Tasawuf Penerang Jiwa

Tasawuf Penerang Jiwa Jalan mendekatkan diri menuju Allah...

23/12/2022

Dzikir dengan bacaan “Allah”, yang biasanya dilakukan didalam hati, disebut dengan Dzikir Sirri atau dzikir Khofi atau dzikir ismu Dzat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW. melalui Sayidina Abu Bakar Ash Shidiq.

Sedang dzikir dengan bacaan “La ilaaha illallah”, yang biasanya dilakukan dengan lisan, disebut dzikir jahri atau Dzikir Nafi Itsbat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui Sayidina Ali bin Abi Tholib

Ketika Nabi Muhammad S.A.W. dan Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a. bersembunyi di Gua Hiro, kaum Quraisy yang Kafir, memburu Nabi ke gua itu, dan mereka mencari berada di mulut gua itu.Sayyidina Abu Bakar sangat bimbang, khawatir mereka mengetahui bahwa Nabi S.A.W. berada di situ.
Kemudian Nabi S.A.W. bersabda. sebagaimana termaktub dalam Surat At-Taubah ayat 40 :"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita"(QS.9 At-Taubah : 40).

Sayyidina Abu Bakar berkata :"Ya Rasulullah, mohon anda memberi petunjuk, agar hati hamba tenteram jangan merasa bimbang seperti sekarang". Sabda Nabi S.A.W: "Ucapkan olehmu Asma Allah". "Bagaimana caranya mengucapkan kalimah itu dan dimana menempatkannya, ya Rasulullah? " kata Sayyidina Abu Bakar.

"Harus ingat kamu kepada Tuhanmu di dalam hati dengan merendah. merasa malu dan takut, tidak usah dengan ucapan yang keras (tidak dilisankan), cukup dengan getarnya hati, detaknya jantung. Cara berdzikir seperti itu harus dari pagi sampai petang serta ingat terus jangan ada lupanya", sabda Nabi S.A.W. "Bagaimana kalau lupa ya Rasulullah?" tanya Sayyidina Abu Bakar.
"Harus ingat kamu kepada Allah. Dimana lupa usahakan untuk ingat lagi", sabda Nabi S.A.W.

Setelah Sayyidlna Abu Bakar mendapat petunjuk berdzikir dari Nabi Muhammad S.A.W. hatinya merasa tenteram, tidak bimbang dan takut melihat rombongan kaum kafir yang akan membunuh Nabi S.A.W. sebagaimana Firman Allah :"Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS 46 Al-Fath : 26)

Setelah Sayyidina Abu Bakar diberi wirid itu dari Rasulullah S.A.W. beliau sangat takut kepada Allah sampai para Sahabat menerangkan : "Apabila kita mendekati Sayyidina Abu Bakar, tercium dari mulutnya seperti telah memakan goreng hati domba, dan terdengar dari hatinya seperti suara mendidihnya minyak kelapa dalam penggorengan."

Keterangan seperti itu dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tabrani yang berbunyi "Tidak semata-mata Allah SWT. mengucurkan suatu rahasia ke dalam dadaku, akan tetapi aku juga mengucurkan rahasia itu ke dalam dada Sayyidina Abu Bakar".Yang dimaksud dengan rahasia ialah Dzikir Khofi.

Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para Sahabat :"Apabila ditimbang iman Abu Bakar dengan iman jin dan manusia. selain para Nabi dan Mursalin. tentu akan lebih berat imannya Abu Bakar.”
"Apa sebabnya Sayyidina Abu Bakar sedemikian tinggi imannya melebihi para Sahabat yang lain, ya Rasulullah, padahal shalatnya, puasanya dan sedekahnya sama……..?" tanya para Sahabat.
Sabda Rasulullah S.A.W. "Kamu sekalian tidak akan mengungguli Abu Bakar dalam hal banyaknya sholat, puasanya dan sodaqohnya, akan tetapi keunggulan dari Abu Bakar adalah karena dalam dirinya ada satu rahasia, yang tetap tinggal dalam qalbunya".

21/12/2022

MAQOM / LEVEL

Orang yang menempuh jalan ruhani, mendekatkan diri pada Allah, tak lepas dari urutan pencapaian tingkatan, orang di ketahui maqom tingkatannya dari kesan yang di tumbulkan pada hati dan perbuatan. orang itu ketika mengalami kejadian dan ketika mengambil kesimpulan, keputusan dan tindakan pada amaliyah yang di lakukan.

1. Tingkatan awam, atau sareat, atau masih bergantung pada dunia.

2. Tingkatan hakikat, permulaan orang menempuh jalan thoreqoh, atau orang yang bergantung pada amal akherat.

3. Tingkatan arif billah, atau makrifat, atau orang yang bertawakal dan hanya bergantung kepada Allah, tidak bergantung lagi pada amal dunia atau amal akherat.

4. Tingkatan orang yang istiqomah, ikhlas dan ridho, ikhlas ketika beramal, dan ridho ketika di beri apa saja oleh Allah, antara enak dan sakit tak merubah suasana hatinya melakukan istiqomah amal. Ini tingkatan para nabi. Jika orang biasa di namakan warosatul ambiya'.

5. Tingkatan mursidin, orang yang sudah menempuh penempuhan proses, dari satu sampai 4, lalu sebagaimana rasulnya Allah, kembali kepada manusia untuk mendidik manusia menempuh jalan ruhani, apa saja yang di lakukan untuk mendidik orang lain, atau pewaris rasul, di namakan warosatul mursalin.

( SANG KYAI)

12/12/2022

Ikhlas itu suatu proses, tak ada batas akhir suatu keikhlasan seseorang, tapi ada batas antara orang itu ikhlas dengan tidak ikhlas, yang penting kita berusaha beramal tidak mengharap balasan dan menjauhkan diri dari pamrih ingin mendapatkan segala sesuatu, selain menjalani perintah Alloh, jadi hilangkan harapan dan tujuan ingin mendapatkan sesuatu, apapun yang dilakukan atas dasar keinginan maka itu berarti nafsu, jadi jangan menyandarkan suatu perbuatan ibadah karena keinginan mendapat sesuatu atau menyandarkan keinginan kita, atau keinginan orang lain, tapi lakukan melulu karena Alloh memerintahkan, tanda seorang itu telah menapaki pelataran ikhlas, yaitu hati telah tidak berubah, ada atau tidak anugerah yang diterima dari Alloh saat menjalani ibadah, hati selalu tetap, tidak lalu bersemangat karena adanya fadhilah yang diterima, dan malas karena tidak adanya fadhilah, semangat karena ada hadiahnya, dan malas karena tak ada hadiahnya, dan orang ikhlas itu tidak seperti itu, selalu konsisten, istiqomah, dan berubah-rubah hatinya karena perubahan keadaan yang dihadapi, makanya Syaikh Abdul Qodir mengatakan kalau Al istiqomatu afdholu min alfi karomah, istiqomah itu lebih utama dari seribu kekeramatan seorang wali, sebab istiqomah menunjukkan nilai keikhlasan seseorang.

Ikhlas itu bukan sesuatu yang diucap, sebab amaliyah hati, tak terlihat, dan tak teraba, bahkan oleh malaikat khofdzoh yang membawa amal ibadah seseorang ke langit, bisa saja orang yang gembar-gembor itu ikhlas, bisa juga orang yang diam tidak ikhlas, atau sebaliknya, tapi amaliyah yang ikhlas atau tidak itu pasti ada efeknya di jiwa, hati, ruh, dan perbuatan orang yang melakukan amaliyah, sebab amal perbuatan itu kan pasti ada hasilnya, orang masak beras, hasilnya, beras menjadi nasi. Jika sepuluh taun dimasak kok tak jadi nasi, berarti masaknya tak benar.

Seperti sholat saja, Alloh berfirman dalam Alqur’an kalau sholat itu bisa mencegah yang menjalankan, mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, perbuatan keji, ya kayak lisan s**a menyumpah, s**a membicarakan aib orang lain, s**a mencela, menghasut, mengadu domba, dan tangan s**a mencuri, nyopet, pokoknya orang lain tak aman bila di samping kita, maka jelas kita masih menjalankan perbuatan keji, dan perbuatan mungkar atau perbuatan yang menjadi larangan agama, kok perbuatan itu masih kita lakukan sementara kita juga sholat, maka sholat kita itu pasti, bukan mungkin tapi pasti belum benar, sebagaimana orang memasak beras kok sepuluh tahun dimasak belum juga jadi nasi, bisa jadi kompornya tak nyala, atau hal apapun yang menjadi kendala perbuatan itu dilakukan dengan benar.

( Sang Kyai)

10/12/2022

melihat dunia yang korat karit, maksiat meraja lela, kefasikan melanda siapa saja, orang yang tidak menjalankan agama di mana tempat.

Orang yang baru memperbaiki diri akan melihat betapa gelapnya dunia, kalau kayak gini akan cepat kiamat.

inginnya merubah keadaan, padahal diri tak ada kemampuan, menasehati orang malah akan timbul cekcok, mengajak orang benar akan malah di musuhi.

ya memang belum kapasitasnya.... bukannya menyelasaikan masalah tapi menambah masalah baru.

lebih baik perbaiki diri, jadikan diri pohon yang rindang, jadikan diri orang yang bisa berguna dan bermanfaat, jika masih menanam biji ruhani, maka harus rajin merawat dan memupuknya, merawatnya dengan ibadah, membersihkan rumputnya dengan taubat, menyiraminya dengan dzikir, menjaganya tiap malam duduk bersila agar tanaman tak di makan hama.

setelah diri menjadi pohon besar, rindang buahnya banyak, ranum-ranum, maka akan banyak orang datang untuk duduk di bawahmu, menunggu kamu menjatuhkan buah hikmah, dan tak perlu kamu ajak, mereka akan datang sendiri.

(Sang Kyai)

02/12/2022

Berzikirlah engkau kepada Allah dengan hatimu sebanyak seribu kali dan dengan lisanmu sekali. Berzikir yang dilakukan hanya dengan lisan tanpa menggunakan hati, tidak memberikan kemuliaan kepadamu. Zikir adalah zikir hati dan zikir batin, kemudian zikir lisan. Berzikirlah kamu kepada-Nya, sehingga zikir itu melebur dosa-dosamu, dengan demikian engkau tidak menanggung dosa sama sekali. zikir itu ingat, bagaimana kamu di katakan berzikir sementara kamu tak ingat? dan ingatan itu ada di hati dan pikiranmu, dalam batin yang tak terlihat, jika lahiriyahmu berdzikir sementara batiniahmu lalai tak ingat/zikir, maka kamu sebenarnya juga bukan orang yang sedang zikir, jika hati dan pikiranmu itu zikrullah, maka akan akan malaikat yang keluar dari pori pori dan lisan , nafas, dan setiap gerakmu, bahkan kedipan matamu akan mengeluarkan malaikat, malaikat itu sebagaimana energi, sebab dia di ciptakan dari cahaya/energi, jika setiap gerakmu mengeluarkan energi atau cahaya malaikat, maka ketika kamu berkata umpama, kata-katamu akan masuk ke telinga orang yang mendengar perkataanmu, perkataan itu akan masuk ke dalam hati dan pemikiran orang yang mendengar perkataanmu, dan perkataanmu itu umpama cahaya yang memberi suluhan pada pikiran yang gelap dan hati yang gulita, bagaimana perkataanmu itu bisa berguna, jika kata-katamu tak di muati cahaya? masuk ke hati yang gelap sama sama gelapnya.

( Sang Kyai)

30/11/2022

Ketika makanan yang kita peroleh dari rizqi yang haram itu kita makan, dimakan keluarga kita, dimakan anak-anak kita, maka rizqi itu tertelan, lalu diproses oleh pencernaan. Dasarnya rizqi yang tak halal, maka sarinya kemudian mengaliri darah, lalu saripatinya menjadi sperma dan menetesi hati, menjadi racun yang menggersangkan hati. Maka jangan heran jika kemudian rizqi yang tak halal itu kemudian menjadikan anak kita menjadi anak yang sangat buruk perilakunya, sebab persifatannya kita bangun hatinya dari makanan yang tak halal. Juga kita teramat mudah suntuk, marah, sesak, keras kepala, pemarah, mudah tersinggung, irian, dengkian, tak pernah kerasan jika diajak berbuat baik, dan bersemangat jika diajak berbuat jahat, itu semua karena hati kita terbangun dari makanan yang haram, seperti tanah yang di dalamnya mengalir minyak dan menumpahkan lumpur beracun.

Jika hanya menjadikan kita berbuat jahat untuk diri sendiri itu tak apa. Tapi jika kemudian yang kita sudah mempunyai sikap melahirkan keburukan kepada orang lain, maka siapa pun kita itu adalah telah menggolongkan diri dalam syaitan bergolongan manusia, yang disebut dalam surat Annas, yaitu setan dari golongan jin dan setan dari golongan manusia.

Apakah kita itu seperti itu? Yang selalu berusaha mencegah orang lain berbuat kebaikan, yang selalu merasa iri dengki ketika orang lain melakukan kebaikan, dan orang lain mendapat anugerah dari Alloh. Apakah kita selalu sekuat daya menghalangi orang lain melakukan kebaikan. Jika diri melakukan kajahatan maka dibenarkan, jika orang lain melakukan kebaikan maka disalahkan. Jika kita sudah seperti itu maka sifat syaitoniyah kita telah mendarah daging.
Karena makanan yang kita konsumsi, dan telah meracuni segala darah, pikiran, hati, perasaan. Sehingga apapun yang dilakukan orang lain sekalipun itu kebenaran, maka itu dianggap sebagai suatu kesalahan, karena mata juga telah teraliri racun saripati dari makanan haram yang kita makan.

(Sang Kyai)

28/11/2022

Hidup saja yang wajar, apa adanya, gak usah neko neko, sederhanakan diri, bergaya di depan orang itu, mereka orang lain itu tak tau, pakaian yang kamu pakai itu mahal apa murah, jadi jangan gengsi memakai yang sederhana, orang itu s**a tidak s**a pada kita itu bukan pada pembungkus kita tapi pada hiasan budi pekerti kita yang mulia. Maka kalau ingin di s**ai orang berbudi pekerti saja yang mulia.

Untuk berbudi pekerti yang mulia itu bukan dengan nunduk nunduk jika lewat di depan orang, tapi dengan cara memperbaiki lahir batin sholat kita, sebab dengan sholat yang benar lahir batinnya, akan terbentuk pribadi kita yang mulia, sebab sholat itu bisa mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar, artinya dengan sholat yang benar lahir batinnya itu akan membentuk pribadi kita menjadi orang yang berbudi mulia. Tak akan melakukan ucapan, perbuatan, tindakan yang keji, tdk akan menyumpah serapah,

tidak akan menghujad, tidak akan menghina, memfitnah, mengadu domba, dan tidak akan melakukan perbuatan yang mungkar, mengingkari agama, tidak akan syirik, munafik, kufur nikmat, iri, dengki, menghasut. Artinya kok seseorang itu masih melakukan perbuatan keji, dan perbuatan mungkar, maka itu tandanya sholat orang itu belum benar.

(SANG KYAI)

Biarkan saja orang lain mau berbuat apa saja biarkan saja, sebab semua orang itu menjalani jalan hidupnya sendiri bersam...
27/11/2022

Biarkan saja orang lain mau berbuat apa saja biarkan saja, sebab semua orang itu menjalani jalan hidupnya sendiri bersama segala konsekwensinya, dan akibat segala perbuatan itu semua yang menangung adalah yang berbuat, yang penting hati kita itu jangan sampai benci terhadap perbuatan dan perlakuan buruk orang pada kita.

Setan itu, jika dia tak sanggup menggoda kita dengan berbagai macam cara, maka dia akan menggoda kita lewat orang lain, orang di hasut di pengaruhi di kitik kitik, di kileni, supaya melakukan sesuatu yang akan membangkitkan amarah kita, kebencian kita, yo piye wae, bagaimanapun juga setan akan berusaha mati matian agar kita jadi pengikut mereka,

"al ghodobu minassyaiton"

marah itu dr setan, benci itu dr setan, jadi kita akan di upayakan marah, benci, dengan berbagai cara.

Terpancingkah kita?

Jika kita sampai marah, benci, berarti kita sudah kena jeratnya.
Dan iblis bersorak, karena sumpahnya menaklukkan anak cucu adam terlaksana. kita masuk dalam perangkapnya.

Maka hindari teman yang buruk, seperti kita menghindari lubang jurang menganga, lubang itu mengeluarkan bau asap belerang, jika kita lewat lubang itu sekalipun tak masuk ke jurang, tetap saja baju kita akan bau belerang.

( Sang Kyai)

Jalan mendekatkan diri menuju Allah...

Address

Tikung
Lamongan
62281

Telephone

+81231010775

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Tasawuf Penerang Jiwa posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share


Other News & Media Websites in Lamongan

Show All