09/10/2024
--------- SENJA DI GANG SAMPIT ---------
Matahari mulai merunduk, meninggalkan langit jingga yang memudar. Di sebuah gang sempit, seorang anak laki-laki bernama Bara sedang asyik bermain layang-layang. Layang-layang kertas berwarna-warni itu meliuk-liuk di udara, mengikuti hembusan angin sore. Senyum merekah di wajahnya yang penuh coretan bekas lumpur.
Bara hidup sendirian di sebuah rumah kecil yang reyot. Ibunya meninggal saat ia masih bayi, sedangkan ayahnya pergi merantau dan tak pernah kembali. Sejak saat itu, Bara diasuh oleh neneknya yang sudah renta. Namun, takdir berkata lain, neneknya juga menyusul ibunya beberapa tahun lalu.
"Bara, Nak, sudah saatnya masuk!" suara tetangga memanggil dari balik pagar.
Bara menarik napas dalam-dalam, lalu menyimpan layang-layangnya. Ia berjalan gontai menuju rumahnya. Di dalam, rumah itu terasa sangat sunyi. Bara menyalakan kompor minyak dan mulai memasak mie instan, makanan kesukaannya. Sambil menunggu mie matang, ia duduk di teras depan rumah, memandangi bintang-bintang yang mulai bermunculan.
"Nenek, Bara kangen sama Nenek," gumamnya lirih. Air matanya menetes perlahan, membasahi pipinya yang kotor.
Bara berusaha untuk tetap tegar. Setiap hari, ia bangun pagi, memasak sarapan, membersihkan rumah, dan pergi ke sekolah. Sepulang sekolah, ia membantu tetangga membersihkan kebun atau mencuci piring. Meskipun hidup sendiri, Bara tidak pernah merasa kesepian. Ia memiliki teman-teman yang baik hati, yang selalu siap membantunya.
"Bara, besok kita main ke sungai ya?" ajak Beni, teman sebangku Bara.
Bara tersenyum. "Boleh, Ben. Tapi jangan lama-lama, ya. Nanti malam aku harus masak."
"Iya, iya," jawab Beni sambil tertawa.
Suatu sore, saat Bara sedang bermain di lapangan, ia bertemu dengan seorang bapak-bapak yang sedang memperbaiki sepeda. Bapak itu memperhatikan Bara dengan penuh perhatian.
"Nak, kenapa kamu main sendirian?" tanya bapak-bapak itu.
Bara menceritakan tentang kehidupannya. Bapak itu terenyuh mendengar cerita Bara.
"Nak, jangan sedih. Kamu anak yang kuat. Nanti kalau sudah besar, kamu pasti bisa hidup bahagia," ucap bapak-bapak itu sambil mengelus kepala Bara.
Bara mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia merasa tidak sendiri lagi. Ada orang yang peduli padanya.
Malam itu, Bara bermimpi bertemu dengan ibunya. Dalam mimpinya, ibunya tersenyum padanya dan berkata, "Bara anak Ibu yang baik. Ibu selalu bangga padamu."
Bara terbangun dengan perasaan senang. Ia yakin, ibunya pasti selalu menjaganya dari surga.