RMOL World View • Panas Dingin Laut China Selatan
Laut China Selatan (LCS) merupakan kawasan yang seakan menolak sepi dari sorotan publik dunia. Kawasan yang memiliki potensi strategis ini juga merupakan "panggung" unjuk gigi kekuatan sejumlah negara yang memiliki kepentingan, baik langsung ataupun tidak langsung.
Bukan hal baru jika China membuat geram beberapa negara, terutama di kawasan Asia Tenggara, dengan manuver militer di kawasal LCS yang disengketakan.
Terlebih baru-baru ini, kehadiran pakta keamanan baru melibatkan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) berpotensi meningkatkan ketegangan di LCS. Hal ini bisa berdampak pada Indonesia, terutama jika bersinggungan dengan batas kedaulatan Laut Natuna Utara yang berada diujung perairan yang disengketakan tersebut.
Kita akan menyelami lebih dalam isu tersebut dengan tema: Panas Dingin Laut China Selatan
Hari/Tanggal: Senin, 4 Oktober 2021, Waktu: 15.00 WIB
Bersama: Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Diponegoro, Mohmad Rosyidin, MA
RMOL World View mendukung Kampus Merdeka, kami menyediakan e-certificate untuk partisipan yang hadir.
Salam hormat,
Redaksi RMOL.ID
RMOL World View • AUKUS dan Pecahnya Suara ASEAN
Kemitraan pertahanan antara Australia, Inggris, dan AS yang disebut dengan AUKUS menjadi fokus dunia dalam beberapa waktu terakhir. Keberadaan AUKUS telah memicu dilema keamanan karena dorongan Inggris dan AS untuk memperkuat Australia menggunakan kapal selam bertenaga nuklir.
Dalam perkembangannya, beberapa negara ASEAN menunjukkan respons yang berbeda terhadap AUKUS. Apakah perpecahan suara di ASEAN akan mempengaruhi keamanan di kawasan? Bagaimana langkah Indonesia selanjutnya dalam menanggapi AUKUS?
RMOL World View akan hadir untuk membahasnya tema "AUKUS dan Pecahnya Suara ASEAN".
Bersama: Anggota Komisi I DPR RI - Sukamta dan Pangamat, Dosen HI UNJANI - Yohanes Sulaiman
Senin, 27 September 2021, 16.00 WIB.
Livestreaming
Facebook: https://www.facebook.com/KantorBeritaPolitikRMOL
YouTube : Republik Merdeka TV
Salam hormat,
Redaksi RMOL.ID
RMOL World View • Ngobrolin Kpop dan Diplomasi
Baru-baru ini, boyband Kpop BTS resmi jadi utusan khusus Presiden Korea Selatan. Mereka mengantongi paspor diplomatik dan siap menghadiri Sidang Umum PBB ke-76 akhir September ini.
Ini bukan kali pertama mereka akan bicara di hadapan PBB. Sejak beberapa tahun terakhir, BTS membawa pesan kuat, terutama untuk generasi muda, dengan bicara di acara tahunan PBB.
Yuk kita ngobrol lebih jauh soal apa sih kaitannya Kpop dan diplomasi! Bersama narasumber: Devie Rahmawati, Pengamat Sosial. Senin, 20 September 2021, 16.00 WIB.
#bacarmol
#republikmerdeka
#menjagaindonesia
Tanya Jawab Cak Ulung • Antara Pejabat Makin Kaya & Rakyat Tambah Miskin
Selama masa pandemi virus Corona baru (Covid-19) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis data, 70,3 persen harta para pejabat mengalami kenaikan.
Deputi Pencegahan & Monitoring KPK Pahala Nainggolan mengatakan, data itu diperoleh KPK dari proses analisa LHKPN para pejabat pada tahun 2019-2020.
Bahkan harta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengalami kenaikan hingga menyentuh 10 kali lipat atau seribu persen. Secara nilai, lonjakan harta Menag Yaqut memang hanya Rp 10.221.679.639 atau Rp 10,2 miliar. Namun secara persentase angka lonjakan ini 1.091 persen atau 10 kali lipat.
Data temuan KPK ini berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi masyarakat secara umum. Sebab, Badan Pusat Statistik mencatat data penduduk miskin per Maret 2021 tembus di angka 27,54 juta orang.
Kondisi kontra ini menjadi perhatian banyak kalangan karena menjadi ironi pandemi Covid-19. Satu sisi para pejabat mengalami peningkatan kekayaan, sedangkan masyarakat kecil malah terus tergencet tekanan ekonomi yang luar biasa.
Sesi Tanya Jawab Cak Ulung kembali akan masalah tersebut:
Tema: Antara Pejabat Makin Kaya & Rakyat Tambah Miskin
Narasumber: Anggota DPR RI Nasir Djamil dan Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad.
Hari: Kamis, 16 September 2021, Pukul: 14.00 WIB
RMOL World View • Panas Dingin Maroko - Aljazair, Badai yang Tak Kunjung Reda
Baru-baru ini Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan negeri tetangga, Maroko. Kendati hubungan kedua negara untuk waktu yang cukup lama berada dalam situasi panas-dingin tak urung keputusan Aljazair ini mengagetkan banyak pihak dan melahirkan sejumlah dugaan baik mengenai sebab-sebabnya maupun potensi konstelasi di kawasan.
RMOL World View akan membahas soal ini bersama:
Dr. Cecep A. Jamaluddin
Pengamat Hubungan Indonesia-Maroko
Sekjen Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK-PRIMA)
Teguh Santosa
Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia Maroko
Petitioner on Western Sahara Issue (2011 dan 2012)
Hari: Senin, 30 Agustus 2021
Pukul: 16.00 sd 17.00 WIB
Tanya Jawab Cak Ulung • Kepentingan Siapa Amandemen UUD 1945?
Sejak Senin (16/8) lalu publik menyoroti wacana amandemen terbatas UUD 1945 yang kelima. Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan rencana amandemen UUD itu terkait dengan kebutuhan menambah wewenang MPR untuk menetapkan Pokok pokok haluan negara (PPHN).
Bahkan Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin sejak beberapa bulan lalu mengusulkan presiden dipilih kembali oleh MPR. Argumentasinya, pemilihan kepemimpinan nasional yang dilakukan langsung sejak 2004 itu tidak serta merta mewujudkan harapan substansi dari demokrasi.
Wacana amandemen ini membuat publik khawatir, amandemen terbatas tidak hanya membahas soal PPHN tetapi menjadi pintu masuk kepentingan elite. Seperti pembahasan soal perpanjangan periode presiden dan berbagai kepentingan yang merepresentasikan kelompok kecil lainnya. Bahkan kalangan aktivis sipil khawatir amandemen terbatas yang dilontarkan Bamsoet akan membungkam kebebasan hak-hak yang telah ditetapkan oleh konstitusi.
Bagaimana sesungguhnya dinamika soal wacana amendemen terbatas ini? Apakah seluruh fraksi MPR setuju? Siapa yang setuju dan siapa pula yang menolak?
Sesi Tanya Jawab Cak Ulung akan membedah masalah amandemen terbatas besok:
Hari/tanggal: Kamis 19 Agustus 2021
Pukul : 14.00-15.00 WIB
Tema: Kepentingan Siapa Amandemen UUD 1945?
Narasumber: Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat
Tanya Jawab Cak Ulung • Pembangkangan PPKM
Pandemi virus corona baru (Covid-19) telah menguji banyak hal, termasuk perilaku masyarakat dan elite pemerintah Indonesia.
Ragam kebijakan telah dikeluarkan pemerintah, mulai PSBB, PPKM Mikro, PPKM darurat terbaru PPKM dengan level 1 hingga 4. Muara dari itu semua pemerintah ingin krisis kesehatan akibat Covid-19 yang sudah menyasar krisis ekonomi ini segera selesai dan kehidupan kembali normal.
Fakta di lapangan ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam perspektif sosiologis, perilaku masyarakat Indonesia menanggapi wabah virus yang menyerang sistem pernapasan ini pun beragam. Ada yang patuhi imbauan soal penerapan protokol kesehatan Covid-19. Namun demikian ada pula yang tidak percaya Covid-19.
Imbasnya, juga menimbulkan kegaduhan dengan tindakan yang kesannya mengajak orang lain menolak berbagai usaha penanganan pemerintah.
Resistensi berupa sikap pembangkangan pada pemerintah terjadi di berbagai tempat. Misalnya, aksi tolak PPKM yang dilakukan ratusan orang di Bandung yang berujung penangkapan aparat kepolisian.
Di berbagai lini masa banyak pula video yang viral tentang tindakan perlawanan pada petugas. Menerobos pos penyekatan, melawan petugas saat terjaring operasi dan berbagai bentuk lainnya.
Argumentasi umum yang muncul, "lebih memilih mati karena Covid-19 ketimbang mati karena tidak bisa menjamin makan anak dan keluarganya" dan "Meminta masyarakat diam di rumah tapi pemerintah tidak memberi akses kebutuhan dasar seperti jaminan makan".
Resistensi berupa pembangkangan itu juga diasumsikan karena pemerintah tidak serius dan terkesan mengabaikan Konstitusi yang sejatinya menjadi payung hukum dan instrumen penanganan wabah seperti Covid-19. Contoh yang paling riuh jadi pembahasan publik adalah UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Mulai muncul wacana soal perlunya sanksi hukuman pidana berat bagi para pelanggar protokol Covid-19.
Argumentasinya, mereka yang tidak percaya Covid-19 membahayakan orang lain. Menularkan pada
Bincang Sehat • Catatan 10 Hari Melawan Corona
Pandemi Covid-19 bukan ancaman yang bisa dipandang sebelah mata. Meski begitu, bukan berarti harapan menjadi suatu hal yang harus sirna.
Karena itu, menarik untuk bisa mendengarkan kisah mereka yang berhasil pulih melawan Covid-19, agar kita bisa kembali diingatkan mengenai pentingnya mawas diri namun juga tidak panik dalam menghadapi penyakit seribu wajah ini.
Satu cerita datang dari Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan CEO RMOL Network, Teguh Santosa yang akan berbagi ceritanya melawan Covid-19.
"Catatan 10 Hari Melawan Corona"
Hari/Tanggal: Jumat, 02 Juli 2021
Waktu: 14.00 WIB
Livestreaming
Facebook: https://www.facebook.com/KantorBeritaPolitikRMOL
YouTube : Republik Merdeka TV
Salam hormat,
Redaksi RMOL.ID
Bincang Sehat • Diskriminasi di Tengah Pandemi
Sejak muncul pada akhir tahun 2019, pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi, namun juga sosial. Respon terhadap pandemi ternyata telah meningkatkan fenomena diskriminasi, xenofobia, dan intoleransi.
Bincang Sehat akan hadir untuk membahas tema "Diskriminasi di Tengah Pandemi". Bersama: Pengamat Sosial - Devie Rahmawati. Jumat, 18 Juni 2021, 13.00 WIB.
Diskusi ini bisa diakses melalui Livestreaming
Facebook: https://www.facebook.com/KantorBeritaPolitikRMOL
YouTube: Republik Merdeka TV
Terbuka untuk umum
Salam hormat,
Redaksi RMOL.ID
Jendela Usaha • Ngopi Bersama Petani Dan UMKM
Saat ini, kafe bukan lagi tempat yang asing bagi kita, terutama yang tinggal di daerah perkotaan.
Kafe sudah menjadi kebutuhan, tempat menghilangkan penat, menikmati minuman dan camilan sambil bercengkerama dan melakukan pertemuan. Bahkan, dari meja kafe, lahir ide-ide cemerlang.
Baru-baru ini telah diluncurkan sebuah kafe yang bukan sekedar kafe biasa.
Kafe apakah itu?
Kita bertemu langsung dengan pemiliknya, Mbak Dian Novita Susanto, yang di tengah kesibukannya tetap memperhatikan kemajuan para petani perempuan di Indonesia. Kafe yang didirikannya juga didedikasikan untuk membantu memberikan semangat kepada para petani.
Ikuti Jendela Usaha, Rabu 16 Juni 2021, Pukul 14.00 WIB