Kabar Enrekang

Kabar Enrekang Media online bergerak untuk mencerdaskan, memberikan informasi yang mendidik dan berkemajuan.

19/08/2024
19/08/2024

Pemuja Penonton Gerak Jalan

19/08/2024

Barisan Sikarapettok

19/08/2024

PASUKAN GERAK JALAN SILARIANG

19/08/2024

BARISAN SILARIANG

16/08/2024

STRAHAT DUDUK... GRAKKK!!
Barisan gerak jalan takut capek😂😂

16/08/2024

Kamsee

Capture Momen:Barisan Pawai Pemuda-Pemudi Anggeraja
14/08/2024

Capture Momen:
Barisan Pawai Pemuda-Pemudi Anggeraja

31/07/2024

Lihat video Kabar Enrekang.

29/07/2024

Harga bawang merah mengalami penurunan drastis dalam beberapa minggu terakhir, membuat petani dan pedagang di pasar tradisional khawatir akan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

Penurunan harga ini berdampak pada petani bawang merah di berbagai daerah, termasuk petani di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu penghasil bawang merah terbesar di Sulawesi Selatan. Pedagang di pasar tradisional juga merasakan dampak dari penurunan harga ini.

Anjloknya harga bawang merah nyaris terjadi di seluruh Indonesia. Anjloknya harga bawang merah tentu saja sangat di rasakan di seluruh pasar tradisional daerah Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Enrekang seperti pasar tradisional Cakke, Baraka, dan Sudu.

Berdasarkan penuturan Siaman, seorang petani bawang merah, penurunan harga bawang merah di Kabupaten Enrekang terlihat sejak akhir bulan Mei 2024 dan terus berlanjut hingga saat ini, dengan harga yang anjlok hingga 30% dibandingkan bulan sebelumnya.

“Sebenarnya, harga bawang sudah anjlok sejak akhir Mei. Tapi, harganya anjlok terus sampai sekarang dan sangat disayangkan semua petani.”, tuturnya saat diwawancarai pada 24 Juli 2024 di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang.

Penurunan harga ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain panen raya yang terjadi secara bersamaan di beberapa daerah penghasil, serta meningkatnya pasokan dari petani.

“Anjloknya harga karena petani bawang merah panen hampir bersamaan. Pedang besar yang biasanya beli bawang petani di sini (Kabupaten Enrekang) juga bilang kalau mereka fokus beli bawang dari daerah Bima, Brebes, dan Nganjuk.” ujar Siaman.

Selain itu, permintaan dari konsumen yang menurun akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil juga berkontribusi pada penurunan harga.

Proses penurunan harga ini sangat dirasakan oleh petani karena harga bawang merah yang sebelumnya berkisar antara Rp26.000 per kilogram kini turun menjadi sekitar Rp9.000 per kilogram. Hal ini membuat para petani merasa tertekan, karena biaya produksi yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka terima.

“Alhamdulillah, hasil panen saya sempat terjual di akhir Mei kemarin dengan harga Rp20.500, memang bukan harga paling tinggi tapi setidaknya ada sedikit untung. Beberapa tetangga kebun dan keluarga yang petani juga yang baru panen, jangankan untung, pembeli pupuk dan biaya selama menanam pun tidak kembali.”

Dampak dari anjloknya harga bawang merah ini cukup signifikan. Banyak petani yang terpaksa mengurangi luas lahan tanam mereka untuk bawang merah, sementara pedagang juga mengalami kesulitan dalam menjual stok mereka. Jika kondisi ini berlanjut, dikhawatirkan akan ada dampak jangka panjang terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di daerah penghasil.

Anjloknya harga bawang merah di pasar tradisional menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani dan pedagang. Diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini agar petani tidak terus merugi dan pasokan bawang merah tetap stabil di pasaran.

Source: https://rakyatsulsel.fajar.co.id/2024/07/26/harga-bawang-merah-di-enrekang-anjlok-petani-meringis-tak-untung/

Panitia pelaksana Massenrempulu Festival (MAFEST) merilis pernyataan klarifikasi mengenai pendapat dan opini dari Alians...
28/07/2024

Panitia pelaksana Massenrempulu Festival (MAFEST) merilis pernyataan klarifikasi mengenai pendapat dan opini dari Aliansi Pemerhati Pilkada Enrekang (APPE) terkait kegiatan MAFEST. Dalam pernyataannya, panitia membantah bahwa kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Enrekang.

“MAFEST adalah kegiatan yang diinisiasi oleh Bapak Mitra Fakhruddin selaku Anggota DPR-RI Dapil Sulawesi Selatan dan TIDAK DILAKSANAKAN oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Enrekang,” kata panitia dalam pernyataannya yang diterima awak media, Sabtu (27/07/2024).

Panitia juga menegaskan bahwa sumber anggaran kegiatan MAFEST bukan dari APBD Kabupaten Enrekang, tetapi dari sponsor beberapa perusahaan BUMN. MAFEST sendiri merupakan agenda tahunan Mitra Fakhruddin bersama komunitas pemuda, pekerja seni, dan pelaku UMKM lokal yang telah dilaksanakan sejak 2022 hingga 2024.

Pernyataan panitia juga menanggapi dugaan bahwa salah satu bakal calon bupati terlibat dalam kegiatan MAFEST. Mereka menegaskan bahwa Bapak Mitra Fakhruddin tidak terlibat sebagai bakal calon bupati melainkan sebagai inisiator pelaksanaan MAFEST yang telah berlangsung selama tiga tahun.

“Keterlibatan Bapak Mitra Fakhruddin bukan sebagai Bakal Calon Bupati tetapi sebagai inisiator pelaksanaan Mafest yang sudah berlangsung 3 tahun, tidak ada unsur politik dalam kegiatan tersebut murni sebagai wadah kreativitas anak muda Massenrempulu, hiburan Masyarakat, dan kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para pelaku ekonomi khususnya UMKM,” jelas panitia.

Terakhir, panitia mengajak seluruh masyarakat untuk turut hadir dan bergembira bersama dalam acara MAFEST yang tidak memiliki unsur politik.

Mereka juga menegaskan dukungan untuk kegiatan Pilkada Enrekang dilaksanakan secara demokratis dan elegan tanpa memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan bakal calon tertentu.

“MAFEST tidak ada unsur politik di dalamnya bisa di cek dirangkaian kegiatan MAFEST, justru kami menghimbau kepada seluruh Masyarakat terlepas turut menghadiri dan bergembira Bersama pada acara tersebut apapun latar belakangnya,” tegas panitia.

Source: https://koranmakassar.com/panitia-mafest-bantah-dilaksanakan-oleh-dinas-dan-tidak-ada-unsur-politik-dalam-kegiatan/

28/07/2024

Aliansi Pemerhati Pilkada Enrekang (APPE) menyoroti kegiatan Massenrempulu Festival (Mafest) yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Enrekang karena diduga melibatkan salah satu Bakal Calon Bupati Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jum'at (26/07/2024)

Kegiatan tersebut akan digelar dalam waktu dekat di setiap Kecamatan di Kabupaten Enrekang.

Akbar, Koordinator Aliansi Pemerhati Pilkada Enrekang menduga bahwa kegiatan Massenrempulu Festival itu melibatkan salah satu Bakal Calon Bupati Kabupaten Enrekang sebagai inisiator.

"Seperti yang kita ketahui terkait kontestasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Enrekang akan di selenggarakan bulan November mendatang, sehingga kami menganggap bahwa Massenrempulu Festival (MAFEST) ini yang di inisiatori salah satu Bakal Calon Bupati Enrekang akan menimbulkan konflik di tengah masyarakat," terangnya.

Lanjutnya bahwa dugaan besar kegiatan Massenrempulu Festival ini menggunakan anggaran negara yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi salah satu Bakal Calon Bupati Enrekang ini.

"Harapan kami dari Aliansi mengenai kontestasi Pilkada Kabupaten Enrekang dilaksanakan secara demokratis, elegan, damai, tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku, tanpa memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan Bakal Calon tertentu," jelasnya.

Ia meminta agar Kapolres Enrekang tidak mengeluarkan surat izin kegiatan tersebut.

"Maka dari itu kami meminta kepada Bapak Kapolres Enrekang untuk tidak mengeluarkan surat izin kegiatan tersebut untuk tetap menjaga keharmonisan masyarakat Kabupaten Enrekang, karena Mafest ini diduga kuat ditunggangi kepentingan salah satu kandidat secara terang terangan," pungkasnya.

Sumber: https://enewsindonesia.com/jelang-pilkada-massenrempulu-festival-tuai-sorotan-dari-appe/

OPEN TURNAMEN BOLA VOLI ENREKANGDAFTARKAN TIM ANDA
24/04/2024

OPEN TURNAMEN BOLA VOLI ENREKANG

DAFTARKAN TIM ANDA

Bismillah - Ibu Ati (Mama Lusi) berusia 46 Tahun seorang penjual kue asal Sossok Kel.Mataran Kec. Anggeraja Kab.Enrekang...
06/02/2024

Bismillah - Ibu Ati (Mama Lusi) berusia 46 Tahun seorang penjual kue asal Sossok Kel.Mataran Kec. Anggeraja Kab.Enrekang Sulawesi Selatan. Kini Ibu Ati harus berhenti mencari nafkah karena mengidap Diabetes dan _Tuberculosis_ (Infeksi bakteri _Mycobacterium tuberculosis_ di Paru-paru) sementara suaminya juga sakit-sakitan.

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan
maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat" (HR.Muslim, No.2699)

23/10/2023

PERTANDINGAN KASTI DI CAKKE, ENREKANG

Mohon dibantu 🙏🙏
10/10/2023

Mohon dibantu 🙏🙏

Address

Jalan Poros Enrekang/Tana Toraja
Enrekang
91752

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kabar Enrekang posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kabar Enrekang:

Videos

Share


Other News & Media Websites in Enrekang

Show All