27/10/2024
Kisah ini akan menjelaskan maksud dari sabda Rasulullah saw
yang berbunyi, Barang siapa yang s**a bertemu dengan Allah, maka Allah
s**a bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan
Allah, maka Allah tidak s**a bertemu dengannya.
Imam Abû Hâmid menuturkan, Wahab bin Munabbih
menceritakan, “Tersebutlah seorang raja yang hendak melakukan
perjalanan ke suatu daerah. Dalam rangka perjalanan tersebut ia
menginginkan penampilan yang bagus. Lalu disodorkan kepadanya
sebuah pakaian, tapi ternyata tidak ia s**ai. Ia meminta model-model
pakaian lainnya. Lalu setelah berkali-kali diganti, akhirnya ia
menemukan model pakaian yang cocok dan dis**ainya. Setelah itu, ia
pun meminta disiapkan tunggangan terbaik. Ketika dibawa kepadanya
ternyata ia kurang tertarik. Lalu dibawakan kepadanya berbagai pilihan
hewan tunggangan, dan ia pun menemukan yang terbaik.
Pada saat itu, datanglah iblis yang menghembuskan aroma
keangkuhan dalam diri sang raja. Ia pun melakukan perjalanan dengan rasa takabur yang mulai menyelimutinya. Pas**an dengan kuda-kuda
perkasa mengiringi di belakangnya. Setiap kali berpapasan dengan
orang lain, ia merasa angkuh dan enggan menyapa atau melihatnya.
Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian compang-camping
menghampirinya. Ia mengucapkan salam kepada raja, namun salam
itu tidak dijawabnya. Mendadak lelaki itu menarik tali kekang kudanya.
Sang raja pun berkata: “Lepaskan tali kekang itu, sungguh kau telah
menyulut sebuah permasalahan besar.”
Lelaki itu berkata: “Sesungguhnya aku punya urusan kepadamu.”
Raja menjawab: “Tunggu sejenak, aku turun terlebih dahulu.”
Lelaki itu berkata: “Tidak bisa, aku menginginkannya sekarang
juga.” Lelaki itu memaksanya sambil menarik tali kekang kudanya.
Raja berkata: “Kalau begitu katakanlah apa yang kau inginkan”.
Lelaki itu menjawab: “Tidak bisa, itu rahasia.”
Lalu raja merendahkan kepalanya untuk mendengar apa yang
akan dibisikkan lelaki tersebut. Lelaki itu berkata: “Aku adalah malaikat
maut”.
Mendengar itu, spontan wajah sang raja berubah, dengan gemetar
lisannya berkata: “Tolong tangguhkan aku, biarkan aku bertemu
terlebih dahulu dengan keluargaku, menuntaskan semua tugasku, dan
berpamitan dengan mereka”. Si lelaki yang ternyata malaikat maut itu berkata: “Tidak bisa, demi Allah, kau tidak akan sempat bertemu
dengan keluargamu terlebih dahulu.”
Setelah menyampaikan hal itu, sang malaikat pun mencabut nyawa
raja, dan ia pun roboh seperti kayu yang ditebang.
Malaikat maut yang hadir dalam sosok lelaki itu meneruskan
perjalanannya. Ia pun bertemu dengan seorang hamba yang beriman.
Masih dengan penampilan yang sama ia mengucapkan salam
kepadanya, salam itu pun disambut dan dijawab dengan hangat oleh
lelaki beriman tersebut.
Malaikat berkata: “Aku punya keperluan kepadamu, tapi aku hanya
akan membisikkannya di telingamu.” Lelaki itu berkata:
“Sampaikanlah!” Malaikat pun berbisik kepadanya: “Aku adalah
malaikat maut, aku hendak menuntaskanmu dari segala pekerjaan
yang sedang kau tuju saat ini.” Orang itu menjawab: “Bagiku tidak ada
pekerjaan atau urusan yang lebih besar dan lebih aku cintai kecuali
bertemu dengan Allah swt.” Malaikat berkata: “Kalau begitu silahkan
kau pilih, dengan cara apa kau ingin aku mencabut nyawamu.” Orang
itu berkata: “Apakah engkau telah kuasa melakukan hal itu?.” Malaikat
berkata: “Tentu saja, sebab aku telah diperintahkan untuk itu.” Orang
itu berkata: “Kalau begitu biarkan aku berwudhu dan shalat, lalu ketika
aku sedang sujud, maka cabutlah nyawaku.”