29/01/2024
Bab 1. Adegan Ranjang
"Lepaskan, jangan sentuh aku."
Tangan Linggar dikibaskan, dia cemberut dan menatap wanita yang goyah depannya.
Ini adalah istri yang baru dia nikahi, Firly Minawa. Selama acara jamuan makan, dia minum banyak anggur. Saat ini, berjalan pun sulit baginya.
"Wanita bodoh!" Linggar bergegas menyusulnya dan membantunya.
"Linggar, Jauhi aku! Aku benci pria rendahan sepertimu yang rela berbuat apa saja demi uang. Hanya beberapa puluh juta, kamu bersedia menjadi menantu numpang. Ya, jika bukan karena ayahku, Aku tidak akan pernah mau melihatmu..."
Linggar merasa malu dan marah, tapi pikirannya bergetar saat menyentuh kulitnya yang lembut.
Aroma wewangian di tubuh Firly menembus jauh ke dalam sumsum tulang, membuat napas Linggar sedikit berat.
Dia setuju untuk menjadi suami Firly untuk membayar hutang budi. Dan yang lebih penting adalah dia sudah lama menyukai Firly Minawa.
Istrinya, Firly Minawa adalah wanita cantik yang sangat terkenal di Kota Morwali, dan di kejar oleh pria yang tak terhitung jumlahnya.
Yang terpenting adalah dia punya uang. Dia mengendarai BMW S8 merah pulang pergi kerja setiap hari, sangat mempesona.
Adalah suatu kehormatan bisa menikahi wanita seperti itu.
Faktanya, Linggar bahkan tidak menyentuh jarinya setelah menikah dengannya. Bukannya dia tidak mau, tetapi setiap kali dia iseng, Firly akan berubah seperti harimau betina, paling tidak, menghina Linggar sebagai punguk yang merindukan bulan.
Status Linggar sebagai menantu yang menumpang hidup, hanya bisa menundukkan kepala, berharap suatu hari nanti dia bisa mengambil hati Firly.
"Linggar, mengapa kamu setuju menikah denganku? Kamu tahu aku menyukai orang lain ..." Saat ini, Firly berbicara dalam keadaan mabuk lagi.
Linggar merasa emosi.
Selama jamuan makan, setelah Firly melihat seorang pria berjas dengan sepatu kulit, berpakaian seperti orang terpandang, dia kemudian mulai minum seperti orang gila.
Linggar Makhada menghela napas, membuka pintu mobil, memasukkan wanita itu ke kursi belakang, dan bergegas ke hotel.
Di kamar, dia meletakkan Firly Minawa di tempat tidur, dan Linggar sudah berkeringat karena siksaan gairah.
Ketika dia hendak pergi, matanya menjadi lurus, jakun bergerak dan tenggorokannya kering.
Firly mengenakan gaun panjang berwarna biru hari ini, dan tali pundaknya terlepas dari bahunya yang putih dan halus.
Linggar bukanlah seorang pria terhormat, dia tidak s**a mengambil keuntungan dalam kesempitan.
Dia diam-diam mencubit pahanya dan rasa sakit yang tajam membuat Firly terbangun sedikit.
Linggar berniat kembali ke kamarnya untuk beristirahat, namun Firly tiba-tiba menarik Linggar dan berkata: "Jangan pergi. Jack, jangan tinggalkan aku ..."
Jack?
Jack Tambaga, pengusaha muda yang baru-baru ini diwawancarai oleh TV Morwali, adalah pria yang dilihat Firly Minawa di jamuan makan barusan.
Pria yang sangat baik, sekilas berkepribadian dengan karir yang sukses. Dia tipe pria yang sangat mempesona di mata banyak wanita.
Namun, Firly sekarang adalah istrinya. Linggar merasa bahwa kehormatannya sebagai seorang suami dilanggar.
Dia menekan amarah yang melonjak di dalam hatinya, "Aku tidak akan pergi, aku ada disini."
Firly tidak tahu dari mana kekuatannya berasal, air mata mengalir di pipinya, dia bangkit dan memeluk Linggar, lebih tepatnya memeluk Jack Tambaga dalam fantasinya.
"Ayahku mencintaiku. Jika aku meminta, dia pasti akan setuju kita bersama... Aku terpaksa menikah dengan seseorang. Jangan khawatir, kamu selalu satu-satunya di hatiku. Apa yang kamu inginkan dariku? Aku berjanji, akan memberimu apa saja..."
Sambil berbicara tanpa sadar, bibirnya yang lembut mulai menggerayangi wajah Linggar.
Linggar malu dan marah. Pikirannya berkecamuk. Tidak masalah jika Firly tidak menyukainya, tetapi mengapa dia sebagai suami harus mendengarkan istrinya membayangkan mantan pacarnya ketika dia sedang mabuk?
Karena istri ini tidak menganggapku serius, mengapa aku harus menahan diri? Pikirnya.
Pria normal mana yang sempat memikirkan konsekuensi pada saat seperti itu, apalagi menghadapi istri sahnya.
Emosi Linggar Makhada, yang telah lama terpendam, membanjiri seperti air pasang, dan kemudian meledak.
Seperti berenang di kolam air hangat setelah hari yang melelahkan. Rasanya tak terlukiskan, misterius dan indah.
Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, hingga semuanya kembali menjadi tenang.
Linggar berangsur-angsur menjadi tenang dari perasaan kegembiraan yang luar biasa. Tapi, melihat air mata tak sadar mengalir di sudut mata Firly ketika dia tertidur lelap, dia linglung.
Sekilas wajah sempurna istrinya ini terlihat jelas.
Tertekan, bersalah, segala macam emosi muncul, tapi tidak ada penyesalan. Linggar tidak pernah menyesal melakukan ini pada istri sahnya.
***
Tidak ada tempat di tubuh Firly yang tidak sakit. Bel alarm bergetar, dia membuka matanya dengan cemberut.
Ada lampu gantung yang familiar di atas kepala. Dia ingat ruangan itu merupakan kamar hotel tempat dia menginap.
Dia datang ke Kota Palapa dari Kota Morwali kali ini untuk urusan bisnis. Dia tidak ingin membawa suaminya, Linggar bersamanya, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan ayahnya yang berulang kali.
Dia ingat tadi malam mereka mampir untuk menghadiri pernikahan sepupunya yang tinggal di Kota Palapa. Dia kebetulan bertemu dengan mantan pacarnya, Jack Tambaga yang sudah lama tidak ada kabar, dan kemudian ...
Dia tidak sedang bermimpi, terutama setelah melihat Linggar yang masih tidur dengan tubuh bagian atasnya yang telanjang dada.
Seperti sengatan listrik, dia memutar lengannya untuk menghindari Linggar. Tangannya gemetar, dan wajahnya berubah pucat.
Dia sangat mencintai Jack Tambaga, dan masih menjaga dirinya, tidak pernah melepas keperawanannya. Sekarang, keperawanannya di ambil oleh pria yang tidak Dia cintai, meski pria tersebut adalah suaminya.
Brengsek! Bajingan!
Dia awalnya berencana tidak membiarkan Linggar menyentuhnya, dan setelah ada alasan untuk bercerai, dia akan memcari Jack Tambaga dan melanjutkan hubungan mereka.
Jika Jack tahu bahwa dia tidak pernah tidur dengan Linggar, Jack pasti akan memilih untuk menerima dirinya. Tapi sekarang...
Pikirannya kacau, Firly tiba-tiba menendang pria yang sedang tidur itu dengan seluruh kekuatannya.
Linggar yang masih tidur nyenyak, tiba-tiba ditendang jatuh dari ranjang oleh Firly Minawa.
Rasa kantuk Linggar menghilang, dan menyadari apa yang telah terjadi.
Tadi malam, dia benar-benar tidur dengan istrinya yang biasanya menjaga penampilan sebagai bos.
Dari sudut matanya, dia melihat bercak noda merah di seprai tempat tidur. Linggar Makhada merasa senang sekaligus bersalah.
Ini adalah pertama kalinya bagi Firly. Linggar tidak menyangka dia masih perawan.
Dia mengenal istrinya, tahu kepribadian dinginnya yang biasanya mendominasi dan kuat. Bagaimana dia bisa menerima ketika hal seperti ini terjadi?
Firly menarik selimut dan bersembunyi di kaki tempat tidur, hanya memperlihatkan lehernya yang seputih salju dan ramping. Wajahnya yang cantik jadi pucat, dan matanya dipenuhi dengan kebencian yang mengerikan.
"Ya, aku minta maaf..."
Firly tidak menjawab, hanya menatapnya. Itu membuat Linggar merasa bersalah.
Wanita itu menakutkan, pemahaman ini sudah tertanam di hati Linggar. Sebagian besar alasan mengapa dia memilih untuk pensiun dari kemiliteran pada puncak kekuasaannya adalah karena dia menyinggung seorang wanita.
"Yah, kamu mabuk semalam dan bersikeras menarikku ... Aku pria normal, tentu tidak bisa menahannya, kan?"
Linggar hendak menyelinap pergi. Tapi suara Firly Minawa tiba-tiba melembut: "Tunggu sebentar, ada yang ingin kuberitahukan padamu."
"Apa?"
Saat dia berbalik dan bertanya, perasaan tidak enak tiba-tiba menghampirinya. Sebuah gelas kelihatan di depan matanya, di sertai suara angin.
Brak!!
Gelas tepat menghantam dahi Linggar, pandangannya gelap, dan cairan merah mengalir.
Firly tidak berniat melepaskan Linggar, dan tiba-tiba menendang selangkangannya: "Bajingan, aku akan membunuhmu.
Linggar mengulurkan tangan tepat waktu, dengan kuat menggenggam pergelangan kaki Firly.
Di saat yang sama Firly menampar wajahnya dengan punggung tangan. jika pria biasa tidak akan bisa mengelak.
Sayangnya, itu Linggar. Dia bergerak sedikit, menghindari serangan Firly Minawa, lalu menjatuhkan dan menindih Firly dengan kuat di tempat tidur.
Firly meronta-ronta dengan keras seperti petarung. Namun bagaimanapun, kekuatan wanita tidak sebanding pria.
Kedua kaki dan tangan dikendalikan dengan kuat oleh Linggar. Dia mengangkat kepalanya dan menggigit bahu Linggar.
Gigi adalah satu-satunya senjata yang tersisa.
Linggar sibuk menahan Firly dengan tangan dan kakinya. Dia secara naluriah menempelkan kepalanya ke kepala Firly.
Secara kebetulan, bibir mereka bersentuhan yang membuat Linggar, bergairah lagi.
Firly Minawa sangat ketakutan sehingga dia lupa bereaksi, dan bahkan lupa menggigitnya.
Dia hanya merasakan antusiasme pria itu dan tekanannya yang tidak dapat dilawan. Ada sedikit perasaan samar dari kejadian tadi malam, yang membuatnya lupa untuk menolak keras.
"Kamu, beraninya kamu ... merayuku..."
Identitas Firly adalah presiden perusahaan dan dia biasanya mengelola banyak bodyguard pensiunan militer yang sulit diatur. Itu membuatnya memiliki karakter yang sangat kuat. Tapi semua kekuatan tidak bisa keluar sama sekali saat ini.
Linggar kehilangan akal, tangannya gemetar di kulit halus, seperti membelai sutra terbaik.
Wanita itu secara bertahap melunakkan tubuhnya, membuat Linggar berpikir bahwa Firly telah berkompromi. Jadi, Dia tidak sabar untuk memanfaatkan kesempatan ini ...
Saat wajahnya menempel di wajah Firly, dia menyentuh sedikit cairan dingin yang membuat Linggar terbangun seperti mimpi.
Seperti memegang ular, dia melepaskan Firly secepat mungkin.
Ketika dia mabuk tadi malam, dia tidak bisa merasakan kekuatan air mata seorang wanita, sekarang dia merasakannya hingga jantungnya bergetar.
'Apa yang aku lakukan? Kapan Aku, Linggar, menggunakan metode pemaksaan seperti ini untuk mendapatkan seorang wanita?'
Firly menggertakkan giginya dan menarik kembali tali bra yang telah ditarik ke bawah oleh Linggar Makhada, suaranya seperti harimau keluar dari tenggorokannya: "Kamu akan masuk penjara, aku akan menuntutmu, bajingan!”
Pikiran Linggar perlahan menjadi tenang, dan perasaan diintimidasi dan dibenci oleh wanita ini setelah menikah muncul lagi.
"Menuntut aku? Firly, kamu benar-benar tak tahu malu. Sejak aku memasuki keluargamu, apakah ada yang menghormatiku? Gajiku dua hingga tiga juta sebulan, tapi hanya untuk kembali dan menemui ayahku, aku bahkan tidak punya uang untuk membeli sesuatu yang layak.”
F"Uang itu milik keluarga kami, mengapa harus memberikannya dengan sia-sia? Jika Ibuku membelanjakan uang itu untuk hewan peliharaannya, itu haknya. Jika kamu mampu, pertama-tama bayar kembali 200 juta utangmu kepada keluargaku."
"Aku ingin membayarnya tapi apa aku diberi kesempatan? Sejak menikah, aku ditugaskan untuk bekerja di perusahaan keluargamu, aku tidak pernah melihat gaji bulananku. Aku tidak diizinkan untuk mengundurkan diri dan melakukan pekerjaan lain. Keluargamu mengikatku dan memaksaku mengandalkan kekuargamu, sehingga aku tidak pernah bisa mengangkat kepalaku. 200 juta menyelamatkan hidup ayahku, ini cinta antara para orang tua, bukankah kamu dan ibumu selalu mengatakan itu di depanku setiap aku berniat membayarnya?"
"Kamu berani bicara lagi didepanku?" Firly menjadi marah karena malu dan mengepalkan tinjunya.
"Dan kamu.. adalah istriku sekarang, tetapi kamu masih memanggil nama mantan pacarmu. Terlebih lagi, aku sudah mendapatkan kesucianmu semalam, seberapa lapar lagi kau disetubuhi orang lain?"
"Linggar, Diam kamu ... bajingan!" Mengingat apa yang terjadi tadi malam, wajah dan mata Firly Minawa memerah.
"Aku bajingan? Aku tidak pernah memohon pada ayahmu untuk menjadi menantunya. Dia datang menemukanku dan menggunakan kebaikannya untuk menekan keluargaku..."
Firly Minawa tidak bisa lagi mendengar apa yang dikatakan Linggar Makhada dengan jelas. Pikirannya melayang ke jamuan pesta pernikahan tadi malam.
Jack Tambaga, dia tidak melihat pria ini selama dua tahun, tetapi ketika dia hampir bisa melupakannya, dia muncul lagi. Mengapa dia dulu pergi begitu saja?
Jika Jack Tambaga memiliki keberanian untuk melawan ayahnya Gerard Minawa saat itu, dia tidak akan menikah dengan seseorang yang tidak dia cintai sama sekali.p
Mengapa dia menghilang diam-diam selama dua tahun, mengapa dia bahkan tidak menghubungi saat dia meninggalkan hubungan yang mereka jalani selama beberapa tahun di perguruan tinggi.
Dia segera memeriksa tas tangan LV di samping tempat tidur. Di dalamnya terdapat sebuah kartu nama, Jack Tambaga menyelipkannya ketika melewatinya di pesta.
Linggar Makhada tidak tahu apa yang dia cari, tapi dia sedang tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi.
Begitu dia membuka pintu, Mitha Chan, sekretaris Firly Minawa terkejut, dan segera berteriak: "Kak Linggar, Linggar..."
Biasanya dia memanggil Linggar dengan santai, tapi sekarang dia tidak tahu bagaimana memanggilnya.
Baik Firly Minawa maupun Linggar Makhada tidak menginfokan hubungan mereka di perusahaan, jadi Mitha Chan tidak pernah berpikir bahwa Linggar Makhada adalah suami Nona Firly.
Bagaimana bisa seorang gadis cantik dari surga yang sombong bisa bersama dengan satpam perusahaan biasa?
Dia datang melaporkan pekerjaan, dan tinggal di depan pintu sebentar, dia mendengar segalanya.
Melihat Linggar Makhada pergi, dia mengetuk pintu dengan hati-hati.
Firly Minawa tidak membiarkannya masuk, tetapi membuka pintu dengan canggung dan berkata, "Ada apa?"
Ketidakpedulian suaranya membuat Mitha Chan merasa seperti berjalan di atas diri tajam.
"Nona Firly. Bos Jordan dari perusahaan Blue Shark setuju untuk bertemu, dan tempatnya diatur di Restoran Red Moon."
Firly Minawa memberi isyarat bahwa dia tahu, lalu berbalik dan kembali ke kamar dan menutup pintu.
Dia datang kesini, tujuan utamanya adalah untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan keamanan setempat dan sekalian mampir di pesta sepupunya.
Namun, skala perusahaan Priority Guard di Kota Morwali tidak dianggap besar, jadi setelah datang ke sini, mereka menelepon berkali-kali, tetapi sangat sedikit yang setuju untuk bertemu.
Kali ini, Jordan Beleng, ketua Blue Shark security, setuju untuk bertemu langsung dengannya, itu di luar dugaan Firly Minawa.
Jordan Beleng adalah sosok terkenal di Kota Palapa. Selain keamanan, ruang lingkup bisnis perusahaan Blue Shark juga melibatkan industri real estat, katering, investasi, dan lainnya, yang semuanya berkembang dengan baik.
Kekayaan bersih pribadinya melebihi 20 miliar sejak tiga tahun lalu.
Firly tidak pernah menyangka bahwa orang ini akan menyisihkan waktu untuk bertemu dengannya.
Bersambung...
Ini novel yang luar biasa untukmu:"SUAMI SAMPAH CEO CANTIK" 🌟🌟🌟🌟🌟 Ayo, periksa sekarang di Fizzo