakannya, mobil sedan hitam pun berlalu pergi, meninggalkan Arman yang sedang syok.
Selama dalam perjalanan p**ang, Arman merasa bingung, karena harus memutar otak mencari pekerjaan lain, sementara ia harus menanggung kehidupan istri dan kedua anaknya, bahkan istrinya sedang mengandung anak ketiganya, tentunya Arman membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk persalinan istrinya.
Istrinya merasa heran saat Arman sampai di rumah, karena tidak seperti biasa suaminya itu p**ang disaat jam kerja.
"Loh kok Abang sudah p**ang! Abang sakit?" Tanya istrinya saat Arman baru sampai rumahnya.
Arman tidak langsung menimpali ucapan istrinya, dengan wajah lesu dan murung, ia duduk di atas kursi, lalu berkata.
"Abang mau cari pekerjaan lain."
"Memang kenapa dengan pekerjaan yang dulu?" Tanya istrinya, heran.
"Abang dipecat!" Jawab Arman, wajahnya tidak berubah seperti tadi, lesu bahkan terlihat tampak sedih.
"Kenapa dipecat, Abang melakukan kesalahan?" Tanya istrinya kembali, penasaran.
"Ada pengurangan karyawan, karena perusahaan sedang kolaps, dan Abang terkena imbasnya," timpal Arman, sambil menghembuskan nafas kasar.
Rani, istrinya Arman mendekati suaminya yang tampak gusar, dan murung, lalu duduk disampingnya,