22/01/2024
It’s All about Money: Waspadai 3 Gejala Hamba Uang
Tak dapat dipungkiri, kita semua butuh uang selama masih hidup. Untuk mendapatkan air bersih, kita perlu membayar. Ketika Anda kesulitan bernapas, Anda harus membayar oksigen agar dapat bertahan hidup. Hal ini juga berlaku untuk tempat tinggal, makanan, pakaian, dan kebutuhan lain. Sedemikian berartinya uang, sampai-sampai ada orang-orang yang punya slogan “uang bisa membeli segalanya.” Atau, “Ada uang, berarti kebahagiaan ada dalam genggaman.”
Namun, berhati-hatilah, ketika uang mulai memegang kendali dalam kehidupan Anda, bisa jadi Anda telah menjadi hamba uang. Benarkah mencintai uang lebih daripada Tuhan itu berbahaya? Bagaimana cara mengetahui apakah itu terjadi pada diri Anda?
Cinta Uang, Akar Segala Kejahatan
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. –1 Timotius 6:10
Jika kita cermati, sejak dahulu kala, Alkitab sudah memberitahu bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang. Gara-gara uang, orang tua dan anak bisa berseteru di pengadilan. Karena uang, teman jadi musuh. Karena uang, kriminalitas dan korupsi terjadi di mana-mana. Uang membuat manusia menjadi egois, tidak peduli agama, mengingkari imannya, tidak hormat kepada orang tua, sombong, dan menghalalkan segala cara.
Apakah kegelisahan, rasa iri, ambisi, ketakutan, atau konflik yang terjadi dalam hidup Anda akhir-akhir ini ada sangkut pautnya dengan uang? Jika ini yang terjadi, cobalah renungkan sejenak: apakah sumber semua masalah Anda adalah kecintaan Anda akan uang?
Ciri-Ciri Si Hamba Uang
1. Uang Memutuskan Apa yang Bisa atau Tidak Bisa Dilakukan
Ketika uang mulai mengontrol hidup Anda, Anda akan sulit membuat pilihan antara menyenangkan hati Tuhan atau mengejar uang.
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” – Matius 6:24
Contoh kasus yang sering terjadi: saat tiba waktunya beribadah, atau menghadiri persekutuan rutin, atau melakukan saat teduh, Anda masih belum puas bekerja demi mencapai impian dan ambisi Anda, sehingga Anda melewatkan kesempatan tersebut demi uang.
Tanpa sadar, Tuhan tidak lagi menjadi prioritas hidup Anda. Posisi Tuhan bergeser ke urutan kesekian, karena uang lebih penting ba gi Anda di atas segalanya. Anda mengikuti apa yang uang katakan. Jika kegiatan tersebut memberi keuntungan, Anda akan bilang ‘ya.’ Namun, jika kegiatan itu tidak memberi keuntungan, Anda pun berkata ‘tidak.’
Ketika Anda mementingkan uang melebihi segalanya, Anda akan perhitungan dalam hal memberi untuk Tuhan. Bukan tidak mungkin, Anda menghitung untung-rugi dan merasa berat memberikan perpuluhan atau persembahan untuk Tuhan.
Ketika gejala-gejala di atas mulai Anda alami, waspadalah, mungkin Anda telah menjadi hamba uang. Ingatlah bahwa semua yang Anda miliki saat ini datang dari Tuhan, jadi janganlah lupa kepada-Nya, yang memberi berkat kepada Anda dengan berlimpah.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. – Ulangan 8:18
2. Uang Menjadi Tolok Ukur Kebahagiaan Anda
Ketika prestasi kerja Anda dihargai dan Anda mendapat tambahan upah, Anda bahagia tak terhingga. Namun, ketika Anda telah membersikan yang terbaik dalam pekerjaan, tetapi tidak mendapat penghargaan berupa kenaikan upah, Anda kecewa, mengeluh, bersedih, dan menggerutu kesana kemari.
Saat hidup Anda diberkati, diberi kemudahan dan rezeki, Anda mau mengasihi dan melayani Tuhan. Namun, ketika hidup terasa tidak mudah, uang susah didapat, Anda tidak lagi bers**acita menjalani kehidupan kekristenan. Anda tidak semangat beribadah dan saat teduh, juga tidak mau ambil pelayanan. Anda mudah menyalahkan orang lain dan sering kritik sana-sini.
Meskipun dapat menambah kebahagiaan, uang bukanlah tolok ukur kebahagiaan. Banyak orang punya banyak uang, tetapi hidupnya tidak bahagia. Dan, ada orang yang tidak punya banyak uang, tetapi bahagia. Kunci kebahagiaan adalah menjadi penuh (content) di dalam segala keadaan.
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” – Ibrani 13:5
3. Uang Menentukan Siapa Diri Anda
Pikirkan ini: Apakah ketika Anda mengenakan pakaian berkelas dari merek ternama, rasa percaya diri Anda menebal? Atau, ketika jumlah digit rekening tabungan Anda bertambah banyak, harga diri Anda memuncak?
Namun, bagaimana ketika Anda tidak mampu nongkrong di kafe, pergi ke salon ternama untuk perawatan kecantikan, atau tidak bisa berbelanja di supermarket? Apakah Anda jadi rendah diri, merasa tak berguna, dan mengasihani diri sendiri?
Jika Anda merasa seperti itu, mungkin Anda telah menaruh rasa aman dan percaya diri Anda pada uang. Ini bukanlah identitas yang Tuhan ciptakan untuk Anda. Tuhan ingin Anda meletakkan hati, pikiran, dan rasa aman Anda pada diri-Nya, bukan pada apa yang Anda miliki.
Jika Tuhan memberkati Anda dengan lebih banyak rezeki, itu bukanlah untuk meningkatkan status sosial Anda, melainkan agar Anda dapat lebih membantu orang lain yang berkekurangan.
“When God blesses you financially, don’t raise your standard of living, raise your standard of giving.” – Mark Batterson
“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” – Kisah Para Rasul 20:35
Uang seharusnya tidak menjadi sesuatu yang mengontrol hidup Anda. Hanya Tuhan yang layak mengontrol hidup Anda. Jadi, periksa kembali seberapa besar peran uang dalam kehidupan Anda. Apakah uang sedemikian pentingnya hingga Anda tak sadar telah menjadi hambanya?
Kabar baiknya, Anda bisa memohon pengampunan Tuhan dan meminta-Nya mengembalikan fokus hati Anda kepada-Nya. Jangan khawatir dengan hidup Anda. Bekerja keraslah, lakukan yang terbaik, dan tetaplah bergantung dan memprioritaskan Tuhan, maka Anda tidak akan dibiarkan kekurangan!
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. – Matius 6:33
Sumber https://gkdi.org/blog/peran-uang/