02/09/2023
"Pantaskah berharap pada manusia, padahal Allah berfirman, 'Memintalah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan'."
Pojok sunyi, 25072019
***
DOA PERMOHONAN
Do’a permohonan adalah do’a untuk memohon atau meminta sesuatu yang bermanfaat, yakni yang memberi manfaat bagi pemohon, atau yang menghindarkan dari bahaya, atau meminta hajat-hajat.
Do’a permohonan terbagi menjadi 2:
1. Jika seseorang meminta pertolongan atau melakukan permohonan kepada orang lain, yang masih hidup, mampu, dan ada di hadapannya, maka hal ini tidak termasuk kesyirikan.
Seperti, “Berilah saya air minum”, atau, “Wahai Fulan, berilah saya makanan”, atau yang semisal dengan itu, maka tidak menjadi masalah. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa meminta (kepada kalian) dengan (menyebut Nama) Allah, maka berilah ia, dan barangsiapa memohon perlindungan (kepada kalian) dengan (menyebut Nama) Allah, maka berikanlah perlindungan kepadanya, dan barangsiapa yang mengundang kamu (untuk menghadiri walimah dan lain-lain -pen) maka penuhilah, dan barangsiapa berbuat baik kepadamu, maka hendaklah kamu balas, seandainya tidak ada yang kamu miliki untuk mebalasnya, maka do’akanlah ia sehingga kamu merasa bahwa kamu telah membalas kebaikannya.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 1672; An-Nasa’i, 5/82; Ahmad dalam Al-Musnad, 2/68 dan 99. Lihat At-Ta’liq Al-Mufid ‘ala Kitab At-Tauhid, Syaikh bin Baz, hal. 91 dan 245)
2. Berdo’a kepada makhluk dan meminta darinya sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh selain Allah, maka hal ini menjadikan orang tersebut musyrik dan kafir, baik yang diminta itu masih hidup ataupun sudah mati, berada di hadapannya ataupun tidak di hadapannya, seperti perkataan, “Wahai kyai Fulan, sembuhkan penyakit saya, kembalikan barang saya yang hilang, panjangkan umur saya, beri saya anak, dan lain-lain”. Semua perkataan itu merupakan kekafiran yang sangat besar yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
Allah berfirman,
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al-An’am: 17)
Allah berfirman,
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ . وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (p**a) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yunus: 106-107)
Sumber:
Muslimah or id