Al islami

Al islami inspirasi tentang islam
fb.com/stars

27/10/2024

Kisah ini akan menjelaskan maksud dari sabda Rasulullah saw
yang berbunyi, Barang siapa yang s**a bertemu dengan Allah, maka Allah
s**a bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan
Allah, maka Allah tidak s**a bertemu dengannya.

Imam Abû Hâmid menuturkan, Wahab bin Munabbih
menceritakan, “Tersebutlah seorang raja yang hendak melakukan
perjalanan ke suatu daerah. Dalam rangka perjalanan tersebut ia
menginginkan penampilan yang bagus. Lalu disodorkan kepadanya
sebuah pakaian, tapi ternyata tidak ia s**ai. Ia meminta model-model
pakaian lainnya. Lalu setelah berkali-kali diganti, akhirnya ia
menemukan model pakaian yang cocok dan dis**ainya. Setelah itu, ia
pun meminta disiapkan tunggangan terbaik. Ketika dibawa kepadanya
ternyata ia kurang tertarik. Lalu dibawakan kepadanya berbagai pilihan
hewan tunggangan, dan ia pun menemukan yang terbaik.
Pada saat itu, datanglah iblis yang menghembuskan aroma
keangkuhan dalam diri sang raja. Ia pun melakukan perjalanan dengan rasa takabur yang mulai menyelimutinya. Pas**an dengan kuda-kuda
perkasa mengiringi di belakangnya. Setiap kali berpapasan dengan
orang lain, ia merasa angkuh dan enggan menyapa atau melihatnya.
Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian compang-camping
menghampirinya. Ia mengucapkan salam kepada raja, namun salam
itu tidak dijawabnya. Mendadak lelaki itu menarik tali kekang kudanya.
Sang raja pun berkata: “Lepaskan tali kekang itu, sungguh kau telah
menyulut sebuah permasalahan besar.”
Lelaki itu berkata: “Sesungguhnya aku punya urusan kepadamu.”
Raja menjawab: “Tunggu sejenak, aku turun terlebih dahulu.”
Lelaki itu berkata: “Tidak bisa, aku menginginkannya sekarang
juga.” Lelaki itu memaksanya sambil menarik tali kekang kudanya.
Raja berkata: “Kalau begitu katakanlah apa yang kau inginkan”.
Lelaki itu menjawab: “Tidak bisa, itu rahasia.”
Lalu raja merendahkan kepalanya untuk mendengar apa yang
akan dibisikkan lelaki tersebut. Lelaki itu berkata: “Aku adalah malaikat
maut”.
Mendengar itu, spontan wajah sang raja berubah, dengan gemetar
lisannya berkata: “Tolong tangguhkan aku, biarkan aku bertemu
terlebih dahulu dengan keluargaku, menuntaskan semua tugasku, dan
berpamitan dengan mereka”. Si lelaki yang ternyata malaikat maut itu berkata: “Tidak bisa, demi Allah, kau tidak akan sempat bertemu
dengan keluargamu terlebih dahulu.”
Setelah menyampaikan hal itu, sang malaikat pun mencabut nyawa
raja, dan ia pun roboh seperti kayu yang ditebang.
Malaikat maut yang hadir dalam sosok lelaki itu meneruskan
perjalanannya. Ia pun bertemu dengan seorang hamba yang beriman.
Masih dengan penampilan yang sama ia mengucapkan salam
kepadanya, salam itu pun disambut dan dijawab dengan hangat oleh
lelaki beriman tersebut.
Malaikat berkata: “Aku punya keperluan kepadamu, tapi aku hanya
akan membisikkannya di telingamu.” Lelaki itu berkata:
“Sampaikanlah!” Malaikat pun berbisik kepadanya: “Aku adalah
malaikat maut, aku hendak menuntaskanmu dari segala pekerjaan
yang sedang kau tuju saat ini.” Orang itu menjawab: “Bagiku tidak ada
pekerjaan atau urusan yang lebih besar dan lebih aku cintai kecuali
bertemu dengan Allah swt.” Malaikat berkata: “Kalau begitu silahkan
kau pilih, dengan cara apa kau ingin aku mencabut nyawamu.” Orang
itu berkata: “Apakah engkau telah kuasa melakukan hal itu?.” Malaikat
berkata: “Tentu saja, sebab aku telah diperintahkan untuk itu.” Orang
itu berkata: “Kalau begitu biarkan aku berwudhu dan shalat, lalu ketika
aku sedang sujud, maka cabutlah nyawaku.”

23/10/2024

Ketahuilah wahai manusia yang ingin mendapat curahan ilmu, yang betul-betul berharap dan sangat haus kepadanya, bahwa jika engkau menuntut ilmu guna bersaing, berbangga, mengalahkan teman sejawat, meraih simpati orang, dan mengharap dunia, maka sesungguhnya engkau sedang berusaha menghancurkan agamamu, membinasakan dirimu, dan menjual akhirat dengan dunia. Dengan demikian, engkau mengalami kegagalan, perdaganganmu merugi, dan gurumu telah membantumu dalam berbuat maksiat serta menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut. Gurumu itu seperti orang yang menjual pedang bagi perampok jalanan, sebagaimana Rasul saw. bersabda, “Siapa yang membantu terwujudnya perbuatan maksiat walaupun hanya dengan sepenggal kata, ia sudah menjadi sekutu baginya dalam per­buatan tersebut.”

Merayakan tahun ke-4 saya di Facebook. Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda ...
21/10/2024

Merayakan tahun ke-4 saya di Facebook. Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda semua. 🙏🤗🎉

Syukran kasira

KISAH SAHABAT NABI+MENANTUNYA('ALI BIN ABI THALIB/KHALIFAH YG EMPAT) Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligu...
21/10/2024

KISAH SAHABAT NABI+MENANTUNYA

('ALI BIN ABI THALIB/KHALIFAH YG EMPAT)

Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW, salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia adalah orang pertama dari kalangan anak-anak yang masuk Islam dan termasuk di antara As-Sabiqun al-Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Berikut ini adalah beberapa kisah penting dari kehidupannya:

1. Masa Kecil dan Hubungannya dengan Nabi

Ali bin Abi Thalib lahir di dalam Ka'bah pada 13 Rajab, 600 M. Sejak kecil, ia diasuh oleh Nabi Muhammad SAW karena ayahnya, Abu Thalib, yang merupakan paman Nabi, memiliki banyak tanggungan. Ini membuat hubungan antara Ali dan Nabi Muhammad sangat dekat, hampir seperti ayah dan anak.

2. Masuk Islam

Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu dan memulai dakwah Islam secara diam-diam, Ali adalah orang pertama dari kalangan anak-anak yang menerima Islam, di usia sekitar 10 tahun. Dedikasi dan keberaniannya sudah tampak sejak dini.

3. Hijrah ke Madinah

Ketika Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah, Ali memainkan peran penting. Pada malam hijrah, Ali rela menggantikan tempat tidur Nabi Muhammad untuk mengelabui musuh-musuh Quraisy yang berencana membunuh Nabi. Tindakan berani ini menunjukkan keberanian dan pengorbanannya yang luar biasa.

4. Pernikahan dengan Fatimah

Ali menikah dengan Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW, dan dari pernikahan ini lahirlah dua cucu Nabi, Hasan dan Husain. Pernikahan ini menjadi lambang hubungan yang erat antara Ali dengan keluarga Nabi.

5. Perang-perang Besar

Ali bin Abi Thalib terkenal karena kehebatannya di medan perang. Dalam berbagai pertempuran, seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq, Ali menunjukkan keberanian dan keahlian tempurnya. Salah satu kisah yang terkenal adalah saat Ali mengalahkan Amr bin Abd Wudd, seorang prajurit Quraisy yang dianggap tidak terkalahkan, dalam Perang Khandaq.

6. Khilafah Ali

Setelah terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 656 M, Ali dipilih sebagai khalifah yang keempat. Masa pemerintahannya penuh dengan tantangan dan konflik, terutama karena adanya kelompok-kelompok yang menentangnya, seperti dalam Perang Jamal (dengan Aisyah, Thalhah, dan Zubair) dan Perang Shiffin (dengan Muawiyah).

7. Akhir Hayat Ali

Pada tahun 661 M, Sayyidina Ali dibunuh oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam ketika ia sedang salat di Masjid Kufah. Pembunuhannya menandai berakhirnya Khulafaur Rasyidin dan memulai era dinasti Umayyah.

8. Sifat dan Karakter Ali

Sayyidina Ali dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas, berani, adil, dan saleh. Ia adalah ahli dalam ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra Arab. Ucapannya sering kali dikutip dalam berbagai karya sastra dan hikmah. Ali juga memiliki kecintaan yang besar pada keadilan dan kebenaran, yang tercermin dalam kepemimpinannya.

9. Warisan Sayyidina Ali

Ali bin Abi Thalib bukan hanya dihormati sebagai seorang sahabat dan khalifah, tetapi juga sebagai salah satu figur utama dalam sejarah Islam, terutama bagi kelompok Syiah yang menganggapnya sebagai imam pertama. Nasihat-nasihatnya yang bijak masih banyak dijadikan pedoman dalam kehidupan beragama oleh umat Islam hingga kini.

Kisah Qarun adalah salah satu cerita yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai pelajaran tentang kesombongan dan bagaimana...
18/10/2024

Kisah Qarun adalah salah satu cerita yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai pelajaran tentang kesombongan dan bagaimana Allah menghancurkan orang-orang yang berlebihan dalam kekayaan dan ketamakan. Qarun adalah tokoh yang berasal dari kaum Bani Israil pada masa Nabi Musa, dan ia dikenal karena kekayaannya yang melimpah. Namun, karena kesombongan dan kekikirannya, ia mengalami akhir yang tragis. Berikut adalah ringkasan kisah Qarun:

Latar Belakang Qarun

Qarun adalah seorang yang sangat kaya raya dari kalangan Bani Israil, dan ia memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Musa. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Pada awalnya, Qarun adalah orang yang saleh dan taat beribadah. Namun, ketika ia menjadi sangat kaya, sikapnya berubah menjadi sombong dan tamak. Kekayaan yang dimilikinya sangat besar sehingga disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa "kunci-kunci perbendaharaannya saja memberatkan sekump**an orang yang kuat" (QS. Al-Qasas: 76).

Kesombongan Qarun

Meskipun Qarun sangat kaya, ia tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya. Ketika orang-orang mengingatkannya untuk bersyukur dan menggunakan kekayaannya untuk kebaikan, ia justru merasa bahwa kekayaan itu adalah hasil usahanya sendiri. Qarun berkata, "Sesungguhnya aku diberi harta itu hanyalah karena ilmu yang ada padaku" (QS. Al-Qasas: 78). Dengan kata lain, Qarun merasa bahwa semua kekayaannya adalah hasil kecerdasan dan kemampuannya sendiri, dan ia menolak untuk mengakui bahwa kekayaan itu sebenarnya berasal dari Allah.

Tidak hanya itu, Qarun juga kikir. Dia tidak mau bersedekah atau berbagi dengan orang miskin, dan justru memamerkan kekayaannya dengan sombong di hadapan orang-orang. Sikap ini membuatnya semakin jauh dari jalan kebenaran.

Peringatan dari Nabi Musa

Sebagai seorang nabi, Musa memberikan nasihat kepada Qarun untuk mengingat Allah dan menggunakan kekayaannya dengan benar. Nabi Musa mengingatkan Qarun agar tidak terperdaya oleh harta benda, karena semua yang dimiliki manusia adalah titipan dari Allah. Musa juga mengajak Qarun untuk menyedekahkan hartanya dan menolong sesama.

Namun, Qarun menolak nasihat Nabi Musa. Dia bahkan menuduh Musa ingin mengambil hartanya untuk kepentingan pribadi. Kesombongan dan keangkuhan Qarun semakin menguasai dirinya, hingga dia mengabaikan semua peringatan dan nasihat yang diberikan kepadanya.

Hukuman dari Allah

Karena kesombongan dan kelalaiannya, Allah memberikan hukuman yang sangat berat kepada Qarun. Suatu hari, saat Qarun sedang memamerkan kekayaannya, Allah menenggelamkan dia beserta semua hartanya ke dalam bumi. Al-Qur'an menceritakan kejadian ini dengan jelas dalam surah Al-Qasas ayat 81: "Maka Kami benamkanlah dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan dia tidak termasuk orang-orang (yang dapat) membela diri."

Qarun dan seluruh kekayaannya hilang dalam sekejap. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya, dan semua harta yang selama ini menjadi sumber kebanggaannya juga tidak bisa menyelamatkannya dari hukuman Allah.

Hikmah dari Kisah Qarun

Kisah Qarun menyimpan banyak pelajaran penting yang relevan sepanjang masa:

1. Kesombongan adalah jalan kehancuran – Kesombongan Qarun atas kekayaannya membawanya pada kebinasaan. Allah menghancurkan Qarun karena ia sombong dan lupa bahwa semua yang dimilikinya adalah pemberian Allah.

2. Harta bukanlah segalanya – Qarun memiliki kekayaan yang sangat besar, tetapi kekayaannya tidak bisa menyelamatkannya dari azab Allah. Harta dunia hanyalah sementara, dan apa yang benar-benar bernilai adalah amal perbuatan yang baik.

3. Bersyukur kepada Allah – Kekayaan dan nikmat yang Allah berikan harus diakui sebagai karunia-Nya, bukan karena usaha pribadi semata. Bersyukur kepada Allah dengan menggunakan harta untuk kebaikan adalah cara terbaik untuk menjaga diri dari kesombongan.

4. Ketamakan dan kekikiran membawa kehancuran – Qarun enggan berbagi hartanya dan tamak akan kekayaannya. Sikap seperti ini tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga akan membawa murka Allah.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kekayaan yang melimpah harus diimbangi dengan kerendahan hati dan tanggung jawab sosial. Harta yang digunakan dengan baik dapat mendekatkan seseorang kepada Allah, tetapi harta yang disalahgunakan bisa membawa pada kebinasaan, sebagaimana yang dialami oleh Qarun.

KISAH SAHABAT RASULULLAH SAW        (UMAR BIN KHATTAB) Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang...
17/10/2024

KISAH SAHABAT RASULULLAH SAW
(UMAR BIN KHATTAB)

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal karena ketegasan, keadilan, dan kepemimpinannya yang luar biasa. Umar lahir sekitar tahun 584 M di Mekah, dari suku Quraisy. Berikut adalah beberapa kisah penting dari kehidupannya:

1. Masuk Islam

Sebelum memeluk Islam, Umar adalah salah satu musuh terbesar umat Islam. Ia sangat keras dalam menentang ajaran Nabi Muhammad SAW dan bahkan berniat untuk membunuh beliau. Suatu hari, Umar mendengar bahwa adik perempuannya, Fatimah, dan suaminya telah memeluk Islam. Dalam kemarahan, Umar pergi ke rumah adiknya untuk mengkonfrontasi mereka.

Ketika sampai, Umar mendengar Fatimah dan suaminya membaca ayat-ayat Al-Qur’an dari Surah Thaha. Setelah memukul adiknya, Umar merasa tersentuh oleh ayat-ayat tersebut. Ia meminta untuk membaca lembaran Al-Qur’an tersebut, dan setelah itu, hatinya terbuka untuk menerima Islam. Umar kemudian pergi menemui Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keislamannya. Peristiwa ini terjadi pada tahun keenam kenabian, dan keislamannya membawa kekuatan besar bagi umat Islam di Mekah.

2. Kepemimpinan sebagai Khalifah

Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah kedua. Masa kepemimpinannya (634-644 M) dikenal sebagai salah satu periode keemasan dalam sejarah Islam. Umar adalah pemimpin yang sangat adil dan sederhana. Ia memimpin dengan penuh kebijaksanaan, selalu memikirkan kesejahteraan rakyat, dan selalu mengutamakan keadilan.

3. Penaklukan dan Ekspansi Islam

Di bawah kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam berkembang pesat. Banyak wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan Persia berhasil ditaklukkan, termasuk Mesir, Palestina, dan sebagian besar wilayah Persia. Umar tidak hanya memperluas wilayah, tetapi juga memperkenalkan sistem administrasi yang baik untuk mengelola wilayah yang luas.

4. Keadilan dan Kesederhanaan Umar

Umar dikenal sangat tegas dan adil dalam memimpin. Ada banyak kisah yang menunjukkan bagaimana ia berlaku adil tanpa membedakan status sosial seseorang. Salah satu kisah terkenal adalah ketika Umar menegur seorang gubernurnya yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyatnya hidup dalam kesusahan. Umar bahkan memerintahkan gubernur tersebut untuk hidup sederhana sesuai dengan keadaan rakyatnya.

Contoh lainnya adalah ketika Umar menemukan bahwa putra salah satu gubernurnya telah memukul seorang penduduk Mesir. Umar memanggil gubernur tersebut dan memberikan cambuk kepada penduduk Mesir itu, memerintahkannya untuk membalas perbuatan putra gubernur yang telah bersikap zalim.

5. Kematian Umar

Umar bin Khattab wafat pada tahun 644 M setelah ditikam oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu'lu'ah saat sedang memimpin salat Subuh di Masjid Nabawi, Madinah. Meskipun terluka parah, Umar tetap menjaga ketenangannya dan memilih enam sahabat untuk menjadi calon penggantinya sebagai khalifah. Umar kemudian meninggal beberapa hari setelah penikaman tersebut.

6. Warisan Umar bin Khattab

Warisan terbesar Umar bin Khattab adalah sistem keadilan dan pemerintahan yang ia terapkan. Umar memperkenalkan konsep Diwan, sebuah sistem administratif yang terorganisir untuk mengelola keuangan negara. Ia juga memperkenalkan kalender Islam yang dihitung dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Selain itu, Umar juga dikenal karena keadilan sosialnya. Salah satu kebijakan pentingnya adalah mendirikan baitul mal (perbendaharaan negara) untuk membantu orang-orang miskin dan yang membutuhkan.

Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belan...
16/10/2024

Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda di Aceh. Lahir pada tahun 1848 di Lampadang, Kesultanan Aceh, Cut Nyak Dhien berasal dari keluarga bangsawan yang sangat patriotik. Sejak muda, dia sudah terbiasa dengan suasana perjuangan dan semangat perlawanan terhadap kolonialisme.

Ketika Belanda mulai memperluas kekuasaannya ke wilayah Aceh pada tahun 1873, suaminya, Teuku Ibrahim, turut serta dalam perang melawan penjajah. Namun, dalam sebuah pertempuran, Teuku Ibrahim gugur, dan peristiwa ini sangat menyakitkan bagi Cut Nyak Dhien. Namun, ia tidak menyerah. Dengan semangat yang tinggi, ia menikah lagi dengan Teuku Umar, seorang pejuang Aceh yang juga gigih melawan Belanda.

Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dhien terus melakukan perlawanan gerilya. Teuku Umar dikenal menggunakan taktik licik dengan berpura-pura menyerah kepada Belanda untuk mendapatkan senjata dan sumber daya, lalu berbalik menyerang mereka. Sayangnya, pada tahun 1899, Teuku Umar tewas dalam pertempuran, meninggalkan Cut Nyak Dhien untuk memimpin perlawanan sendirian.

Meskipun usianya sudah lanjut, Cut Nyak Dhien tetap memimpin pas**annya dengan gigih di pegunungan dan hutan Aceh. Kondisi fisiknya semakin memburuk akibat usia dan penyakit, tetapi semangat juangnya tetap menyala. Namun, pada akhirnya, salah satu anak buahnya mengkhianatinya dan memberitahu posisi pas**annya kepada Belanda. Cut Nyak Dhien akhirnya ditangkap pada tahun 1901.

Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, di mana dia menghabiskan sisa hidupnya hingga wafat pada 6 November 1908. Meskipun akhirnya ditangkap, perjuangan dan semangat patriotismenya tetap dikenang sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

Cut Nyak Dhien diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1964 karena keberanian dan pengorbanannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh dan Indonesia dari penjajah.

Kisah Uwais al-Qarni adalah cerita yang penuh dengan keteladanan, terutama tentang bakti kepada ibu dan keikhlasan dalam...
15/10/2024

Kisah Uwais al-Qarni adalah cerita yang penuh dengan keteladanan, terutama tentang bakti kepada ibu dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Uwais al-Qarni lahir dan tinggal di Yaman pada masa Nabi Muhammad SAW. Ia bukanlah seorang sahabat Nabi, karena tidak pernah bertemu langsung dengan Rasulullah. Namun, ia termasuk dalam golongan tabi'in, yakni generasi yang hidup sezaman dengan sahabat Nabi. Uwais dikenal sebagai seorang pemuda miskin yang hidup sederhana. Pekerjaannya sehari-hari adalah menggembala ternak, namun ia memiliki akhlak yang mulia, keimanan yang kuat, dan bakti yang luar biasa kepada ibunya.

Ibunya adalah seorang wanita tua yang sakit-sakitan, dan Uwais merawatnya dengan penuh cinta dan kesabaran. Uwais sangat ingin bertemu dengan Rasulullah SAW dan mendengar langsung ajarannya. Namun, ibunya yang lumpuh membutuhkan perhatian dan perawatan Uwais setiap hari. Karena cintanya kepada ibunya, Uwais tidak bisa meninggalkan Yaman untuk pergi ke Madinah. Suatu hari, dengan izin ibunya, Uwais melakukan perjalanan ke Madinah untuk bertemu Rasulullah. Namun, ketika ia tiba, Rasulullah sedang tidak berada di tempat, dan Uwais pun kembali ke Yaman tanpa bertemu Nabi, karena ia tidak ingin meninggalkan ibunya terlalu lama.

Meskipun Uwais tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi, Rasulullah sangat mengetahui kebaikan dan kesalehan Uwais. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya bahwa ada seorang lelaki dari Yaman yang bernama Uwais al-Qarni. Nabi berkata bahwa meskipun Uwais tidak pernah bertemu dengannya, Uwais memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah, bahkan doanya sangat mustajab (dikabulkan oleh Allah). Rasulullah juga berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari Uwais suatu hari nanti dan memintanya berdoa untuk mereka.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib selalu mencari Uwais setiap kali ada rombongan dari Yaman yang datang ke Madinah. Hingga akhirnya, pada suatu ketika, mereka bertemu dengan Uwais yang sederhana dan rendah hati. Ketika diminta untuk berdoa, Uwais awalnya menolak karena merasa dirinya hanyalah orang biasa. Namun setelah mereka menjelaskan bahwa Rasulullah sendiri yang meminta hal itu, Uwais pun bersedia berdoa untuk mereka.

Uwais tetap hidup dalam kesederhanaan, meskipun ia memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah. Setelah kematian ibunya, Uwais melanjutkan hidupnya dengan penuh kerendahan hati dan kekhusyukan dalam ibadah. Ia tidak mencari pop**aritas atau kedudukan duniawi, dan lebih memilih untuk tidak dikenal oleh banyak orang.

Kisah Uwais al-Qarni mengajarkan banyak hal, terutama tentang pengorbanan dan bakti kepada orang tua, kerendahan hati, serta keikhlasan dalam menjalani hidup. Doa yang mustajab dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah adalah buah dari kebaktian dan ketulusannya dalam berbakti kepada ibunya serta kedekatannya kepada Allah.

Khalid bin Walid adalah salah satu panglima perang yang paling terkenal dalam sejarah Islam. Beliau mendapat julukan "Sa...
13/10/2024

Khalid bin Walid adalah salah satu panglima perang yang paling terkenal dalam sejarah Islam. Beliau mendapat julukan "Saifullah" atau "Pedang Allah" karena kegigihannya dalam memimpin pas**an dan memenangkan banyak pertempuran penting dalam sejarah awal Islam. Berikut adalah ringkasan kisah hidup Khalid bin Walid:

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Khalid bin Walid lahir di Makkah sekitar tahun 592 M dalam keluarga bangsawan dari suku Quraisy, Bani Makhzum, yang dikenal sebagai salah satu suku paling kuat di Makkah. Sebelum masuk Islam, Khalid terkenal sebagai seorang prajurit yang sangat tangguh dan memiliki keahlian luar biasa dalam seni berperang.

Peran dalam Perang Uhud

Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid berperan penting dalam Perang Uhud (625 M) di mana pas**an Quraisy berhasil membalikkan keadaan dan mengalahkan kaum Muslimin. Ia dikenal sebagai komandan kavaleri Quraisy yang cerdik, yang mengeksploitasi kelemahan barisan kaum Muslimin saat mereka meninggalkan posisi strategis mereka di bukit. Strategi inilah yang menyebabkan kekalahan besar kaum Muslimin dalam perang tersebut.

Masuk Islam

Meskipun awalnya menjadi musuh Islam, Khalid bin Walid akhirnya masuk Islam pada tahun 629 M setelah Perjanjian Hudaibiyah. Ketika dia memeluk Islam, Rasulullah SAW menyambutnya dengan hangat dan memuji kecerdasannya dalam militer. Rasulullah SAW memberi gelar "Saifullah" (Pedang Allah) kepada Khalid sebagai tanda penghormatan atas keahliannya di medan perang.

Karier Militer setelah Masuk Islam

Setelah masuk Islam, Khalid bin Walid memimpin banyak pertempuran penting. Beberapa di antaranya adalah:

1. Perang Mu'tah (629 M): Ini adalah salah satu pertempuran besar di mana Khalid bin Walid memimpin pas**an Muslim melawan Kekaisaran Romawi. Dalam pertempuran ini, Khalid berhasil menyelamatkan pas**an Muslim dari kekalahan meskipun mereka kalah dalam jumlah.

2. Pembebasan Makkah (630 M): Khalid memainkan peran penting dalam pembebasan Makkah oleh kaum Muslimin. Pembebasan ini dilakukan hampir tanpa pertumpahan darah, dan Khalid membantu memastikan transisi yang damai.

3. Perang Yarmuk (636 M): Salah satu pertempuran terbesar dan paling menentukan dalam sejarah Islam. Khalid memimpin pas**an Muslim melawan pas**an Bizantium (Romawi Timur) di dataran Yarmuk. Kemenangan kaum Muslimin dalam pertempuran ini membuka jalan bagi penaklukan besar-besaran wilayah Syam (Suriah, Palestina, dan sekitarnya).

4. Penaklukan Persia: Khalid juga memainkan peran kunci dalam penaklukan Kekaisaran Sassanid (Persia). Dia berhasil mengalahkan pas**an Persia dalam beberapa pertempuran penting.

Kepemimpinan dan Gaya Perang

Khalid bin Walid dikenal sebagai seorang jenius militer yang menguasai berbagai taktik dan strategi perang. Dia sering menggunakan manuver cepat dan serangan mendadak untuk mengejutkan musuh-musuhnya. Selain itu, Khalid adalah pemimpin yang sangat dihormati oleh pas**annya karena keberanian dan ketegasannya di medan perang.

Akhir Hidup Khalid bin Walid

Meskipun memiliki karier militer yang gemilang, Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatannya sebagai panglima perang oleh Khalifah Umar bin Khattab. Alasan Umar melakukan ini adalah untuk mencegah orang-orang menaruh kepercayaan yang berlebihan kepada Khalid, sehingga mereka memahami bahwa kemenangan sebenarnya datang dari Allah SWT, bukan dari individu.

Khalid bin Walid wafat pada tahun 642 M di Homs, Suriah. Ia meninggal di tempat tidur, sebuah fakta yang sering ia sesalkan, karena ia berharap mati sebagai syahid di medan perang. Dalam sebuah pernyataan terkenal, Khalid bin Walid berkata:

"Aku telah berperang dalam begitu banyak pertempuran sehingga di setiap bagian tubuhku terdapat bekas luka akibat pedang, tombak, atau panah, namun kini aku mati di tempat tidur seperti seekor unta tua."

Meskipun tidak mati syahid di medan perang, Khalid dikenang sebagai salah satu pahlawan besar dalam sejarah Islam, yang berjasa besar dalam penyebaran Islam melalui perjuangan dan taktik militernya.

12/10/2024

Jiwa yang merdeka dan bijaksana akan keluar dari dunia sebelum ia dikeluarkan darinya.
Sementara jiwa yang lawwamah (sering mencela) akan terus memegang dunia sampai ia keluar dari dunia dalam keadaan rugi, menyesal, dan sedih.

Semoga kita terjauhkan dari jiwa yg lawwamah...
Aamiinn 🤲🤲🤲

11/10/2024

Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahawasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta - sedekah - kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya p**a sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:

"Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku simpan sehingga tidak ku berikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan.
Barangsiapa yang menjaga diri - dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah (kaya hati dan jiwa) dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikurnia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikurniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih
luas (kegunaannya) daripada kurnia kesabaran itu."

10/10/2024

Siapa yang menyadari dalam setiap salatnya bahwa salat yang ia kerjakan merupakan salat terakhir, maka hatinya akan khusyuk dan dengan mudah ia bisa mem­persiapkan diri sesudahnya. Tapi, siapa yang tak bisa melakukan hal itu, ia senantiasa akan lalai, tertipu, dan selalu menunda-nunda hingga kematian tiba. Hingga, pada akhirnya ia menyesal karena waktu telah tiada!

09/10/2024

Telah bersabda Nabi SAW, akan hadir suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga cobaan:

1.Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya.

2.Allah akan mengirim kepada mereka penguasa
yang zalim

3.Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa
membawa iman kepada Allah Ta’ala

Na’udzubillahi min dzaalik.

19/09/2024

Kisah kebaikan seorang petani memperjuangkan desanya dari penjajahan

16/05/2024
10/05/2024

"Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki".

07/05/2024

"Percayalah kepada Allah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginanmu. Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk dirimu."

29/04/2024

Kisah masuk islam khalid bin walid 🥰💪🏻

Address

Medan-banda
Kota Bawah Timur

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Al islami posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Al islami:

Videos

Share