Ngaji Online Official

Ngaji Online Official goleti barokah

11/01/2022

MEMAHAMI "IBARAH SESAJEN"

Gus Abdul Wahab Ahmad

Sebagian kawan menukil beberapa ibarah (kutipan kitab fikih) untuk membenarkan tradisi pemberian sesajen yang diberikan dengan cara tertentu. To the point, saya secara pribadi mempunyai pemahaman yang berbeda dalam membaca ibarah-ibarah tersebut sehingga bagi saya kurang pas bila itu dijadikan dasar justifikasi sesajen. Setelah berbincang santai via WhatsApp dengan akhi al-karim senior saya di LBM, Kyai Ma'ruf Khozin, tentang ini, beliau meminta saya untuk menuliskan pemahaman saya. Sebagai pasukan beliau di Aswaja NU Center, saya melaksanakan permintaan beliau tersebut sekaligus memohon koreksi pada beliau dan sahabat-sahabat yang lain tentang hasil pembacaan saya.

Berikut ini di antara ibarah yang dimaksud. Pertama:
(فَائِدَةٌ) مَنْ ذَبَحَ تَقَرُّبًا للهِ تَعَالَى لِدَفْعِ شَرِّ الْجِنِّ عَنْهُ لَمْ يَحْرُمْ، أَوْ بِقَصْدِهِمْ حَرُم وَصَارَتْ ذَبِيْحَتُهُ مَيْتَةً. بَلْ إِنْ قَصَدَ التَّقَرُّبَ وَالْعِبَادَةَ لِلْجِنِّ كَفَرَ (إعانة الطالبين - ج 2 / ص 397)
“Barangsiapa menyembelih hewan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah untuk menghindari petaka dari Jin, maka tidak haram. Jika bertujuan untuk Jin (bukan karena Allah), maka haram…

Sebab sembelihannya menjadi bangkai. Bahkan jika bertujuan mendekatkan diri dan ibadah kepada Jin, maka ia telah berbuat kufur” (Syaikh Abu Bakar Syatha, Ianat ath-Thalibin, 2/397)
Ada dua poin krusial yang perlu dibedakan dengan tegas dalam ibarah di atas, yakni:

1. Menyembelih karena Allah dengan tujuan terhindar dari gangguan jin (مَنْ ذَبَحَ تَقَرُّبًا للهِ تَعَالَى لِدَفْعِ شَرِّ الْجِنِّ عَنْهُ). Sembelihan semacam ini sama dengan sembelihan pada umumnya yang dilakukan seorang muslim ketika berkorban saat Idul Adha, hanya saja motifnya agak berbeda. Kalau saat idul Adha menyembelih karena Allah dengan motif agar mendapat pahala, dalam kasus ibarah ini motifnya agar tehindar dari jin.

Prakteknya adalah: Seorang muslim menyembelih hewan tertentu yang halal disembelih dengan niat lillahi ta'ala. Setelah itu kemudian dimakan bersama atau disedekahkan sebagian. Jadi ini persis seperti selamatan yang kita kenal. Tujuan sedekah dalam bentuk sembelihan ini agar dia dijaga oleh Allah dari gangguan jin. Hukum tindakan semacam ini diperbolehkan, sama seperti diperbolehkannya seseorang bersedekah daging agar dirinya bebas dari jeratan hutang, agar lancar usahanya dan lain sebagainya. Jadi, ini bukan sesajen tetapi sedekah makanan berupa hewan yang disembelih karena Allah.

2. Menyembelih untuk jin (بِقَصْدِهِمْ). Yang dimaksud menyembelih untuk jin adalah menyembelih hewan untuk dipersembahkan pada jin. Karena maksud tujuannya adalah jin, maka bangkainya tidak untuk dimakan atau disedekahkan pada manusia tetapi memang diletakkan untuk diberikan pada jin. Inilah yang diharamkan menurut ibarah tersebut. Haram kalau sekedar untuk diberikan pada mereka, apabila disertai niat menyembah mereka maka kufur.

Praktek sesajen masuk dalam kategori sembelihan untuk jin ini.
Yang kedua adalah ibarah dari Nihayah berikut:
ﻓﻤﺎ ﻳﻘﻊ اﻵﻥ ﻣﻦ ﺭﻣﻲ اﻟﺨﺒﺰ ﻓﻲ اﻟﺒﺤﺮ ﻟﻄﻴﺮ اﻟﻤﺎء ﻭاﻟﺴﻤﻚ ﻟﻢ ﻳﺤﺮﻡ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻗﻴﻤﺔ ﻷﻧﻪ ﻗﺮﺑﺔ
Apa yang terjadi saat ini dengan melempar roti ke laut untuk binatang laut dan ikan adalah tidak haram meskipun memiliki harga sebab hal itu termasuk sedekah kepada hewan (Nihayatul Muhtaj, 7/367)

Ibarah ini bercerita tentang kasus seseorang yang melemparkan makanan ke laut dengan maksud agar dimakan oleh ikan yang ada di sana. Praktek ini diperbolehkan karena sebenarnya ini sedekah juga, namun sedekah pada hewan. Perlu dicatat bahwa ikannya memang sudah ada dan yang dilempar adalah memang makanan yang bisa dimakan ikan. Kasusnya sama seperti bila ada kucing yang lewat saat anda makan ayam goreng lalu anda berikan sepotong ayam goreng pada kucing tersebut. Meskipun ayam goreng mempunyai nilai harga, namun anda tidak bisa dibilang menyia-nyiakan harta dengan tindakan tersebut sebab tujuannya jelas agar dimakan hewan, dan ini adalah sedekah.

Lalu bagaimana bila kasusnya ada seseorang yang membuat wadah makanan dengan komposisi tertentu yang tidak boleh diubah (misalnya harus ada kembangnya, ada berasnya, ada dagingnya, dll yang sudah pakem) lalu meletakkannya di atas gunung dengan maksud agar gununggnya tidak meletus? Saya merasa kedua ibarah di atas sangat tidak tepat digunakan sebagai dalil untuk mendukung kasus ini. Dalam kasus tersebut jelas bahwa komposisi yang pakem tersebut (tidak boleh diganti dengan dengan makanan lain menurut selera kita misalkan diganti konsentrat pakan burung atau semacamnya) menunjukkan bahwa itu adalah sesajen yang sejak awal tidak dimaksudkan sebagai makanan hewan.

Selain itu, kalau hendak memakai ibarat kedua di atas, maka harusnya burungnya sudah ada di tempat tersebut lalu diberi makanan. Kalau burungnya masih tidak jelas, maka jelas itu perbuatan tabdzir (menyia-nyiakan harta) yang dilarang oleh agama. Ini sama seperti ketika anda meletakkan nasi pecel di atas genteng yang anda tahu kemungkinan kecil akan ada burung lewat di sana, yang terjadi adalah anda sudah membuang-buang nasi secara percuma dan orang-orang yang melihat pasti menyalahkan tindakan anda. Beda ceritanya apabila anda memelihara beberapa merpati lalu anda ambil satu dua sendok nasi putih dari piring sarapan anda untuk dilempar ke merpati tersebut sebagai makanan, maka inilah yang dimaksud tidak haram dalam ibarah tersebut.

Inilah yang saya pahami dari ibarah-ibarah di atas yang intinya tidak pas apabila digunakan sebagai pembenar praktek sesajen yang diletakkan di gunung, di sawah, di bawah pohon, di laut atau di mana pun. Pengakuan beberapa pihak bahwa itu hanyalah "sedekah untuk hewan" dapat diketahui benar tidaknya dari berbagai indikasi seperti yang saya tulis di atas. Bila memang tujuannya memberi makan burung, maka menyediakan pakan burung tentu lebih disukai burung daripada pakan manusia.

Silakan bila ada yang berbeda pendapat tentang pemahaman fiqhiyah ini, ruang diskusi terbuka sangat lebar. Wallahu a'lam.

ULAMA & KIAI Nusantara

https://youtu.be/wUwO9wzKbEI
29/01/2021

https://youtu.be/wUwO9wzKbEI

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.duk...

https://youtu.be/GAQm9YfVS_Y
25/01/2021

https://youtu.be/GAQm9YfVS_Y

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

17/06/2020

Ar-rahman

16/06/2020
DZIKIR PALING DAHSYAT dari Habib Umar Bin HafidzUcapkan QOBILTU 🙏LA ILAHA ILLALLAH MALIKUL HAQQUL MUBIN 100 x sebelum / ...
28/05/2020

DZIKIR PALING DAHSYAT dari Habib Umar Bin Hafidz

Ucapkan QOBILTU 🙏

LA ILAHA ILLALLAH MALIKUL HAQQUL MUBIN 100 x sebelum / sesudah Sholat Dhuhur

Dari Ali RA ia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Saya mendengar Jibril mengatakan, "Barangsiapa yang mengatakan dari umatmu 100 x kalimat -La Ilaaha Illallah Malikul Haqqul Mubin- maka ia :

1. Aman dari kefakiran / kemiskinan
2. Mendapat kekayaan
3. Ketenangan / ketentraman di alam kubur
4. Dibukakakan 8 pintu syurga
5. Selamat dari siksa kubur
6. Akan datang dunia dengan segala kemudahan
7. Allah akan menciptakan setiap kalimat menjadi satu Malaikat yang bertasbih kepada Allah

Dzikir pendek yang mengandung 7 keutamaan luar biasa. Amalkan dzikir ini agar kita senantiasa beruntung dunia & akherat. InsyaAllah 🙂

23/05/2020

*Menghidupi Malam Hari Raya*
Malam hari raya idul fitri adalah malam dimana kebanyakan orang bersenang senang dalam memeriahkannya dengan takbir keliling ,pesta kembang api dan lain sebagainya sehingga lalai(lupa)/tidak sempat untuk menghidupinya, padahal kanjeng nabi sendiri bersabda :
"مَنْ اَحْيَا لَيْلَتَيِ الْعِيْدَيْنِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ"
Barang siapa menghidupi malam dua hari raya (idul fitri dan idul adha) maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati.
Lantas bagaimana cara menghidupi dua hari raya tersebut..??
Guru kita KH. Musthofa Aqil sering memberikan petuah kepada santri-santrinya bahwa cara menghidupi dua hari raya tersebut yaitu dengan :
1. Sholat fardhu berjama'ah pada malam hari raya ( maghrib dan isya ).
2. Melakukan sholat sunnah rawatib pada malam hari raya ( sholat ba'diyah dan qobliyah ).
3. Sholat Witir dan Berdoa semoga kita masih bisa menemukan bulan puasa tahun depan.(insya allah dengan doa ini allah akan mengampuni dosa yang dilakukan di antara dua romadhon tersebut).
4. Sholat sunnah qobliyah subuh, dan
5. Sholat Subuh berjama'ah.
Dengan melakukan tatacara tersebut insya allah kita termasuk dalam golongan orang yang terdapat pada hadis nabi diatas (termasuk pada golongan orang yang hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati).

Disadur dari pengajian beliau (Bapak KH Musthofa Aqil) dalam kajian rutinan pagi kitab ihya ulumuddin juz 1 yang menjelaskan tentang malam² dan hari² yang utama.
( بيان الليالي و الأيام الفاضلة )
Semoga bermanfaat.. 🤲🤲🙏🏻

Sumonggo mbo menawi bapak/i pengen daftarna anak e ,,belajar Al Qur'an kangge lulusan SD dan SMP...Insya Allah mencetak ...
18/05/2020

Sumonggo mbo menawi bapak/i pengen daftarna anak e ,,belajar Al Qur'an kangge lulusan SD dan SMP...

Insya Allah mencetak anak yg berakhlak Qur'ani...

16/05/2020

Ngaji kitab Pasaran
Tafsir Jalalain
Ngaji bareng kang Idris dan kg Khoirul Umam

MENGGAPAI LAILATUL QADAR.Salah satu keistimewaan dan keagungan bulan Ramadan adalah di dalamnya terdapat satu malam yang...
14/05/2020

MENGGAPAI LAILATUL QADAR.

Salah satu keistimewaan dan keagungan bulan Ramadan adalah di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan atau yang lebih dikenal dengan nama Lailatul Qadar.

Bahasa “Lailatul Qadar” diabadikan dalam kitab suci Al-Quran, di surat Al-Qadar tertera, “Aku turunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar, dan apakah itu malam Lailatul Qadar? Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. al-Qadar: 1-3)

Sahabat Mujahid RA menceritakan tentang sejarah diturunkannya surat ini. Ketika itu, sampailah kepada para sahabat tentang berita bahwa dahulu kala pernah ada seorang dari kalangan Bani Israel yang berperang di jalan Allah SWT terus-menerus selama seribu bulan. Selama itu p**alah konon ia tak pernah sekalipun meletakkan pedangnya. Para sahabat terkagum-kagum betapa kuatnya orang itu. Hal inipun lantas disampaikan kepada Rasulullah SAW, lalu menyusul kemudian turunlah surat Al-Qadar. Allah berfirman dalam hadis qudsi-Nya, “Malam Lailatul Qadar masihlah lebih baik daripada seribu bulan yang dilakukan lelaki Bani Israil tersebut. Dimana ia tak pernah meletakkan senjatanya.” (Tafsir Mujahid, hlm.740)

Mengenai waktunya, para ulama silang pendapat mengenai kapan tepatnya malam Lailatul Qadar jatuh. Pendapat mayoritas ulama, malam Lailatul Qadar jatuh setiap tahun. Dan ada yang mengatakan malam Lailatul Qadar jatuh pada satu hari di antara sepuluh tanggal terakhir bulan Ramadan, ada pendapat lain yang mengatakan satu hari diantara sepuluh awal bulan ramadan, ada yang mengatakan hanya jatuh malam-malam yang ganjil saja, dan bahkan ada yang persis mengatakan akan jatuh setiap tanggal tujuh belas, seperti pendapat yang diungkapkan oleh Al-Hasan, Ibn Ishaq dan Abd Ibn Zubair RA.

Sementara pendapat ‘Aly, ‘Aisyah, Muawiyah, dan Ubay bin Ka’ab RA, malam Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh. Lalu ada p**a yang mengatakan bila malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke dua puluh satu. Juga ada yang berpendapat di malam ke dua puluh tiga. Akan tetapi pendapat yang paling masyhur dan sahih, seperti diutarakan oleh Syaikh Ibn Jarir Al-Thabari dalam tafsirnya, malam Lailatul Qadar biasanya jatuh pada salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. (Tafsir Al-Qurthubi, XX/135)

Banyak keutamaan malam tersebut. Beberapa di antaranya, malam Lailatul Qadar adalah malam yang apabila seseorang beribadah tepat di malam itu, pahalanya akan “Lebih baik daripada seribu bulan”. Jika melihat secara tekstual kalimat, seribu bulan yang dimaksud adalah delapan puluh tiga tahun. Namun kebanyakan kalangan ahli tafsir memiliki pandangan lain, jika yang dimaksud dengan “lebih baik dari seribu bulan” adalah seribu bulan yang tanpa Lailatul Qodar di dalamnya.

Adap**a yang mengatakan jikalau “seribu bulan” dalam surat Al-Qadr adalah sebuah bahasa majaz untuk menyampaikan waktu yang tak terbatas, sesuai kebiasaan dalam literatur Arab. Orang Arab biasa menggunakan kata seribu, namun maksudnya adalah bilangan yang sangat banyak hingga tak mampu dihitung.

Tidak berhenti sampai disitu, keutamaan lain malam Lailatul Qadar adalah, pada malam itu para malaikat turun ke dunia atas kehendak Allah SWT. Malaikat akan mendoakan dan mengamini siapa saja orang mukmin yang ditemui tengah berdoa atau beribadah kepada-Nya.

Amalan apapun yang dilakukan di malam Lailatul Qodar ini, akan dilipat gandakan pahalanya. Sesuai yang disampaikan Imam Sufyan Al-Sauri, “Sampai padaku dari Mujahid RA. bahwa malam Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan. Yaitu, amalan-amalan, puasa, dan ibadah yang dilakukan pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Tafsir Ibn Katsir, VIII/427)

Artinya mulai dari salat tarawih yang kita lakukan, salat tahajud, witir, hajat, dan bacaan Alqurannya, semua lebih baik daripada seribu bulan. Dalam salah satu hadis disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ – أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيرَةُ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

“Nabi SAW apabila sudah memasuki sepuluh –maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan- beliau ‘mengencangkan ikat pinggangnya’, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhori dan Muslim) []waAllahu a’lam

Jangan lupa kunjungi situs kami di: https://lirboyo.net/

13/05/2020

Ngaji Tafsir Jalalain
Ayat 27-30
Ngaji bareng kang Idris dan kang Khoirul Umam

12/05/2020

Definisi/Perbedaan Darah Haid,Darah Nifas Dan Darah Istihadhoh

11/05/2020

Fadilah Membaca Al qur'an
mauidhoh Mu'minin

Ngaji Bareng Kang Idris

10/05/2020

Tafsir Jalalain
Ayat 24-27

Ngaji Bareng Kang Idris Afandi Dan Kang Khoirul Umam

Pantengin Terus
08/05/2020

Pantengin Terus

06/05/2020

Tafsir Jalalain
Ayat 16-19

Ngaji Bareng Kang Idris Dan Kang Khairul Khoirul Umam

04/05/2020

Pengertian Puasa Ramadhan
Kitab Durotun Nasihin
Ngaji Pasaran Bareng Kang Idris.....

Ngaji Pasaran Kitab Kifayatul Atcqiya...
04/05/2020

Ngaji Pasaran
Kitab Kifayatul Atcqiya...

03/05/2020
03/05/2020

DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTRI TERCINTA RASULULLAH

Siti Khadijah adalah istri pertama Rasulullah. Orang yang pertama kali beriman kepada ALLAH dan kenabian Rasulullah. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran agama Islam.

Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.

PERMINTAAN TERAKHIR

Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasululllah SAW,

Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.

Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,

Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.

Mendengar itu Rasulullah berkata,

Wahai Khadijah, ALLAH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.

Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Beliau dan semua orang yang ada disitu.

KAIN KAFAN DARI ALLAH

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya,

Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?

Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, Kenapa, ya Jibril?

Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan sahut Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadija

30/04/2020

Pindah Streaming ke halaman ngaji Online Official...
Tafsir Jalalen Ayat 9-16 surat Al Baqarah..

Address

Rancamulya
Indramayu
45263

Opening Hours

09:00 - 17:00

Telephone

+6283824299224

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Ngaji Online Official posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Category


Other Media in Indramayu

Show All

You may also like