Ibu-ibu Demo soal Kenaikan Harga Pangan Depan Gedung Bawaslu
Ibu-ibu Demo soal Kenaikan Harga Pangan Depan Gedung Bawaslu
Kelompok ibu-ibu berdaster ikut berdemo di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, untuk memprotes kelonjakan harga pangan. Salah seorang peserta aksi, Raudah (53), mengatakan, unjuk rasa ini menjadi satu-satunya cara supaya suaranya didengar.
"Saat menggunakan cara lain enggak digubris. Bisa pakai cara apa lagi biar didengar selain ibu-ibu turun ke jalan?" kata Raudah. Raudah yang tinggal di Pondok Gede, Jakarta Timur, tidak mengeluh sama sekali akan terik matahari.
"Pegal sedikit karena jalan tadi, tapi lumayan seru karena bareng teman-teman lain juga kita di sini kan," imbuhnya. Raudah mengaku kesulitan dengan lonjakan harga pangan, terutama beras dan telur yang terus naik dari Desember 2023.
Bagi dia, yang sering masak untuk keluarganya, peningkatan pengeluaran uang belanja di rumah sangat terasa.
"Untuk beras saja sebulan itu Rp 420.000, belum lagi telur itu butuh 3-4 kilogram dengan harga Rp 32.000 per kg. Terasa banget jika dibandingkan tahun lalu," tutur Raudah.
Hal lainnya diungkapkan oleh seorang peserta aksi lainnya, Ami (56), yang sedang duduk beristirahat di pinggir trotoar sambil mendengarkan orasi.
"Dari saya dan keluarga mungkin tidak begitu terpengaruh soal kelonjakan harga pangan karena di rumah cuma bertiga, tapi saya di sini mewakili rakyat kecil yang mengalami kesulitan atas hal ini," ungkap Ami.
Ami menceritakan bagaimana salah satu tetangganya membuat status di aplikasi pesan WhatsApp yang meminta maaf kepada anaknya karena harus mengirit porsi makan karena harga beras meroket.
"Maaf ya, Nak, makan jadi berkurang, beras lagi mahal," begitu isi status WhatsApp-nya. Sesaat setelah menceritakan hal itu, Ami terlihat mengambil jeda sebentar untuk berbicara lagi, tampak sedikit menahan tangis.
"Sekarang sudah semakin mendekati bulan Ramadhan, saya mengharapkan aksi hari ini bisa membantu menurunkan kembali harga sembako. Biar rakyat kecil tuh enggak perlu susah bua
Pria Berdoa di Tengah Jalan Minta Polisi Kena Azab Karena Kesal Ditilang
Pria Berdoa di Tengah Jalan Minta Polisi Kena Azab Karena Kesal Ditilang
Video yang merekam seorang pria bersujud dan berdoa di tengah jalan, viral di media sosial. Pria bersorban itu berdoa meminta agar polisi mendapat azab dan hidayah karena telah menilangnya.
Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Bima-Sumbawa, tepatnya di depan Masjid Terapung Amahami, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (27/2/2024) siang. Pria yang belum diketahui identitasnya itu kesal karena ditilang.
Dalam video viral yang beredar, pria itu tampak mengenakan jubah abu-abu serta sorban. Dia tampak duduk, bersujud, dan berdoa. Ternyata, dia baru saja ditilang dan motornya ditahan.
Kasat Lantas Polres Bima Kota, Iptu Novit Haru Prasetyo, membenarkan hal itu. Dia mengungkapkan peristiwa itu terjadi saat operasi gabungan (opgab) di depan Masjid Terapung Amahami.
"Iya benar. Kejadiannya tadi siang saat opgab," kata Novit, Selasa malam.
Meski demikian, Novit tidak menjelaskan detail kronologi kejadian. Pasalnya pria itu mendadak sujud di tengah keramaian jalan raya setelah motornya ditilang oleh petugas lantaran tidak memakai helm. Dia juga tidak membawa SIM dan STNK.
"Setelah ditilang karena tak pakai helm dan tak lengkap surat kendaraannya, langsung seperti itu (sujud) di tengah jalan raya," ujar Novit.
Novit menambahkan tidak hanya pengendara itu yang ditilang. Hal yang sama juga diberlakukan terhadap para pengendara lain yang melanggar lalu lintas. Salah satunya tidak memakai helm.
"Langsung penindakan di tempat kalau tak pakai helm," tuturnya.
Video berdurasi 2 menit 6 detik itu viral di sosial media Facebook dan ramai dibagikan di grup-grup WhatsApp.
Pria yang mengenakan jubah seperti pendakwah itu meminta pertolongan kepada Allah. Dia memohon agar para petugas diberikan hidayah sekaligus azab. Dia merasa dizalimi karena motornya ditilang oleh petugas.
"Saya wati ringuk (saya tidak gila). Nahu dou normal (saya orang normal). Saya biasa dari masjid ke masjid sebagai pend
Mantan Suami Artis Tembakkan Senjata Api Terekam CCTV
Mantan Suami Artis Tembakkan Senjata Api Terekam CCTV
Polisi akhirnya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dalam aksi penembakan ala koboi Amerika terjadi di kompleks perkantoran Bali Mester di Jalan Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Kamis (8/2/2024) dinihari pukul 02.00 WIB.
Aksi bar-bar menggunakan senjata api ini dilakukan GSL, mantan suami seorang artis, dan nyaris mengenai pria bernama Mohammad Andika Mowardi (32) yang berada di kompleks perkantoran tersebut.
GSL disebut-sebut mantan suami artis berinisial CL dan DL.
Polres Metro Jakarta Timur sudah melakukan olah TKP. Setidaknya ada empat barang bukti yang diamankan dalam kasus penembakan oleh GSL.
Korban sekaligus penanggung jawab kantor, Mohammad Andika Mowardi (32) mengatakan empat barang bukti tersebut diamankan saat olah TKP usai kejadian pada Kamis (8/2/2024).
"Ada dua (proyektil) peluru tajam dan satu selongsong utuh diamankan sama polisi. Sama rekaman CCTV pas kejadian," kata Andika di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Dua proyektil peluru diamankan pada lantai dua kantor saat Andika berupaya bersembunyi dari GSL, sementara satu selongsong diamankan pada area parkir perkantoran.
Tidak diketahui pasti jenis senjata api digunakan GSL saat kejadian, namun sepengetahuan Andika pelaku sudah lama memiliki sepucuk senjata api tanpa izin resmi.
"Warna senjata api yang dipakai terlapor itu silver. Setahu saya dia enggak punya izin (kepemilikan senjata api). Dia warga sipil, bukan anggota (aparat penegak hukum)," ujarnya.
Perihal motif, Andika menuturkan tidak mengetahui pasti alasan GSL melakukan penembakan terhadapnya karena sebelum kejadian pelaku tidak pernah datang ke lokasi kejadian.
Namun Andika mengaku memang sudah lama saling kenal dan berteman dengan GSL yang merupakan mantan suami dari dua artis perempuan berinisial CK serta DL tersebut.
"Mungkin dia ada dendam sama saya, saya kurang tahu. Ini saya baru berani blow up (ngomong ke media massa) karena sebelumnya habis kejadi
WNA Protes Suara Pleno Rekapitulasi Ganggu Istirahatnya
Seorang Warga Negara Asing (WNA) mendatangi lokasi Pleno Rekapitulasi yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara (Sulut).
WNA tersebut protes sekaligus komplain karena pengeras suara yang digunakan saat pleno rekapitulasi penghitungan suara pada Pemilu 2024 mengganggu kenyamanannya beristirahat.
Peristiwa yang terjadi, Kamis (22/2/2024) sekitar pukul 00:00 WITA itu kemudian viral di media sosial (medsos) usai video saat WNA itu beradu argumen dengan para petugas PPK diunggah ke media sosial.
Di video itu, tampak jika si WNA atau warga menyebutnya Bule mengatakan merasa terganggu istirahatnya karena suara speaker sangat besar dan dianggap berisik di waktu tengah malah saat dirinya hendak beristirahat.
Kapolres Bolmut, AKBP Juleigtin Siahaan, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dia menjelaskan bawa WNA tersebut berasal dari Mesir berinisial MAK (37). Dia merasa terganggu istirahat akibat pengeras suara di lokasi pleno terlalu kencang.
“Dia merasa terganggu akibat pengeras suara di lokasi pleno terlalu keras, sehingga mengganggu kenyamanannya beristirahat di homestay. Lokasi homestay hanya berjarak beberapa meter dari lokasi pleno,” kata Siahaan, Senin (22/2/2024) pagi.
“Bule ini memang pembawaannya suara besar dan orangnya tinggi besar,” ujarnya lagi.
Dia mengakui, akibat kejadian tersebut, pleno rekapitulasi sempat terhenti beberapa saat. Namun, Anggota kepolisian kemudian meminta dia untuk kembali ke penginapan.
"Pleno kemudian kembali dilanjutkan, tapi volume pengeras suara dikecilkan,” katanya kembali.
Dua Pelaku Keributan Di Ibizza Menyerahkan Diri
Dua Pelaku Keributan Di Ibizza Menyerahkan Diri
Satreskrim Polresta Pontianak akhirnya berhasil mengungkap kasus perkelahian yang menyebabkan Fandi seorang pengunjung Ibizza salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) Kota Pontianak meninggal dunia.
Kedua pelaku tersebuta adalah Bg (39) dan M (46). Keduanya menyerahkan diri setelah kepolisian berkoordinasi dengan seluruh tokoh masyarakat di Kota Pontianak.
"Kejadian ini terjadi pada hari Minggu dini hari, mendapatkan laporan bahwasanya terjadi tindak pidana penganiyaan menyebabkan korban meninggal dunia. TKP di tempat hiburan malam (Ibizza,red)," ujar Kapolresta Pontianak Kombes Pol Adhe Hariadi, Senin (26/2/2024) malam.
Menurut Kapolresta Pontianak, berdasarkan hasil penyelidikan kejadian tersebut bermula saat korban dan dua tersangka berada Lounge Ibizza, terjadi cekcok kemudian diselesaikan ditempat parkir, akhirnya perkelahian dua lawan satu itu mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Korban dikeroyok kedua orang pelaku, inisial Bg (39) dan M (46). Saat ini keduanya sudah diamankan setelah menyerahkan diri ke Mapolresta Pontianak," terang Kombes Pol Adhe.
Perkelahian dua lawan satu itu, di mana pelaku menggunakan sajam jenis pisau melukai sejumlah bagian tubuh korban.
"Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun korban tak terselamatkan akibat dari luka senjata tajam yang digunakan pelaku," ungkap Adhe.
Lanjut Adhe, pelaku dan korban tidak memiliki dendam, namun penyebab perkelahian tersebut yakni bersenggolan saat sedang mabuk minuman keras dan dalam pengaruh narkoba.
"Tersangka dan korban sama-sama dalam pengaruh minuman dan narkoba, bersenggolan. Kemudian emosi tidak terkendali dan akhirnya berkelahi, sempat dilerai, namun lanjut di luar," jelas Adhe.
Massa Lempar Bangkai Tikus dan Telur Busuk Ke Kantor KPU
Massa Lempar Bangkai Tikus dan Telur Busuk Ke Kantor KPU
Aksi massa menolak Pemilu curang dari Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Demokrasi Indonesia digelar di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024). Massa bahkan sempat melakukan aksi lempar bangkai tikus dan telur busuk hingga bakar ban.
Massa aksi sempat melempar bangkai tikus dan telur busuk. Aksi pelemparan itu dilakukan langsung dari mobil komando.
Aksi pelemparan itu membakar semangat massa yang telah hadir sejak siang. Bahkan tak sedikit emak-emak yang antusias melempar bangkai tikus dan telur busuk ke arah kantor KPU.
"Kami menuntut agar demokrasi kembali ditegakkan!" seru mereka yang tergabung dalam aksi itu.
Seraya aksi itu berjalan, massa aksi juga meminta Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan Komisioner KPU untuk keluar menemui masyarakat. Hanya saja hingga sore hari tak satupun pimpinan KPU hendak menemui massa.
Tak diindahkannya permintaan massa sempat memantik emosi massa, mereka bahkan berniat untuk menerobos Gedung KPU. Massa aksi terlihat sempat menggeser pagar pembatas di Gedung KPU.
Mereka pun mencoba menerobos masuk meski akhirnya pagar pembatas itu langsung diisi oleh belasan petugas kepolisian. Alhasil, sempat terjadi aksi dorong-dorongan, tak sedikit beberapa di antaranya terlihat tersulut emosi.
Beruntungnya orator dari mobil komando bersiaga melihat situasi yang memanas. Dari mobil komando itulah massa bisa ditenangkan.
"Tolong, hati-hati provokasi. Kita bukan masa bayaran, kita massa terkoordinir, ini aksi damai," ucap orator.
Di sisi lainnya, massa juga sempat melakukan aksi bakar ban sebagai tanda semangat yang berkobar. Mereka bahkan menyatakan bahwa perjuangan untuk mencapai keadilan demokrasi akan terus dilakukan.
Longsor di Bonglo Bastem Utara Makan Korban Jiwa
Longsor di Bonglo Bastem Utara Makan Korban Jiwa
Longsor yang terjadi di Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) menimpa sejumlah warga. Basarnas mengungkap sudah ada 4 warga yang ditemukan tewas dan 6 warga lainnya luka-luka.
"Untuk sementara 10 korban ditemukan, sudah empat orang ditemukan tewas, enam orang selamat tapi luka-luka sudah dilarikan ke rumah sakit," kata Anggota Bidang Potensi Bencana Basarnas Palopo Rahmi, Senin (26/2/2024).
Rahmi mengungkapkan, jumlah korban yang tertimbun longsor diperkirakan sebanyak 23 orang. Namun tim SAR gabungan masih melakukan pendataan dan pencarian terhadap korban terdampak.
"Diperkirakan jumlah korban 23 orang, tapi itu tadi sudah empat korban kami temukan meninggal dunia," ungkapnya.
Terpisah, Kepala BPBD Luwu Andi Baso mengutarakan, longsor juga menimbun Jalan Poros Luwu-Palopo hingga akses jalan lumpuh. Pihaknya juga sementara sudah mengerahkan alat berat untuk melakukan pembersihan material.
"Jalan Poros Luwu-Palopo sementara belum bisa dilalui karena material longsor. Kita juga sementara melakukan pencarian korban lainnya," ucap Andi Baso.
Diberitakan sebelumnya, longsor terjadi di Jalan Poros Kabupaten Luwu-Kota Palopo, tepatnya di Desa Bonglo, Kecamatan Bastem Utara, Luwu, Senin (26/2/2024) sekitar pukul 09.00 Wita. Tebing yang berada di sisi jalan longsor dan menimpa pengendara yang melintasi jalan itu.
"Tebing yang longsor, kalau menurut pengendara lain memang antre orang tadi lewat di sana, karena ada longsoran kecil. Tapi sementara orang bergantian lewat, langsung datang longsor besar," ungkap Sekretaris Kecamatan Bastem Utara Andi Zulhanuddin kepada wartawan.
Toko Penjual Obat Extimer Dan Tramadol Di Grebek Pihak LPK Di Bekasi .
Toko Penjual Obat Extimer Dan Tramadol Di Grebek Pihak LPK Di Bekasi .
Geram dengan Adanya peredaran obat obatan jenis G di antaranya (extimer dan Tramadol) di Jual bebas di wilayah Bekasi sangat meresahkan masyarakat, Lembaga Perlindungan konsumen Bekasi (LPK) dan di dukung oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Islam , 2 toko di Bekasi wilayah jembatan besi tambun dan wisma asri Kp sengon Bekasi utara di grebek guna efek jera para pengedar (penjual) obat obatan tersebut.
Adanya penggerebekan toko penjual obat obatan yang tidak di dasari resep Dr dan di jual bebas sangat berbahaya baik untuk kesehatan dan penggunaannya.
Ini jelas banyaknya anak anak remaja yang sangat terang terangan membeli obat obatan tersebut tidak lah di benarkan , ini bisa menjadi pemicu kejahatan kejahatan jalan seperti (tawuran dan kenakalan remaja lainnnya) ,terang Muhammad Noval salah satu lembaga perlindungan Konsumen (LPK) Bekasi . Jum'at (23/02/2024)
Sementara kita amankan BB tersebut dan nantinya kita bawa ke pihak kepolisian untuk di tindak lanjuti lebih dalam dan dirinya berharap pihak APH menindak tegas adanya peredaran obat obatan tersebut ." Jelasnya .
Elvy Sukaesih Akui Kecewa dengan Hasil Pemilu 2024
Elvy Sukaesih Akui Kecewa dengan Hasil Pemilu 2024
Elvy Sukaesih ikut angkat bicara soal Pemilu 2024. Ia bahkan menduga bahwa Pemilu tahun ini mengandung unsur kecurangan.
Saat hadir dalam acara Pernyataan Sikap bersama Rhoma Irama Mewujudkan Demokrasi Berintegritas, Elvy Sukaesih menyerukan perlawanan terkait dugaan kecurangan pemilu.
"Saya sebagai seorang penyanyi seniman di negeri yang tercinta Indonesia. Saya merasa terpanggil sekali untuk hal ini," ucap Elvy Sukaesih dalam sambutannya di di Markas Besar Soneta Group di Depok, Kamis, 22 Februari 2024.
Sebagai warga negara Indonesia yang menginginkan perubahan, Elvy Sukaesih mengaku geregetan sekaligus ingin menangis. Apalagi saat membahas soal dugaan kecurangan.
"Ini saya sebenarnya gak kuat kalau udah ngomongin hal ini mau nangis kayaknya geregetan banget gitu loh, ya Allah," kata Elvy Sukaesih.
"Kita nyata-nyatanya dicurangi benar-benar gak ada malu nya sama sekali," sambungnya.
Dengan lantang, Elvy Sukaesih mengajak para relawan calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan untuk melawan dugaan adanya kecurangan tersebut.
"Ayo kita berjuang bersama apa selanjutnya yang harus kita lakukan, lawan! Karena bukan apa Indonesia perubahan kita harus berubah semua. Ayo kita berjuang bersama demi untuk bangsa negara," tegas Elvy Sukaesih.
Pria Bekap Mulut Anak 7 Tahun di Garasi Motor
Pria Bekap Mulut Anak 7 Tahun di Garasi Motor
Polres Padang Pariaman amankan satu pelaku pencabulan anak berusia tujuh tahun di Nan Sabaris Padang Pariaman.
Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, mengatakan, tersangka berinisial H (54), bekerja sebagai buruh lepas.
Dalam melancarkan aksinya korban coba membujuk korban terlebih dahulu, hanya saja tidak diacuhkan oleh korban. Melihat hal itu korban mengejarnya dan mengangkatnya, lalu dibawa ke Garasi Motor kosong.
"Di dalam Garase korban dibekap mulutnya, serta diancam untuk tidak berteriak," tuturnya.Perlakuan ini sudah dilakukan berulang kali kepada korban sekitar tiga tahun atau sejak tahun 2021.
Akibat perbuatannya ini korban beserta barang bukti, diamankan di Mapolres Padang Pariaman untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.Lebih lanjut Kapolres menyebut, kejadian pencabulan ini sangat marak, sehingga perlu perhatian khusus dari pihak keluarga agar kejadian serupa tidak terjadi.
"Pengawasan orang tua sangat penting untuk mengantisipasi masalah ini, jadi tidak boleh lengah dan abai," ujarnya.
Emak-Emak Serukan Revolusi Perangi Kezaliman
Emak-Emak Serukan Revolusi Perangi Kezaliman
Beredar video viral emak-emak yang serukan 2 juta umat Islam untuk turun ke jalan dan perangi kezaliman.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @terang_media pada Rabu (21/2).
“Viral para ibu-ibu menyeru kepada 2 juta umat islam untuk turun ke jalan.” Tulis akun tersebut.
Video itu memperlihatkan emak-emak yang tengah berorasi ditengah keramaian.
"Lawan mereka, betul kita harus revolusi, Allah yang akan mengazab mereka tapi kita harus turun yang banyak turun 2 juta orang semua nanti tanggal berapa kita rame-rame turun, ini perintah allah karena mereka sudah zalim mereka sudah jahat maka allah perintahkan, Allah akan hancurkan mereka tapi lewat tangan kita tangan kita ngapain turun ke bawah kita ikut sama-sama ya rabb aku hadir! hadir seluruhnya umat islam umat-umat yang beriman harus hadir nanti tatkala ada kita akan mengadakan turun ke jalan jangan cuma 100 ribu.” Ungkapnya.
“2 juta orang harus turun seluruh indonesia serukan untuk mereka datang untuk itu saya sekalian yakinlah bahwa ini perintah allah dan kita laksanakan insyaallah teman-teman yang ahli IT teman-teman yang ahli ilmu lainnya lakukan itu kita yang punya agama kita yang dekat dengan Allah” lanjutnya.
Video ini mendapat banyak reaksi dari netizen diantaranya ialah:
“Tidak Pernah Allah Merintahkan Untuk Demo Buk..Elok Urus Anak Laki Kamu Be Drmh Buk” ungkap akun @waw***.
“Ini sudah dampaknya POLITIK AGAMA” tulis akun @try
Jokowi Lantik Hadi Jadi Menko Polhukam dan AHY Jadi Menteri ATR
Jokowi Lantik Hadi Jadi Menko Polhukam dan AHY Jadi Menteri ATR
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik dua menteri baru pada Kabinet Indonesia Maju.
Dua menteri yang dilantik Jokowi itu ialah Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) serta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Pelantikan digelar di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024) pukul 11.00 WIB. Pelantikan dipimpin langsung Jokowi. Pelantikan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Prosesi pelantikan diawali dengan membacakan keputusan presiden. Jokowi kemudian mengambil sumpah dan janji jabatan menteri dan diikuti Hadi Tjahjanto dan AHY.
"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," ucap Jokowi mendiktekan sumpah jabatan.
Setelah itu, prosesi pelantikan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara. Hadi awalnya merupakan Menteri ATR.
Hadi menjadi Menko Polhukam untuk menggantikan Mahfud Md, yang mundur karena menjadi cawapres dalam Pemilu 2024. Sementara itu, AHY akan mengisi posisi yang ditinggalkan Hadi di Kementerian ATR.
Ibunda Tak Terima Tamara Tyasmara Dihujat
Ibunda Tak Terima Tamara Tyasmara Dihujat
Ibunda pemain FTV Tamara Tyasmara, Ristya Aruni merespons hujatan warganet yang dilayangkan kepada putrinya.
Ristya tak terima sang putri menjadi bulan-bulanan warganet gegara kasus kematian Dante.
Dia menyebut warganet tak tahu kesakitan yang dialami putrinya saat kehilangan anak.
Sebagai ibu yang melihat perjuangan putrinya berupaya mencari kebenaran di balik kematian Dante, Ristya sedih.
"Kamu dihujat, mama enggak terima! Kamu sudah kehilangan anak, tahu enggak. Dia itu sudah kehilangan anak, tetapi masih kalian )warganet) hujat semua," kata Ristya saat ditemui di Polda Metro Jaya.
Ristya menjelaskan cucunya tidak mungkin trauma terhadap berenang maupun tersangka.
Menurutnya, Dante senang ketika pergi berenang bersama tersangka. Dia meyakini sang cucu akan bilang padanya jika takut pada tersangka.
"Sekali lagi, kalau cucu saya takut sama air atau takut sama tersangka, enggak mungkin cucu saya nggak cerita sama saya," tuturnya.
2 Kelompok Gelar Demo di Depan Kantor Bawaslu
2 Kelompok Gelar Demo di Depan Kantor Bawaslu
Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh dua kelompok massa berbeda di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH Thamrin, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024) sempat memanas dan diwarnai percekcokan.
Awalnya, kelompok dengan nama Gerakan Keadilan Rakyat melakukan aksi dengan tuntutan meminta Bawaslu menindak secara serius berbagai kecurangan dan pelanggaran Pemilu 2024.
Mereka menilai Bawaslu tidak bekerja optimal sehingga berkontribusi terhadap banyak pelanggaran dan dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Tak lama setelah itu, muncul juga massa aksi demonstrasi yang mengatasnamakan diri sebagai kelompok mahasiswa. Mereka menilai Pemilu 2024 telah berjalan dengan baik.
"Pemilu sudah selesai. Bahkan hasil quick count sudah ada. Jadi Terima saja. Sekarang rakyat sudah cerdas," ujar orator aksi, mantan aktivis HMI Abdul Aziz Fadirubum.
Mendengar hal tersebut, massa aksi Gerakan Keadilan Rakyat terpancing emosinya dengan kelompok mahasiswa tersebut.
"Hei, sini kau turun, jangan cuma bisanya bicara," teriak seorang ibu-ibu berambut pirang yang merupakan bagian dari massa aksi Gerakan Keadilan Rakyat.
Massa aksi Gerakan Keadilan Rakyat lainnya ikut terpancing, dan mulai merangsek masuk ke barisan mahasiswa tersebut. Namun, pihak kepolisian dengan siaga mencegah terjadinya cekcok antara dua kelompok ini.
"Tenang-tenang bapak ibu, kita sudah fasilitasi penyampaian aspirasi semuanya," imbau Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo.
Setelahnya, masing-masing massa kembali berorasi di depan Bawaslu.
Kasus Pemukulan Komisioner KPU Saat Aksi Blokir Jalinsum Muratara Berakhir Damai
Kasus Pemukulan Komisioner KPU Saat Aksi Blokir Jalinsum Muratara Berakhir Damai
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA) inisial AS yang sempat jadi korban pemukulan ketika aksi blokir Jalinsum di Kecamatan Karang Jaya sepakat berdamai dengan pelaku.
Baik korban maupun terduga pelaku sepakat tidak menempuh ke jalur hukum atas insiden pemukulan yang terjadi.
Penegasan ini disampaikan Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol A Rachmad Widodo disela-sela melakukan pemantauan pengamanan rekapitulasi suara tingkat PPK di Kabupaten Muratara, Senin, 19 Februari 2024.
Kapolda mengatakan, Komisioner KPU Muratara yang menjadi korban pemukulan saat aksi blokir Jalinsum di Kecamatan Karang Jaya mengalami luka gores di wajah seperti kena cakar.
"Wajahnya tergaruk sedikit, kayak kena cakar, bukan kena bacok," tegas Irjen Pol A Rachmad Widodo kepada wartawan di depan Kantor Bupati Muratara, Senin, 19 Februari 2024.
Mantan Kapolda Jambi itu menjelaskan, pasca kejadian pemukulan, Komisioner KPU Muratara yang menjadi korban sepakat damai dengan terduga pelaku.
Pelaku pemukulan telah mengakui salah dan meminta maaf kepada korban.
Awalnya AS memberikan penjelasan mengenai teknis peraturan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Namun massa tidak terima karena yang mereka inginkan kejelasan dan solusi konkrit terhadap permasalahan yang mereka hadapi.
Suasana sempat tegang ketika AS, anggota KPUD Muratara, turun dari mobil usai memberikan penjelasan terkait dugaan kecurangan di sejumlah TPS di Kecamatan Karang Jaya.
Situasi menjadi semakin memanas ketika AS diserang oleh sekelompok massa, mengakibatkan dia tercekik dan dianiaya secara fisik.
Tindakan tersebut membuat suasana semakin tidak kondusif dan memicu emosi warga yang turut serta dalam aksi demonstrasi.
“Tolong jangan arogan,” teriak salah seorang petugas dari atas mobil berusaha menenangkan massa.
Untungnya petugas segera bertindak dan berhasil mengamankan AS dari kerumunan massa. (
Perempuan Jadi Pencari Pembunuh Bayaran Ditangkap
Unit Pidana Umum Polrestabes Palembang berhasil menangkap perempuan pencari pembunuh bayaran. Perempuan berinisial DA (40) ditangkap karena terlibat dalam kasus penyiraman air keras dan penusukan terhadap korban Aminudin dan Robani, ayah dan anak.
Ketika diamankan oleh petugas Unit Pidana Umum, DA hanya bisa tertunduk, mengakui perbuatannya yang keji. Aksi penganiayaan tersebut menyebabkan Aminudin mengalami luka bakar sekujur tubuh akibat air keras, sedangkan Robani, anak korban, mengalami luka tusuk di perut.
Ternyata, aksi kejam ini dilakukan oleh DA bersama lima pelaku lainnya. Tiga di antaranya telah lebih dulu ditangkap dan menjalani hukuman.
Dari kelima pelaku, DA rupanya yang merupakan residivis narkoba. DA berperan sebagai pencari orang yang bisa menjadi eksekutor pembunuhan bayaran dengan upah sebesar Rp30 juta.
"Saya dibayar Rp30 juta," ucap DA. Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono DA ini disuruh oleh salah satu pelaku yang kini sudah menjadi napi.
Harryo menjelaskan, jika peristiwa ini terjadi pada tahun 2021 di Jalan Talang Jambe, Kecamatan Sukarami, Palembang, ketika korban berada di rumahnya.
"Ada motif dendam kepada korban. Pelaku sudah masuk ke lapas kasus narkoba. Dia itu menyuruh orang untuk melakukan aksi kepada korban itu akhirnya terjadi pada tahun 2021," ujarnya, Selasa (19/2/2024).
Relawan Ganjar-Mahfud Deklarasi Tolak Hasil Pemilu Curang
Relawan Ganjar-Mahfud Deklarasi Tolak Hasil Pemilu Curang
Relawan Paslon 03 Ganjar-Mahfud yang terdiri dari perwakilan berbagai organisasi relawan mendeklarasikan penolakan atas hasil Pemilu 2024 berdasarkan hasil penghitungan KPU.
Perwakilan organisasi itu dari Projo Ganjar, Ganjarist, hingga Laskar Ganjar. Mereka menilai hasil Pilpres 2024 terindikasi penuh kecurangan yang terstruktur dan sistematis.
Hal ini disampaikan lewat 'Petisi Brawijaya' yang berisi 5 poin desakan.
"Pertama, menolak hasil pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 yang diwarnai dengan kecurangan," kata Ketua Umum Projo Ganjar, Haposan Situmorang, membacakan deklarasi di Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (18/2).
"Dua, meminta kepada KPU yang dibentuk kemudian oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan pemilihan ulang secara jurdil, khususnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024-2029, dengan mengganti komisioner KPU dan Bawaslu yang ada saat ini," lanjutnya.
Ketiga, menurut Haposan, para perwakilan relawan juga memprotes selebrasi pihak Paslon 02 Prabowo-Gibran berdasarkan hasil quick count. Haposan menegaskan, KPU belum menetapkan pemenang pilpres berdasarkan perolehan suara terbanyak secara resmi. Hal ini dinilai menggiring opini masyarakat luas yang dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
"Keempat, meminta Bawaslu untuk memproses secara hukum Paslon 02 atas deklarasi kemenangan dimaksud. Kelima, meminta kepada yang berwenang untuk mendiskualifikasi Paslon 02, pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024," kata Haposan.
"Mungkin 01 juga merasakan adanya kecurangan yang dialami mereka, adalah patut juga komunikasi dengan mereka. Saat ini tidak ada kaitannya dengan TKRPP dan TPN, ini murni gerakan moral dari relawan, masyarakat, dan teman-teman mahasiswa," ujar Haposan.
"Apabila KPU dan Bawaslu tidak mengindahkan, ini adalah gerakan moral. Maka seluruh rakyat Indonesia akan melakukan gerakan. Ini bukan kepentingan
Timnas AMIN Tuding Server KPU Punya Logaritma Menangkan Paslon Tertentu
Timnas AMIN Tuding Server KPU Punya Logaritma Menangkan Paslon Tertentu
Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menyebut ada rekayasa data dalam sistem perhitungan suara di server Komisi Pemilihan Umum (KPU). Timnas AMIN mengatakan sistem itu diduga diatur untuk memenangkan paslon tertentu secara otomatis.
"Berdasarkan analisis kajian forensik terhadap server KPU, kami menduga ada logaritma sistem yang sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu. Jadi kalau ada revisi di 1 TPS, ini dia akan mengubah TPS yang lain. ini bukan sekedar angka yang dicatat, tapi sistem itu yang membangun setting-nya," kata Anggota Dewan Pakar Timnas Pemenangan AMIN, Bambang Widjojanto, dalam jumpa pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
"Jadi ada yang sudah di-setting, logaritma sistem di-setting untuk pemenangan paslon tertentu yang secara otomatisasi di atas 50 persen. Indikasi kuat ke arah itu dikonfirmasi dengan ditemukannya kecurangan-kecurangan yang terjadi di wilayah-wilayah tertentu," jelasnya.
Bambang mengatakan bahwa kecurangan yang terjadi dilakukan secara sengaja. Sebab, katanya, jika ada kesalahan dalam input data maka sistem perhitungan suara di Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap) KPU RI seharusnya sudah mendeteksi.
"Ini betul-betul bukan sekedar salah menulis, karena mestinya IT atau artificial intelligence yang ada dalam sistem IT KPU itu bisa membaca. Ini kalau sistemnya memang tidak dibangun dengan rekayasa tertentu, sulit itu," tutur Bambang.
Di lokasi yang sama, jubir Timnas AMIN, Refly Harun, menilai dugaan kecurangan tersebut sudah berjalan secara terstruktur, sistematis, masif (TSM). Sehingga, katanya, pelaku yang melakukan kecurangan tersebut harus didiskualifikasi dari kepesertaannya dalam Pemilu 2024.
"Karena kecurangan ini sudah TSM. Kalau kecurangannya TSM ganjarannya harusnya diskualifikasi. Gitu. Dan untuk itu saya yakin dengan hasil konstelasi hakim yang baru ini MK akan jau
Diduga Caleg Gagal Teriak-teriak di Depan Kantor DPRD Ngawi
Diduga Caleg Gagal Teriak-teriak di Depan Kantor DPRD Ngawi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada banyak calon legislatif yang mendaftar pada Pemilu 2024 lalu, nah usai pencoblosan tersebut ternyata ada banyak caleg yang gagal nyaleg dan membuat ceritanya viral.
Salah satu kisahnya yang viral karena gagal nyaleg adalah calon legislatif dari DPRD Ngawi.
Tidak memperoleh suara yang mumpuni, calon legislatif DPRD Ngawi tersebut tentu saja gagal nyaleg dan tidak dapat menduduki kursi kepemimpinan yang diinginkan.
Kegagalannya tersebut, Ia luapkan didepan Kantor DPRD Ngawi dan menarik atensi masyarakat Ngawi sehingga merekam aksinya dan mengunggah ke sosial media.
Unggahan tersebut langsung viral sesaat setelah dibagikan ke sosial media.
Tampak seorang lelaki menggunakan kemeja lengan panjang, celana pendek, berkopiah serta membawa jas berteriak dengan kata-kata kasar di depan kantor DPRD Ngawi.
Sontak netizen yang merekam aksinya tersebut berkomentar liar.
"Wah gara-gara gagal nyaleg itu," Komentar seorang netizen yang merekam aksi lelaki yang berteriak didepan gedung DPRD Ngawi, seperti dikutip Ayobandung.com dari laman Instagram @terang_media pada Senin, 19 Februari 2024.
Banyak netizen lain yang berkomentar bahwa lelaki tersebut bisa saja mengalami gangguan jiwa karena gagal nyaleg.
Tidak hanya mereka yang merekam aksi lelaki itu yang menyatakan aksinya didepan gedung DPRD Ngawi diduga karena stres gagal nyaleg, namun netizen yang melihat unggahan tersebut juga menyatakan hal yang sama.
Timses Caleg Minta Uang Serangan Fajar Kembali
Timses Caleg Minta Uang Serangan Fajar Kembali
Viral diduga tim sukses dua orang caleg menggeruduk rumah warga untuk meminta uang serangan fajar.
Peristiwa itu diduga terjadi di Sumatera Utara, video ini pertama kali diunggah oleh akun Facebook Pasar Batak Online.
Dalam video tersebut tim sukses marah-marah karena warga tersebut meminta uang dari dua orang tim sukses caleg yang berbeda.
Warga tersebut pun menyampaikan bahwa keluarganya memang menerima dari kedua tim sukses caleg, dan untuk itu dia pun memilih sudah memilih kedua caleg tersebut.
Mendengar hal tersebut, kedua tim sukses makin marah dan memaksa uangnya dikembalikan.