Obock Papua

Obock Papua “Belajar Untuk Mencintai Menulis”
(1)

Mengembalikan Kejayaan RS Efata yang Melayani Masyarakat Pegunungan PapuaNamun, sejak 1975, perhatian dari pemerintah da...
20/07/2024

Mengembalikan Kejayaan RS Efata yang Melayani Masyarakat Pegunungan Papua

Namun, sejak 1975, perhatian dari pemerintah dan lembaga terkait mulai berkurang, menyebabkan penurunan kualitas layanan di RS Efata. Staf medis sering mengeluhkan kekurangan obat-obatan dan manajemen yang tidak kompeten. Kondisi ini diperburuk dengan minimnya dokter yang bertugas, sehingga hanya beberapa mantri yang dapat memberikan pelayanan kepada pasien.

dailyklik, Wamena — Rumah Sakit Efata di Angguruk, yang pernah menjadi pusat pelayanan medis unggulan di pegunungan Papua, kini berada dalam kondisi m...

https://forumkerakyatan.com/news/detail/2118/jurnalis-papua-terkesan-dengan-video-youtube-serta-sosok--wahyudi-el-pangga...
13/07/2024

https://forumkerakyatan.com/news/detail/2118/jurnalis-papua-terkesan-dengan-video-youtube-serta-sosok--wahyudi-el-panggabean

Jurnalis Papua Terkesan dengan Video Youtube Serta Sosok Wahyudi El Panggabean

WAMENA: Nama saya Obock Isak Silak (30). Saya seorang Jurnalis di Papua.

Saya berasal dari Waniok, Angguruk Masa kecil saya habiskan di kampung Solinggul dan Pinia.

Saya anak kedua dari pasangan bapak Guru injil Hermanus Silak dan ibu Seriana Pahabol.

Saya Sarjana Fisipol Jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Cendrawasih (2017).

Sebagai seorang Jurnalis, saya merasa sangat termotivasi penjelasan Bapak Wahyudi El Panggabean di Channel Youtube nya. Juga di berita-berita media yang saya baca tentang Bapak Wahyudi El Panggabean. Luar biasa!

Berikut ini di antara penjelasan beliau dari kata demi kata dan Alinea ke alinea yang saya dengar dan saya simak serta saya baca dari sebuah media:

Bekerja atas "panggilan hati" akan menggugah tekad, keberanian serta integritas mengemban setiap prosesi jurnalisme yang dijalaninya," tegas Bapak Wahyudi mantan Wartawan Majalah FORUM Keadilan itu.

Menurut Wahyudi, sederet formalitas seperti, "Kartu Pers" dan embel-embel ijazah sampai ke predikat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tidak akan mendukung, jika wartawan dijadikan sebagai profesi alternatif.

"Jika hati Anda benar-benar terpanggil untuk menjalani tugas jurnalistik, tidak ada yang akan Anda takutkan. Kecuali Tuhan," tegas Wahyudi dengan suara menggelegar.

Wahyudi yang telah menekuni dunia jurnalisme, hampir 40 tahun itu, kemudian memperkenalkan tugas dan fungsi wartawan sebagai pemburu informasi kebenaran.

"Dengan mengenali tugas wartawan secara hakiki, Anda bisa memutuskan: apakah Anda terpanggil atau tidak," katanya.

Menjadikan Wartawan sebagai alternatiif, katanya, karena belum beroleh pekerjaan komersil, merupakan suatu kekeliruan.

"Jika itu yang Anda lakukan, saya hampir memastikan Anda akan gagal," tegas Wahyudi.

Lebih jauh dikatakannya, "panggilan hati" akan memupuk kecintaan pada profesi yang melahirkan karakter dan integritas seorang jurnalis sejati.

"Sebagai seorang 'Pahlawan Pena' Wartawan mesti bermental singa. Jangan pengecut. Apalagi, jadi pengemis," tegas Wahyudi.

Profesi wartawan, demikian Wahyudi, adalah profesi mulya yang hanya layak disandang orang-orang yang berahlak mulya.

"Jangan takut: miskin. Jangan khawatir tak dapat uang. Rezeki sudah diatur Tuhan. Tak ada yang bisa menghambat rezeki. Rezeki juga tidak akan tertukar," ungkap Wahyudi.

Wahyudi kemudian menyarankan, peserta pelatihan untuk terus belajar dan berlatih secara kontiniu dan konsisten.

"Jika Anda terus berikhtiar dengan menekuni profesi ini sepenuh hati, Anda layak memetik hasilnya. Jurnalis jembatan emas menuju sukses," tandasnya.

Terima kasih Bapak Wahyudi El Panggabean, atas sajian ilmu jurnalistik yang Bapak sampaikan. Salam sehat selalu Pak.

PENULIS: Obock Isak Silak (Papua).

Sebagai seorang Jurnalis, saya merasa  sangat termotivasi penjelasan Bapak Wahyudi El Panggabean di Channel Youtube nya. Juga di berita-berita media yang saya baca tentang Bapak Wahyudi El Panggabean. Luar biasa!

15/05/2024

Masalah Cinta Terlepas dari Emosi

Laki-laki menginginkan cinta yang berkorban, pengorbanan menyiratkan kesetiaan dan hubungan. Apa yang diinginkan pria dari cinta, dan apa arti cinta wanita pada dasarnya tidak dapat didamaikan.

Dalam hal cinta, laki-laki adalah seorang yang percaya bahwa cinta memiliki kesetaraan. Dia mencintai sebagaimana dia ingin dicintai. Ketika laki-laki masih muda dan tidak peduli dengan wanita, dia memiliki perasaan untuk diperlakukan sama dengan dirinya memperlakukan orang lain.

Sifat kebodohan laki-laki terletak pada keyakinan bahwa kesetiaan yang melekat pada naluri keibuan perempuan akan serupa dalam prihal romantis.

Dengan kebodohan emosi itu juga dia percaya, bahwa jika seorang ibu bisa mencintainya maka kekasihnya pun bisa. Dia melihat bagaimana wanita mencintai anak-anak mereka, dan setelah dia mengamati tingkah laku perempuan yang menyayangi anak-anaknya, maka laki-laki menyimpulkan bahwa wanita mampu memiliki cinta yang sama besarnya kepada dirinya. Ini benar, memang benar.

Sayangnya, cinta yang besar ini adalah cinta yang hanya diperuntukkan bagi anak-anak, bukan untuk 'laki-laki'(suaminya).

Dengan demikian, laki-laki mempunyai idealisasi cinta perempuan, bukan realisasinya.

Apa artinya; ini berarti seorang pria hanya memiliki perasan cinta seorang perempuan, perasaan ini sama dengan perasaan perempuan kepada anaknya.

Laki-laki menginginkan sesuatu yang tak terjangkau olehnya, tanpa disadari cinta yang diidam-idamkannya bersifat keibuan, tak mampu dirasakan olehnya.

Alam mempermainkan pikiran laki-laki dengan kejam. Alam memberinya cinta yang sangat murni di masa kecilnya dan memberinya perasaan cinta wanita yang dia harapkan; sebagai ukuran cinta semua wanita.

Laki-laki diajari tentang cinta oleh ibunya bahwa kesetiaan mesti tanpa syarat, karakter mulia, kelembutan, pengorbanan dan kepercayaan; sehingga laki-laki tidak menyadari bahwa itu adalah hakikat dari esensi feminin.

Dan ketika ia bertumbuh dari seorang anak laki-laki menjadi seorang pria, ia sampai pada kesimpulan yang cukup masuk akal bahwa jika ia adalah “pria yang baik”, ia dapat berharap untuk dicintai oleh kekasihnya dengan cara yang sama.

Ibunya, yang bermaksud baik dengan mengajari anaknya esensi feminin; pada akhirnya keliru menegaskan gagasan itu kepadanya.

Sehingga pengajaran seorang ibu menjadi kebohongan yang keji, dari kebohongan inilah seorang anak laki-laki harus menanggung perasaan cinta yang keliru sampai hati itu dihancurkan dan menyadari ada yang salah dari cara dia mengharapkan cinta dari seseorang wanita(kekasihnya).

Menurutnya cinta wanita tidak bisa diubah. Dia tidak tahu bahwa cintanya pada anak berbeda dengan cintanya padanya.

Maka laki-laki rindu untuk dicintai seperti seorang anak kecil, tanpa menyadari bahwa cinta seperti itu hanya diperuntukkan bagi anak-anak. Percaya bahwa cinta yang didambakannya adalah cinta romantis, padahal sebenarnya itu adalah cinta keibuan.

Pria seperti itu tentu saja tidak memiliki pengalaman atau pemikiran yang cukup untuk membuat perbedaan ini. Maka tragedi bagi pria itu adalah mengetahui bahwa perempuan tidak mencintai pria seperti perempuan mencintai anak-anaknya.

Kesetiaan tanpa syarat yang melekat pada ikatan keibuan sama sekali tidak ada dalam ikatan pernikahan. Kebanyakan pria tidak menyadari hal ini. Mereka mencintai secara sehat sampai mereka dibutakan secara emosional oleh seorang wanita dengan cara yang paling kejam, dipaksa untuk menyadari kembali pendapat mereka tentang sifat wanita. Ini bukanlah sebuah hipotetis, melainkan sebuah kemungkinan.

Betapapun kejamnya kelihatannya, wanita tidak lah mampu membalas cinta seorang pria. Sama halnya seorang anak tidak bisa membalas cinta dari ibunya.

Wanita mencintai secara berbeda. Ada mata air cinta yang menetes ke bawah.

Laki-laki berkorban demi wanita, dan wanita berkorban demi anak. Jarang pernah ada sungai mengalir ke atas.

Oleh karena itu, jika laki-laki percaya bahwa perempuan dapat mencintainya sama besarnya, maka pria akan mengalami kekecewaan dan kesengsaraan ketika perempuan selalu bertindak sesuai dengan kodratnya dan bukan menurut pandangan laki-laki.

Lulus Seratus Persen, Kepala SMA PGRI Wamena: Hasil Usaha Siswa----------Noken Wene: Media Komunitas Jurnalis Warga di P...
10/05/2024

Lulus Seratus Persen, Kepala SMA PGRI Wamena: Hasil Usaha Siswa
----------

Noken Wene: Media Komunitas Jurnalis Warga di Papua

Wamena, nokenwene.com – Sebanyak 128 siswa kelas XII SMA PGRI Wamena, Kabupaten Jayawijaya dinyatakan lulus seratus persen. Murniati selaku kepala

Para siswa ini meminta ibu gurunya tanda tangan baju seragam sekolah, tidak tahu mereka pikirkan apa saat itu?Secara spo...
07/05/2024

Para siswa ini meminta ibu gurunya tanda tangan baju seragam sekolah, tidak tahu mereka pikirkan apa saat itu?

Secara spontan alam bawah sadar mengingat kenangan teman-teman seangkatan 13 tahun silam di sekolah ini. Saat itu tidak ada kepastian untuk ingin melanjutkan perguruan tinggi mana, jurusan apa dan menjadi apa?

Tapi hanya modal semangat bercampur aduk bahagia pergi ke Jayapura atau luar Papua. Belakangan sadar bahwa, para siswa ini ada di posisi teman-teman seangkatan kami 13 tahun silam sekolah ini.

Pilunya Mahasiswa Lulusan HI UB Malang: Jurusan Elite Cari Kerja Sulit, Rela Nganggur Karena Ijazah Terlalu Keren Untuk ...
13/04/2024

Pilunya Mahasiswa Lulusan HI UB Malang: Jurusan Elite Cari Kerja Sulit, Rela Nganggur Karena Ijazah Terlalu Keren Untuk Pekerjaan yang Tak Linier

Ada banyak bidang pekerjaan yang bisa dimasuki lulusan Hubungan Internasional (HI). Kebanyakan adalah pekerjaan elite: menjadi diplomat, duta besar, staf

02/04/2024

Wamena (kabar-nusantara.com) – Kepala sekolah SMA Negeri 1...

02/04/2024

Wamena (kabar-nusantara.com) – Kepala sekolah SMA PGRI Wamena,...

Orang Papua Tetap Satu dan Menulis Tentang PapuaJayapura () – Elisa Sekenyap Ketua Asosiasi Wartawan Papua AWP mengataka...
30/03/2024

Orang Papua Tetap Satu dan Menulis Tentang Papua

Jayapura () – Elisa Sekenyap Ketua Asosiasi Wartawan Papua AWP mengatakan, hari ini berakhir dari rangkaian kegiatan rapat kerja I (Raker) Asosiasi Wartawan Papua (AWP), tetapi tidak berakhir sampai disini, Rabu (27/03/2024)

Elisa mengatakan ada banyak kegiatan yang sudah diprogramkan untuk dilakukan kedepan itu, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) Asosiasi Wartawan Papua (AWP), program kerja, pendanaan, surat keputusan (SK) tim perumus dan pembentukan koordinator wilayah (Korwil).

“Maka kita akan bekerja tempat ini dan beraktivitas disini (Asosiasi Wartawan Papua), bekerja oleh anak Papua untuk orang Papua,” katanya.


Dia menjelaskan saat ini juga Asosiasi wartawan asli Papua membentuk koordinator wilayah itu Papua Selatan, Papua tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya.

“Pembentukan koordinator wilayah AWP ini dilakukan karena pembagian provinsi daerah otonomi baru (DOB), sebelumnya tidak, karena kami masih satu di provinsi Papua,” jelasnya.

“Tetapi dengan pembagian provinsi ini tidak menyulutkan semangat kita, kita wartawan asli Papua dan anggota Asosiasi Wartawan Papua menulis tetap satu,” jelasnya.

Sekenyap menegaskan tidak ada perbedaan di antara kita dengan istilah gunung, pantai, pesisir dan lembah dan lain-lain.

“Kita orang Papua tetap satu dan kita orang Papua yang menulis tentang Papua,” tegasnya. (Obock I Silak)



    Jayapura (kabar-nusantara.com) – Elisa Sekenyap Ketua...

30/03/2024

Sentani, Jubi -- Asosiasi Wartawan Papua (AWP) menjadi rumah bersama serta pemicu kebangkitan para jurnalis anak asli Papua. Secara legal, AWP baru setahun,

27/03/2024
Asosiasi Wartawan Papua (AWP)Anak Papua Punya
26/03/2024

Asosiasi Wartawan Papua (AWP)
Anak Papua Punya

JAYAPURA – Pertama kali atau Perdana organisasi Asosiasi Wartawan Papua atau AWP menggelar Pelatihan Pengelolaan Media Online tingkat pimpinan se-Tanah Papua...

Gadis DesaKali lain kalau kau ingin bertamuLintasilah jalan di samping halamankuAkan kusediakan sebuah ruang hatiYang se...
16/03/2024

Gadis Desa

Kali lain kalau kau ingin bertamu
Lintasilah jalan di samping halamanku
Akan kusediakan sebuah ruang hati
Yang semuanya ternyaman bagimu.

Dx (16/03/2024)

Api TradisionalPada 1960-an-1980-an belakangan masyarakat perkampungan lembah Yahulikma, Ubahakikma dan Sosomikma tidak ...
13/03/2024

Api Tradisional

Pada 1960-an-1980-an belakangan masyarakat perkampungan lembah Yahulikma, Ubahakikma dan Sosomikma tidak memiliki akses korek api, dan masih menggunakan teknik pembuatan api tradisional.

Hal ini dicapai dengan penggunaan gergaji api (Sehene ahintok, Seken Uk) yang umumnya dibawa oleh laki-laki dengan tas tali mereka.

Terdiri dari sebatang tongkat (konkon) dibela dan dibuka dengan kerikil kecil, dan sebatang rotan kering yang dibelah sebagian disimpan dalam gulungan.

Tali rotan dililitkan pada bagian bawah batang tongkat, sumbu halus (amunangge) yang dapat dipotong dari gulungan rotan ditaruh dibawah atau di celah, dan tongkat batang ditancapkan kuat ke tanah dengan kaki.

Tali rotan ditarik ke belakang dan ke depan dengan kuat, dalam waktu kurang dari dua puluh detik sumbu itu mulai berasap dapat dinyalakan menjadi nyala api.

Blogg:https://alinlancintamenulis.blogspot.com/2024/03/teknik-pembuatan-api-tradisional.html?m=1
IG:https://www.instagram.com/obockisilak?igsh=ZDMwNHI5Ym51N2Vi
Fb: https://www.facebook.com/profile.php?id=100060302407155

https://sastrapapua.org/2023/03/24/peradaban-modern-di-dunia-yang-terlupakan/
08/03/2024

https://sastrapapua.org/2023/03/24/peradaban-modern-di-dunia-yang-terlupakan/

Peradaban Modern Di Dunia Yang Terlupakan Pace Ko'Sapa03/24/2023719 Dilihat Buku Damai Di Pegunungan Papua yang dituliskan oleh Pdt.Dr. Siegfried Zollner dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh Pdt. Dr. Rainer Scheunemann dilaunching di Aula P3W Padang Bulan pada Minggu (12/03/2023) Oleh: Ibrahi...

20/02/2024

VOX POPULI VOX DEI

Pemungutan suara sebagai bagian dari proses pemilu telah dilakukan pada Rabu, 14 Februari 2024 kemarin. Suara rakyat dalam pemilu sangat berharga dalam menentukan pemimpin pilihan rakyat melalui pemilu yang demokratis.

Suara rakyat dalam pemilu tidak boleh di manipulasi dan diselewengkan. Suara rakyat punya derajat setara suara Tuhan, ada adagium suara rakyat adalah suara Tuhan dalam bahasa Latinnya Vox Populi Vox Dei.

Konsep suara rakyat suara Tuhan sejatinya suara yang lahir dari hati nurani, suara dukungan dan pilihan politik yang muncul bukan digerakkan oleh cara-cara manipulatif, suara rakyat adalah suara Tuhan itu bukan karena politik uang (money politics), ancaman, dan pemaksaan pada rakyat.

Kalau suara rakyat telah tergadaikan oleh cara-cara manipulatif maka suara rakyat tentu tidak lagi bermakna sebagai suara Tuhan.

Guna mewujudkan adagium suara rakyat adalah Tuhan maka suara rakyat dalam pemilu tidak boleh diselewengkan.

Rakyat juga tidak boleh menggadaikan suaranya dengan menerima politik uang. Suara rakyat suara Tuhan itu lahir dari hati nurani bukan karena tekanan dan paksaan.

1 thn 6 bulan, tinggal di Batavia. Sambil mendirikan sekolah bagi pendidikan anak Pribumi, Tionghoa dan mempelajari baha...
04/02/2024

1 thn 6 bulan, tinggal di Batavia. Sambil mendirikan sekolah bagi pendidikan anak Pribumi, Tionghoa dan mempelajari bahasa Melayu.

Setelah itu Tanggal 9 Mei 1854 mereka meninggalkan Batavia dan menuju Ternate, tiba pd 30 Mei 1854.Tinggal di Ternate selama 8 bulan, dari bulan Juni 1854 s/d Januari 1855.

Hari minggu pagi pada 5 Februari 1855, jam 06:00 itu Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler menginjak kaki di Teluk Dore Pulau Mansinam.

Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler bertolak dari Ternate menuju teluk Dore Mansinam yang dalam peta dunia menurut Heldring disebut sebagai “Wilayah iblis atau dunia hitam,”.

Selama tiga minggu dua hari mereka berada dalam perjalanan menuju Mansinam Tanah New Guinea. Akhirnya mereka tiba hari minggu pagi pada 5 Februari 1855, jam 06:00 di teluk dore pantai pulau Mansinam.

Sesaat menginjakkan kaki-Nya di pantai pulau Mansinam, kedua rasul menahbiskan seluruh pekerjaan pekabaran injil di Tanah New Guinea dengan kata-kata dan mengucapkan doa sulung mereka.

Mereka mengatakan “IN GOTTES NAMEN BETTRATEN WIR DAS LAND” Yang artinya “Dengan Nama Tuhan, Kami Menginjak Tanah Ini”.

Keduanya masuk kedalam semak-semak lalu berlutut disana, untuk mencurahkan isi hati, berdoa pada Tuhan, supaya mendapatkan spritual, Tuhan sudah menaruh belas kasihan kapada orang-orang kafir yang malang ini.
Mansinam titik awal membebaskan manusia Papua. Diselamatkan dari belenggu penjajahan iblis yang sekian abad lamanya hidup dalam cengkraman maut.

Selamat Merayakan Hari Pekabaran Injil Di Tanah Papua, 5 Februari 1855 - 5 Februari 2024 Yang Ke 169Tahun.

Dalam kebudayaan sebagian besar orang Papua, pemberian nama kepada seseorang tidak dilakukan sembarang, tetapi didasarka...
27/01/2024

Dalam kebudayaan sebagian besar orang Papua, pemberian nama kepada seseorang tidak dilakukan sembarang, tetapi didasarkan atas pengalaman, sifat-sifat serta harapan-harapan yang dinantikan dari orang yang diberi nama.

Oleh karena itu kami meragukan bahwa nama “Yali, Yalimo dan Yalimu” tidak pantas dipakai, karena nama tersebut tidak dipakai pertama kali oleh penduduk asli, tidak berasal dari bahasa penduduk asli dan nama yang tidak dipilih oleh penduduk asli, serta tidak dipakai oleh penduduk asli untuk menamakan diri dan daerahnya.

nusantara terkini populer daerah penting nasional viral

17/01/2024

Mendengar adalah Budaya Saya, Membaca dan Menulis Bukan Budaya Saya, Melainkan Belajar Untuk "Cinta Menulis" "Menulis Untuk Hidup" "Sewaktu-waktu Murid Bisa Menjadi Guru Tapi Guru Tidak Pernah Menjadi Murid"

“Sekalipun sudah maju dalam pendidikan justru laki-laki juga yang tidak bisa memperhatikan, meski itu cinta tetapi justr...
02/01/2024

“Sekalipun sudah maju dalam pendidikan justru laki-laki juga yang tidak bisa memperhatikan, meski itu cinta tetapi justru menghancurkan masa depan karir. Boleh pacaran atau menikah tapi jangan menghambat pendidikan dan karir masa depan,” terang Ambolon.

https://dj-pro.org/peristiwa/perempuan-klasis-yalimu-angguruk-belum-nampak-bersaing/.

Jayapura (Dj-pro) – Miryam Ambolon, Tokoh Perempuan Papua mengatakan, selama 62 Tahun Injil masuk daerah […]

“Mari kita jaga bersama gedung spektakuler di bangun oleh Gubernur Lukas Enembe. Adalah gedung kita bersama mewakili rak...
27/12/2023

“Mari kita jaga bersama gedung spektakuler di bangun oleh Gubernur Lukas Enembe. Adalah gedung kita bersama mewakili rakyat Papua dan rakyat Melanesia di Pasifik," kata Tony Wouwou, Gubernur Sandaun (West Sepik) Provincial Independent State of Papua New Guinea.

nusantara terkini populer daerah penting nasional viral

28/08/2023

Saya Masih Primitif

Kata Primitif identik dengan kesan kuno, konotasi negatif, kenyataannya kata primitif tetap penting sebagai dasar dari sesuatu yang lebih maju.

Budaya primitif memiliki warisan lisan kuat, tradisi, cerita-cerita penting disampaikan dari satu generasi ke generasi berikut secara lisan.

Sebelum tercipta kertas, mengenal huruf, membaca dan menulis. Pengetahuan itu didesiminasikan melalui lisan.

Seperti seseorang bicara kepada seorang yang lain mendengarkan, semua yang seseorang katakan dari menit pertama kepada seorang yang lain sudah lupakan.

Mungkin yang tersisa tinggal 10%, itupun tidak bersih seperti yang tadi seseorang katakan.

Cuma hasil tafsir atau hasil tanggapan dari seorang, bayangkan saja.

Dulu cerita, dongeng, filosofi dan mitos disampaikan melalui lisan saja, itu rendang distorsi dan rendang disrupsi. orang bisa lupa dan tidak mengerti.

Ketika terjadi revolusi pertama ditemukan kertas dan alat tulis. Disitu terjadi revolusi pengetahuan pertama.

Selanjutnya setelah injil masuk di wilayah ini mengenal huruf, kertas, alat tulis, membaca dan menulis. Disitu terjadi peradaban pengetahuan pertama.

Tetapi filosofi, cerita, mitologi, dongeng, kebudayaan, bahasa, ideologi, mata pencaharian, pengetahuan, organisasi sosial, artefak, kesenian, hukum, agama suku dan teknologi.

Seperti kata Taylor dan Koentjaraningrat tujuh unsur sistem kebudayaan itu. Bahasa, peralatan atau teknologi, mata pencaharian, pengetahuan, kekerabatan atau organisasi sosial, religi dan kesenian.

Semua itu, belum ada yang didokumentasikan lengkap secara tertulis. Sehingga dikatakan masih primitif, sampai saat ini saya masih percaya bahwa; peradaban itu digerakkan oleh para penulis.

AbadiJika kau dicintai oleh pemungut kataberhati-hatilah dengan kata-katanyakau tak akan dipuja dengan istimewaKecuali d...
23/07/2023

Abadi

Jika kau dicintai oleh pemungut kata
berhati-hatilah dengan kata-katanya
kau tak akan dipuja dengan istimewa

Kecuali dengan huruf-huruf gila yang
siap masuk kalbu serta ingatanmu

Berhati-hatilah jika menyakitinya
namamu kelak merangkai aksara paling sakit takkan pernah habis untuk ditulis

Obock I Silak

Tarfia-Demta, Papua, 22 November 2022

19/06/2023

TERUSLAH MENULIS ORANG TUA UNTUK BANGSA DAN GENERASI PAPUA

”Jika ingin diingat orang setelah Anda tiada, tulislah sesuatu yang patut dibaca atau berbuatlah sesuatu yang patut diabadikan_*. - Benjamin Franklin-.

*"_Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari_". - Pramoedya Ananta Toer-.*

Oleh Gembala Dr. Ambirek G. Socratez Yoman

Seorang muda cerdas menulis kepada saya dengan pesan seperti yang saya kutip di bawah ini. Karena saya anggap sangat berharga komentar anak muda cerdas dan calon ilmuwan bangsa Papua Barat ini, maka saya pilih judul artikel.

"Teruslah menulis orang tua untuk bangsa dan generasi Papua" (IS, 19 Juni 2023)

Komentar anak muda ini sangat berharga dan motivasi orang tua dari seorang anak kepada orang tua. Wujud rasa respek dan hormat kepada anak muda ini, saya abadikan dukungan motivasi ini dalam tulisan ini, supaya komentarnya abadi dalam sejarah rakyat dan bangsa Papua Barat. Anak muda ini juga ke depan akan sampaikan kepada anak cucunya bahwa "Tete" mereka pernah menghargai pikiran dan pendapatnya.

Artinya, hidup ini saling menghargai, saling mendengarkan, saling mendukung dan saling mengakui tanpa memandang usia, latar belakang pendidikan dan status sosial.

"SAYA MENULIS UNTUK MEMBANGUN KESADARAN, PERSATUAN, HARAPAN & OPTIMISME BANGSA PAPUA BARAT".

"TULIS-kanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini" (Wahyu 1:19)

"Ingat gadis Jepara itu, ingat Mutatuli, ingat Hatta, ingat Suwardi Suryoningrat, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, semua menggoncangkan sendi-sendi pemerintah kolonial dengan tulisan. Ya, dengan TULISAN! (Mayon Sutrisno: Arus Pusaran Sukarno, Roman Zaman Pergerakan: 2001:201).

"Tulisan bisa menjadi senjata" (Mayon: 392).

"Lebih berbahaya lagi kalau saya diam saja" (Mayon: 2001: 266).

"Kita akan memilih jalan perjuangan tidak dengan kata-kata, tetapi dengan PENA" (Mayon: hal. 254).

"Ketidakadilan ini harus dilawan dengan tulisan" ( Mayon: hal. 388).

Seperti rasul Yohanes Pembaptis menulis dalam Kitab Wahyu. Dewasa ini dalam realitas kehidupan Penduduk Orang Asli Papua (POAP) harus ditulis tentang semua yang sedang terjadi, supaya para penindas tidak seenaknya menindas rakyat dan bangsa Papua Barat.

"TULIS-kalah kepada malaikat jemaat di Efesus. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Smirna. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Sardis. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia. TULIS-kanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia" (Yohanes 2:1; 8, 12, 18; 13:1,7, 14).

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan..." (Wahyu 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22).

"Kalau saja setiap orang mau menuliskan pengalamannya, aku yakin, tidak menunggu waktu setahun lagi pemerintahan kolonial bakal tumbang" ( hal. 165).

"Tulis semua kau tahu tentang bangsamu! Bangsa tertindas yang selama berabad-abad membisu. Tulis." (hal. 203).

"Saya akan menyatakan sebagai musuh kepada siapa saja yang akan merobah bangsa Hindia Belanda menjadi bangsa Eropa. Selama matahari dan bintang masih bersinar, saya akan melawan mereka" (hal. 171).

"Kalau selalu menunggu pertolongan orang lain, kita tidak pernah memulai. Setiap hari kami berusaha menerobos pagar penjajahan. Zaman akan berubah. Peta politik yang sekarang, adalah peta politik yang sedang berubah. Bagaimana pun bodoh dan primitifnya suatu bangsa, ia akan tumbuh, berkembang, dan memiliki naluri mempertahankan hidup." (Arus Pusaran Soekarno: Roman Zaman Pergerakan: Mayon Sutrisno: 2001).

"Kalau kau punya keberanian beberkan di koran agar penguasa tahu bagaimana nasib mereka sesungguhnya. Jangan takut, karena sudah saatnya kita harus berani bicara" (hal.147).

Harga dan nilai Penduduk Orang Asli Papua (POAP) menjadi terlalu murah di mata penguasa Indonesia. POAP dipandang sangat rendah dan disamakan dengan monyet, gorila, tikus, nyamuk, kopi-susu, belalang, maka dengan mudah tanpa merasa salah dan dosa dimutilasi dan tewas di tangan aparat keamanan Indonesia dengan stigma, label dan mitos separatis, opm, kkb, dan teroris.

Siasat pecah belah yang dilancarkan penguasa kolonial Indonesia membuat POAP dibuat tidak berdaya dan dibuat seperti tamu dan orang asing di atas Tanah leluhur sendiri. Otonomi Khusus jilid nomor 2 tahun 2021 dan DOB boneka adalah siasat pecah belah atau politik de vide et impera di depan mata kita. DOB boneka ialah bentuk pendudukan dan penjajahan paling kejam, barbar dan tidak ada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. DOB boneka ada mesin pemusnah Penduduk Orang Asli Papua. DOB adalah senjata ampuh tanpa bunyi untuk pemusnahan POAP.

Pada saat POAP bersuara untuk membela kehormatan, harga diri, martabat kemanusiaan dan hak atas Tanah, hak politik dan hak demokrasi dibungkam mulut dengan pasal makar dan melawan negara dan diproses hukum dan dipenjarakan.

Suara yang disampaikan untuk keadilan dan kesamaan derajat dibungkam dengan kekuatan militer, brimob dan kepolisian yang selalu siap menyerang, menangkap dan menembak mati. Hidup POAP sangat malang dan berada seperti berhadapan langsung dengan Iblis dalam kerajaan dan kekuasaannya.

"Sukmatari, kau sudah melangkah. Jangan mundur. Tulis sebanyak-banyaknya tentang bangsamu. Bangsa tertindas yang selama berabad-abad membisu. Tulis, umumkan, jangan sampai tak melakukan perlawanan. Ingat gadis Jepara itu, ingat Mutatuli, ingat Hatta, ingat Suwardi Suryoningrat, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, semua menggoncangkan sendi-sendi pemerintah kolonial dengan tulisan. Ya, dengan TULISAN! Menulis dan menulis sangat berbeda, ada orang menulis untuk klangenan, ada orang menulis untuk memperjuangkan sesuatu. Dan semua patriot yang kusebut, mereka menulis untuk memperjuangkan asas. Menulis hanya sebuah cara! Tulis Sukma.Tulis semua yang kau ketahui mengenai bangsamu. Tulis semua gejolak perasaanmu tentang bumi sekitarmu. Karena dengan menulis kau belajar bicara. …” (Mayon Sutrisno: Arus Pusaran Sukarno, Roman Zaman Pergerakan: 2001:201).

Saya menulis untuk rakyat dan bangsaku. Saya menulis untuk kemuliaan dan kehormatan bangsaku. Saya menulis untuk martabat bangsaku. Saya menulis untuk sampaikan pesan tentang penderitaan bangsaku kepada siapa saja. Saya menulis untuk nyalakan cahaya lilin kecil untuk bangsaku. Saya menulis untuk umumkan secara terbuka kepada semua orang tentang krisis dan tragedi kemanusiaan berkepanjangan yang dialami bangsaku.

Saya menulis dengan visi kebangsaan. Saya menulis dengan tujuan. Saya menulis digerakkan dengan kekuatan visi, tujuan dan target. Saya menulis dengan keadaan sadar. Saya menulis apa yang saya tahu. Saya menulis apa yang saya mengerti. Saya menulis apa yang saya lihat. Saya menulis apa yang saya saksikan. Saya menulis apa yang saya alami. Saya menulis apa yang saya pikir. Saya tulis apa yang saya rasakan.

Saya menulis untuk melawan rasisme, ketidakadilan, kolonialisme, kapitalisme, neo imperialisme, diskriminasi, marginalisasi, pemusnahan etnis Penduduk Orang Asli Papua (POAP) secara sistematis, terprogram, terstruktur, masif, kolektif, meluas dan kolektif yang dilakukan oleh penguasa kolonial modern Indonesia yang bertangan besi dan kejam dan tidak mengenal rasa kemanusiaan.

Saya menulis menyuarakan yang tak bersuara. Saya menulis untuk bangsaku yang tertindas dan terjajah. Saya menulis untuk bangsaku yang terabaikan. Saya menulis untuk bangsaku yang dibuat tidak berdaya. Saya menulis untuk bangsaku yang terpinggirkan dari tanah leluhur mereka. Saya menulis untuk melindungi bangsaku yang merasa ketakutan. Saya menulis untuk menyelamatkan bangsaku yang sedang dimusnahkan oleh penguasa Indonesia sebagai Firaun dan Goliat moderen.

Saya menulis tentang sejarah bangsaku. Saya menulis tentang harga diri dan identitas bangsaku. Saya menulis pengalaman bangsaku. Saya menulis tentang harapan masa bangsaku.

Saya menulis untuk bebaskan bangsaku dalam rasa ketakutan. Saya menulis untuk sadarkan bangsaku yang sudah dilumpuhkan kesadaran oleh bangsa kolonial Indonesia. Saya meneguhkan dan menguatkan bangsaku yang ragu-ragu, kecewa dan bimbang

Menulis merupakan pertanggungjawanan iman dan ilmu pengetahuan serta panggilan hati nurani untuk rakyat dan bangsaku Melanesia di West Papua.

Tugas dan kewajiban saya dengan jalan menulis dapat mengubah cara pandang dan berpikir orang Melayu Indonesia, terutama penguasa, TNI-Polri yang menduduki dan menjajah bangsaku.

Semua penindasan, penjajahan dan kejahatan negara yang berbasis rasisme ini harus kita akhiri. Mari, kita bersama-bersama dalam posisi kita masing-masing MENULIS dan MENULIS untuk suarakan, bahwa masalah kejahatan kemanusiaan, marjinalisasi, diskriminasi, ketidakadilan dan rasisme yang terjadi sebelum dan selama Otonomi Khusus harus diselesaikan. Untuk penyelesaian semua persoalan di Papua ada empat pokok akar konflik yang sudah dirumuskan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI: sekarang Badan Riset Inovasi Nasional -BRIN) yang tertuang dalam buku Papua Road Map: Negociating the Past, Improving the Present and Securing the Future (2008), yaitu:

1) Sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia;

(2) Kekerasan Negara dan pelanggaran berat HAM sejak 1965 yang belum ada penyelesaian;

(3) Diskriminasi dan marjinalisasi orang asli Papua di Tanah sendiri;

(4) Kegagalan pembangunan meliputi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat Papua.

Doa dan harapan penulis, para pembaca mendapat pencerahan.

Selamat membaca. Tuhan memberkati.

Waa.....Waa.....Kinaonak!

Ita Wakhu Purom, Minggu, 19 Juni 2023

Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua;

===========

Kontak: 08124888458 (WA/HP)
08128888712 (HP/WA)

Address

Raya Sentani
Jayapura

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Obock Papua posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Obock Papua:

Videos

Share


Other Digital creator in Jayapura

Show All

You may also like