31/01/2019
PROLOG
Akhirnya kita memahami,
bahwa kita tidak bisa tetap begini.
Bahwa ada hal yang sekuat apa pun dipertahankan,
memang sebaiknya diakhiri.
“Papa kapan pulang, Ma?”
Andien mendenguk ludah mendengar pertanyaan putranya. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab. “Mama nggak tahu, Sayang,” gumam Andien sambil membungkuk untuk memberi ciuman. Hatinya sendiri pun gusar karena Radit belum juga memberi kabar.
“Kalau Papa pulang, bangunin aku ya, Ma. Aku mau kasih lihat hasil ulanganku ke Papa.” Ash menatap sang ibu penuh harap.
Andien merasa bersalah melihat tatapan itu. Terlebih, memikirkan ketidakpastian yang terhampar di hadapan mereka. “Mama, kan, udah taruh hasil ulangan Ash di meja kerja Papa,” kata Andien mengingatkan. “Papa pasti lihat kalau pulang. Sekarang Ash tidur ya.”
Ash menghela napas kecewa. “Iya, deh,” ujarnya seraya menarik selimut.
Andien mengecup kening anaknya dengan lembut. Dalam hati ia bertanya-tanya bagaimana masa depan kedua anak mereka kalau ia dan Radit berpisah? Mungkinkah perhatian dan kasih sayang untuk Alila dan Ash akan cukup?
Minggu depan akan diadakan acara perpisahan sekolah Alila dan pengambilan rapor kenaikan kelas Ash. Setelah itu libur panjang, yang seharusnya mereka habiskan di Singapura. Bagaimana Andien menjelaskan ketidakhadiran Radit pada Alila dan Ash yang mengharapkan sang ayah bersama mereka saat liburan?
Air mata mulai memenuhi kantung mata Andien. Ia berusaha menahannya dan berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran itu dari kepalanya—meskipun mustahil. Ia merapikan selimut Ash dan beranjak dari tempat tidur. Sebelum mematikan lampu, ia melihat kembali bocah yang mulai terlelap, lantas keluar.
Setelah menutup pintu kamar Ash, Andien menarik napas dalam-dalam, berharap bisa mengurangi kecemasannya. Namun, bendungan yang menahan air matanya runtuh. Kini air matanya mengalir membasahi pipinya.
“Ma…?”
Jantung Andien mencelos mendengar suara Alila. Cepat-cepat ia menyeka air matanya. “Kok Alila belum tidur?”
“Bener, Ma?” tanya Alila, tidak mengindahkan pertanyaan ibunya.
“Apa?”
“Bener…” Suara Alila tercekat. “Bener Mama dan Papa akan bercerai?”
Baca selengkapnya di Instagram .