Bunga Tulip

Bunga Tulip informasi berita islam terbaru dan hikmah. Ambil pelajaran yang baiknya, buang buruknya
Tak ada perdebatan, karena disini bukan tempat berdebat

Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang PunggungMengapa terjadi fenomena ini , bagaimanapun sekarang ini sudah biasa mayorita...
20/02/2022

Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung

Mengapa terjadi fenomena ini , bagaimanapun sekarang ini sudah biasa mayoritas wanita menjadi tulang punggung untuk keluarganya.

Dimana posisi seorang suami yang harusnya bertanggungjawab dengan kehidupan anak dan istrinya sesuai kemampuannya

Bahkan ada suami yang menganggap biasa saja istri bekerja sedangkan dia dirumah saja.
Pikiran dan tanggung jawab jadi 90 % dihadapi oleh kaum perempuan sisanya baru dilakukan oleh pria yang bergelar pemimpin keluarga

Bahkan suami tidak merasa bersalah dan berdosa jika dia tidak bertanggungjawab pada keluarganya

Lelaki adalah pemimpin bagi wanita, disebabkan kelebihan yang Allah berikan kepada sebagian manusia (lelaki) di atas sebagian yang lain (wanita) dan disebabkan mereka memberi nafkan dengan hartanya ….” (Q.S. An-Nisa’:34)

Jika mereka tidak memberikan nafkah lantas apa kelebihan seorang pria itu?
Tentu dia sudah merendahkan posisinya sebagai seorang hamba.
( Ini tidak berlaku untuk suami yang cacat atau punya kekurangan khusus sebab itu sudah qadarullah)

Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Bersabda

Seseorang dianggap melakukan dosa, jika dia menyia-nyiakan orang-orang yang wajib dia nafkahi.” (HR. Ahmad 6842, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang rakyatnya, apakah dia jaga ataukah dia sia-siakan. Hingga seorang suami akan ditanya tentang keluarganya. (HR. Ibnu Hibban 4493 dan dihasankan oleh al-Albani).

Kepada para suami, pemimpin rumah tangga.

Anda jangan merasa tenang, ketika anda tidak lagi ditagih dan tidak lagi dikejar untuk memberikan nafkah. Karena kewajiban nafkah ini adalah kewajiban syariat. Hukum yang selalu mengikat di dunia dan di akhirat.

Karena itu, jika saat ini anda merasa bebas tidak memberikan nafkah kepada keluarga, anda perlu ingat, bahwa ini tidak selesai dan berakhir di dunia. Masalah ini akan berlanjut di akhirat.

Karena nafkah yang tertunda adalah utang, dan anda harus melunasinya.

Begitulah yang harus dipahami oleh pria sebelum memutuskan menjadi seorang suami, begitu juga seorang istri jangan memanjakan suaminya dengan mengambil semua tanggung jawab suami untuk menjadi bebannya sebab
Diakhirat suaminya terhitung berhutang.
Allahu A'lam

Ternyata setelah diteliti ada juga faktor salah didikan dari orangtua kepada anak laki-laki karena budaya pria kedudukannya lebih tinggi dari wanita , ternyata membuat anak laki-laki ini tumbuh dan besar dalam didikan manja. Sedangkan anak perempuan diajarkan dari kecil untuk bekerja membantu ibunya dan peduli keluarga.

Karena anak laki-laki ini terbiasa manja dan tidak diajarkan bagaimana bertanggungjawab dan kerja keras, sehingga setelah dewasa tumbuhlah dalam sosok seorang pria atau suami yang menggantungkan hidup pada istrinya, tanpa rasa bersalah karena tidak diajarkan rasa bertanggungjawab sebagai seorang pemimpin atau kepala rumah tangga.

Mungkin ini beberapa hal yang menjadi faktor kenapa tulang rusuk berubah menjadi tulang punggung.

Untuk para wanita sebelum menikah untuk berhati-hatilah dalam memilih suami.
Kesalahan dalam memilih pria bisa menjadi penderitaan seumur hidup

Pilihlah pria bertanggungjawab , beriman, penuh kelembutan dan tegas dalam kebenaran dan memberikan nafkah yang sesuai kemampuannya
Semoga saja kita semua diberikan kebaikan dunia akhirat

Bahagia didunia
Bahagia di akhirat

Aamiin ya Rabbal A'lamiin

Disuruh sedekah sama manusia tidak mau....Perhitungan kadang bakhil. Tapi giliran kasih makan syetan semangat, bahkan sy...
15/08/2021

Disuruh sedekah sama manusia tidak mau....
Perhitungan kadang bakhil.
Tapi giliran kasih makan syetan semangat, bahkan syetan dikasih makan yang enak-enak...
Allah telah katakan di Al-Qur'an kalau iblis dan syetan pengikutnya itu adalah musuh manusia, mesti dijauhi dan diingkari.
Ini malah dikasih makan, diantarkan ketempat mereka.
Itu artinya sama saudara perhitungan , pelit tapi sama musuh sangat royal....
Sadarlah manusia untuk bisa bedakan mana musuh mana saudara yang mesti disayangi atau dihindari.

Tulip #

Dimasa PPKM ini diingatkan untuk tidak menumpuk daging kurban seperti ini...Lihat-lihat para tetangga yang belum kebagia...
21/07/2021

Dimasa PPKM ini diingatkan untuk tidak menumpuk daging kurban seperti ini...
Lihat-lihat para tetangga yang belum kebagian atau cuma sedikit dapat daging kurban sedangkan anggota keluarga yang butuh makan banyak.
Mari kita membuka hati mengorbankan perasaan untuk berbagi

Terutama perasaan serakah ingin menumpuk daging kurban sebanyak mungkin , Sedangkan masih ada tetangga atau saudaranya yang belum kebagian...

Jangan sampai kebanyakan menumpuk , sampai lebaran kurban tahun depan baru habis daging di kulkas.

Ayo saudaraku kita berkorban perasaan untuk tidak serakah ...

Sudah Kerdil Jangan MengerdilkanManusia s**a sekali berbuat yang melampaui batas, terutama pada makhluk ciptaan Allah la...
11/07/2021

Sudah Kerdil Jangan Mengerdilkan

Manusia s**a sekali berbuat yang melampaui batas, terutama pada makhluk ciptaan Allah lainnya. Lagi viral saat ini menjadikan tumbuh-tumbuhan berukuran mini atau kerdil.

Biasanya pohon lainnya dikecilkan , sekarang malah pohon kelapa yang biasanya tumbuh menjulang tinggi malah dibuat kerdil setinggi anak kecil.

Bahkan tak kalah sadis malah dibuat tumbuh sangat mini untuk hiasan bunga didepan rumah.
Mengapa kita tega berbuat melampaui batas hanya untuk hiasan mata saja?

Padahal Allah telah menciptakan banyak hiasan berupa bunga-bunga indah yang tak terhitung banyak jenisnya dimuka bumi ini.
Tapi malah kita menzalimi tumbuhan lainnya seperti pohon kelapa yang qodratnya tumbuh tinggi dibuat sangat kerdil

Pohon kelapa itu makhluk Allah, mereka juga hidup dan merasakan sakit juga, karena dipaksa mengecil dan tumbuh tidak normal.

Bagaimana rasanya kita dibuat hidup tidak normal dengan adanya virus covid atau pembatasan lainnya. Tentu kita merasa kesusahan dan menderita ?
Begitu juga yang dirasakan makhluk Allah contohnya pohon kelapa yang kita batasi tumbuh besar.

Sadarkah kita tindakan kita yang melampaui batas hanya untuk kepuasan mata demi keindahan telah menyiksa makhluk Allah seperti tumbuh-tumbuhan.

Kita ingin Allah menyayangi kita, sedangkan kita tak menyayangi makhluk ciptaanNya.
Berlakulah adil dalam bertindak dan jangan zalim atau melampaui batas.

Sebab kezaliman kita hanya akan menimpa diri kita sendiri. Marilah kita berubah janganlah menyiksa Makhluk Allah baik itu manusia , hewan atau tumbuhan.
Apalagi tumbuhan itu tak bisa berbicara tapi dia bisa mengadukan sakitnya pada Allah Azza Wajalla.

Sayangi yang dibumi, insyaallah yang dilangit menyayangimu.

Tulip #

Yakin Titipkan Masa Depan Pada Mereka..???Begitulah keadaan zaman sekarang , serbuan teknologi seperti pedang bermata du...
27/06/2021

Yakin Titipkan Masa Depan Pada Mereka..???

Begitulah keadaan zaman sekarang , serbuan teknologi seperti pedang bermata dua.

Disisi lain teknologi itu perlu apalagi gadget , terutama untuk sekolah daring dimasa wabah covid. Tapi disisi lain anak-anak terhipnotis dengan berbagai macam hiburan didalamnya.

Orangtua diuji untuk semakin aktif menjaga calon generasi bangsa dari serbuan teknologi yang merusak akal pikiran mereka.
Selain itu pertarungan dengan krisis ekonomi masa wabah ini juga sedang menyerbu para orangtua.

Solusinya berikan calon generasi kita pemahaman cara memakai pedang yang benar, atur waktu mereka lebih disiplin untuk menentukan prioritas terbaik. Baik untuk agama mereka, baik untuk keluarga dan masa depannya.

Anak-anak itu pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan fitrah, tapi orangtuanya yang membuat si anak menjadi apa kedepannya.

Memang orangtua terpaksa berdarah-darah hati menyadarkan si anak dizaman yang penuh fitnah hebat ini. Jangan lupa berdoa , doa orangtua yang baik-baik insyaallah bisa menembus langit.

Semoga Allah melindungi para orangtua dizaman yang sangat hebat kerusakan. Janganlah berputus asa, sebab selalu ada cahaya setelah kegelapan selama bumi masih berputar.

Tulip #

Ujian Hidup Seperti Kerikil Penguat bangunan ImanJanganlah terlalu bersedih, berkeluh kesah dengan munculnya ujian dalam...
06/06/2021

Ujian Hidup Seperti Kerikil Penguat bangunan Iman

Janganlah terlalu bersedih, berkeluh kesah dengan munculnya ujian dalam kehidupanmu. Ibarat bangunan butuh kerikil untuk menguatkan sebuah bangunan.
Begitupun ujian hidup yang kamu sedihkan sampai dititik berputus asa, padahal itu adalah penguat mental dan jiwamu.

Ujian atau Kerikil ini yang ikut membantumu mengenal penciptamu, betapa kamu sangat membutuhkan Allah dalam segala hal.
Semakin lama dirimu ditimpa ujian malah semakin baik mental dan jiwamu, paling penting itu keistiqamahan yang menguatkan imanmu

Masihkah bersedih dan berkeluh kesah dengan ujian kehidupan.....???

Matematika Angka 1 dan 0 Dalam kehidupan Bayangkan ketika kita disilaukan dengan dunia lengkap dengan pernak-perniknya.K...
29/05/2021

Matematika Angka 1 dan 0 Dalam kehidupan

Bayangkan ketika kita disilaukan dengan dunia lengkap dengan pernak-perniknya.

Kita umpamakan
Dunia = 0 ( Mengejar Dunia)
Tuhan = 1 (Allah Ahad/Esa)

Coba kita masukkan apa saja hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang menyilaukan Manusia
Mencari Dunia = harta, tahta, wanita ,anak, hewan ternak dll.

Mencari Tuhan = Apa-apa saja yang mendekatkan hubungan dengan Tuhan
Seperti shalat, puasa, zakat ,sedekah dan haji.
Juga ibadah Sunnah lainnya.

Dunia = 0
Sebab harta yang diusahakan bisa habis sifatnya sementara nilainya 0
Jabatan yang kita pegang bisa hilang, sifatnya sementara kita beri nilai 0
Wanita belum tentu selalu setia dan jika setia tak akan selamanya tentu ada batas usia kita berikan nilai 0
Anak juga tak selamanya menemani kita kita berikan nilai 0

Tuhan = 1
Semua yang diatas sifatnya sementara kecuali memilih Tuhan
Sebab Tuhan tetap ada walaupun seluruh dunia sudah tak ada kita beri nilai 1

Artinya Tuhan itu satu , abadi tidak beranak dan tidak diperanakkan, sesuai dengan isi surat Al-Ikhlas

Kesimp**annya ketika kita memilih dunia untuk mendekatkan diri pada Allah

Maka nilai itu menjadi 10 , angka yang sempurna untuk semua penilaian.

Alangkah ruginya jika kita hanya fokus dengan dunia yang bernilai 0, melupakan Allah yang memiliki kekekalan yang tak akan hilang
angka 1

Ketika Allah segalanya dan dunia hanya sarana mendekatkan diri pada Tuhan, maka nilai 10 itu kita miliki , nilai sempurna.

Selaras dengan ayat Al-Qur'an berikut:

" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Az-Zariyat; 56).
... Jadi tujuan utama Allah menciptakan manusia adalah untuk penghambaan dirinya semata-mata kepada Allah Azza wajalla

Masihkah kita mencari angka 0 saja dalam hidup ini, mari berubah
Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, jika bukan kaum itu sendiri yang merubah nasibnya.

Langit pagi hari setelah malam 25 Ramadhan, mari berburu malam Lailatul Qadar
07/05/2021

Langit pagi hari setelah malam 25 Ramadhan, mari berburu malam Lailatul Qadar

Langit Pagi hari setelah malam 22 Ramadhan
07/05/2021

Langit Pagi hari setelah malam 22 Ramadhan

07/05/2021
04/02/2021

Mu'jizat Al-Qur'an & Berkah Mencintai Al-Qur'an

Jika membaca al-Qur’an melibatkan mata, otak, mulut dan telinga juga hati, maka mendengarkan bacaan al-Qur’an tidak perlu melibatkan mata dan sedikit melibatkan mulut. Hanya perlu mengoptimalkan telinga, otak dan hati.
Dalam surah al-A’raf [7] ayat 204, Allah berfirman, ”Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Dalam ayat ini, Allah kembali menunjukkan kemurahan-Nya. Hanya dengan mendengarkan al-Qur’an, maka kita akan mendapat rahmat-kasih sayang Allah.

Sebuah imbalan yang sangat besar. Bandingkan jika yang kita dengarkan adalah berita gosip, musik-musik jahiliyah yang disertai goyangan syahwat? Serta sarana-sarana audio lain yang minim manfaat? Alih-alih memberi keuntungan, yang kita dengarkan selain al-Qur’an hanya akan menyebabkan hati menjadi kesat sehingga futur menjadi langganan. Inna Lillahi.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mendengarkan satu ayat al-Qur’an,akan dicatat baginya satu kebajikan yang akan berlipat ganda. Dan barangsiapa membacanya, maka baginya cahaya di Hari Kiamat.”
Satu ayat al-Qur’anyang didengarkan, akan diberi kebaikan berlipat ganda.

Bandingkan dengan kebaikan yang akan kita peroleh ketika mendengarkan satu lagu pop, misalnya? Mana yanglebih kita s**ai? Lagu-lagu pop ataumurottalal-Qur’an?
Dari segi kesehatan, mendengarkan bacaan al-Qur’an bisa berfungsi sebagai terapi berbagai macam penyakit.

Ir Abdul Daem al-Kaheel dalam bukunya Al-Qur’an The Healing Book menyebutkan, “Bagi penderita penyakit jantung, bisa disembuhkan (insya Allah) dengan mendengarkan al-Qur’an selama satu jam setiap hari.”

Lebih lanjut, beliau menegaskan agar kita senantiasa mendengarkan al-Qur’an. Dimanapun, selain di tempat-tempat yang dilarang. Bahkan, beliau menyarankan agar kita senantiasa mendengarkan bacaan al-Qur’an meskipun sedang tidur. Karena telinga tetap mendengar dan otak tetap merekam apa yang didengar, meskipun dalam keadaan tertidur.
Hal ini senada dengan apa yang telah disampaikan oleh al-Qur’an.

Dimana dalam beberapa ayat, pendengaran lebih dulu disebut oleh Allah dalam ayat-ayat-Nya daripada penglihatan dan hati. Surah al-Isra’ [17] ayat 36, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatandan hati,semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya.”
Selidik punya selidik, fakta medis membuktikan bahwa indra yang berfungsi pertama dan terakhir kali pada diri setiap manusia adalah pendengaran (Telinga).

Hal ini terbukti dengan janin yang masih berada di kandungan. Mereka mendengar apa yang diucapkan oleh orang tua mereka dan orang-orang di sekitarnya. Ketika lahir, telinganya sudah berfungsi dengan baik. Meski matanya belum bisa melihat, apalagi hatinya; belum bisa merasakan.
Ketika menginjak usia senja, telinga menduduki peringkat terakhir masa pensiunnya.

Ia merupakan indra yang ‘masa kerjanya’ paling lama. Oleh karenanya, kita dapati banyak diantara sesepuh-sesepuh yang sudah tidak bisa melihat tapi telinganya masih berfungsi dengan baik.
Hal ini p**a yang membuat kita terkagum-kagum dengan sosok-sosok tuna netra yang memang Allah beri kelebihan untuk menghafal ayat-ayat-Nya atau adanya balita yang sudah bisa menghafal al-Qur’an.

Sementara mereka belum bisa berbicara apalagi membaca dan menulis. “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” ( Ali Imran [3] : 191 ).
Salah satu bukti dari berpengaruhnya bacaan al-Qur’an yang diperdengarkan bisa kita lihat pada sosok Farih Abdurahman.

Ia adalah bocah ajaib berusia 3 tahun yang menghafal al-Qur’an melalui pendengarannya. Sang Ibu terbiasa memperdengarkan murottal al-Qur’an sejak ia berada dalam kandungan.

Setelah dikonfirmasi, Ibunda Farih menuturkan, “Ketika dalam kondisi hamil, saya sering membaca al-Qur’an. Dan setiap hari Jum’at, saya membaca surah al-Kahfi. Sedangkan setiap hari saya membaca al-Mu’awidzatain (Surahal-Falaq dan an-Naas), surah al-Mulk, dan surah Maryam. Lalu, setelah kelahiran Farih Abdurrahman, saya membacakanal-Qur’an setiap hari kepadanya. Saya baca di sampingnya dzikir-dzikir pagi dan sore hari seperti diajarkan Rasulullah.”

Keajaiban ini terbukti ketika Farih yang belum bisa berbicara tiba-tiba melafalkan potongan-potongan ayat dari surah al-Kahfi. Dan sehari-harinya, Farih terbiasa mendzikirkan al- Qur’an, meskipun tengah bermain bersama teman-teman sebayanya.Subhanallah.
Dari dalam negeri, kita mengenal Bunda Wurianingsih. Pendiri PP Salimah yang merupakan istri dari Ust Mutamimul ‘Ula SH.

ini menceritakan pengalamannya. Kata beliau, “Dari setiap kehamilan, aktivitas yang paling utama untuk janin saya adalah memperdengarkan murottal al-Qur’an. Hampir selama 24 jam saya selalu memutar bacaan al-Qur’an untuk diperdengarkan kepada bayi dalam kandungan saya.”

Hasilnya, Allah menjadikan semua anak beliau penghafal al-Qur’an. Bahkan, dari 10 anaknya itu ada yang bisa menghafal al-Qur’an secara lengkap ketika usianya baru 8 tahun. Salah satunya adalah Ust Faris Jihadi yang berhasil mendapatkan Sanad bacaan seperti bacaan Rasulullah yang diperdengarkan kepada para sahabat.

Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.

“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء.
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang s**a membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها .
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).

Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).

Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan.

Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)

Setiap kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah p**a ganjaran pahala dari Allah.
عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ»
“Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).

Bacaan Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ « فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan kebaikan
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».
“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at
عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ…
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).

Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi seseorang untuk memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al Quran.
Dan pada tulisan kali ini hanya menyebutkan sebagian kecil keutamaan dari membaca Al Quran bukan untuk menyebutkan seluruh keutamaannya.

Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.
عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ بِالْقُرْآنِ حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ…».
“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…” (HR. Muslim).

MasyaAllah, coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika malam hari, sebagian ada yang memegang remote televisi menonton program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Ramadhan.

Dan jikalau riwayat di bawah ini shahih tentunya juga akan menjadi dalil penguat, bahwa kebiasan generasi yang diridhai Allah yaitu para shahabat radhiyallahu ‘anhum ketika malam hari senantiasa mereka membaca Al Quran. Tetapi riwayat di bawah ini sebagian ulama hadits ada yang melemahkannya.
عَنْ أَبِى صَالِحٍ رحمه الله قَالَ قَالَ كَعْبٌ رضى الله عنه: نَجِدُ مَكْتُوباً : مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ فَظٌّ وَلاَ غَلِيظٌ ، وَلاَ صَخَّابٌ بِالأَسْوَاقِ ، وَلاَ يَجْزِى بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ ، وَأُمَّتُهُ الْحَمَّادُونَ ، يُكَبِّرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى كُلِّ نَجْدٍ ، وَيَحْمَدُونَهُ فِى كُلِّ مَنْزِلَةٍ ، يَتَأَزَّرُونَ عَلَى أَنْصَافِهِمْ ، وَيَتَوَضَّئُونَ عَلَى أَطْرَافِهِمْ ، مُنَادِيهِمْ يُنَادِى فِى جَوِّ السَّمَاءِ ، صَفُّهُمْ فِى الْقِتَالِ وَصَفُّهُمْ فِى الصَّلاَةِ سَوَاءٌ ، لَهُمْ بِاللَّيْلِ دَوِىٌّ كَدَوِىِّ النَّحْلِ ، مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ ، وَمُهَاجِرُهُ بِطَيْبَةَ ، وَمُلْكُهُ بِالشَّامِ.
“Abu Shalih berkata: “Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami dapati tertulis (di dalam kitab suci lain): “Muhammad adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, tidak kasar, tidak pemarah, tidak berteriak di pasar, tidak membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi memaafkan dan mengampuni, dan umat (para shahabat)nya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah, membesarkan Allah ‘Azza wa Jalla atas setiap perkara, memuji-Nya pada setiap kedudukan, batas pakaian mereka pada setengah betis mereka, berwudhu sampai ujung-ujung anggota tubuh mereka, yang mengumandangkan adzan mengumandangkan di tempat atas, shaf mereka di dalam pertempuran dan di dalam shalat sama (ratanya), mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam, tempat kelahiran beliau adalah Mekkah, tempat hijranya adalah Thayyibah (Madinah) dan kerajaannya di Syam.”

Maksud dari “mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam” adalah:
أي صوت خفي بالتسبيح والتهليل وقراءة القرآن كدوي النحل
“Suara yang lirih berupa ucapan tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaaha Illallah), dan bacaan Al Quran seperti dengungannya lebah”. (Lihat kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih).

Salah satu ibadah paling agung adalah membaca Al Quran
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما : ضَمِنَ اللَّهُ لِمَنَ اتَّبَعَ الْقُرْآنَ أَنْ لاَ يَضِلَّ فِي الدُّنْيَا ، وَلاَ يَشْقَى فِي الآخِرَةِ ، ثُمَّ تَلاَ {فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}.
“Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:
{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}
“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).
عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ: ” تَقَرَّبْ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاعْلَمْ أَنَّكَ لَنْ تَتَقَرَّبَ إِلَى اللهِ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلَامِهِ “.
“Khabbab bin Al Arat radhiyallahu ‘anhu berkata: “Beribadah kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).

عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضى الله عنه ، أنه قَالَ: ” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ “.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).

وقال وهيب رحمه الله: “نظرنا في هذه الأحاديث والمواعظ فلم نجد شيئًا أرق للقلوب ولا أشد استجلابًا للحزن من قراءة القرآن وتفهمه وتدبره”.
“Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya

04/02/2021

Doa Penting Untuk Keteguhan Hati di Zaman Penuh Fitnah

Allah SWT memberikan berbagai kenikmatan bagi hamba-hamba-Nya. Namun di antara kenikmatan itu yang paling berharga bagi seorang Mukmin adalah diteguhkannya hati dalam Islam.

Sebab tak sedikit seorang hamba yang mulanya taat dan rajin beribadah kemudian goyah keimanannya hingga kufur bahkan menyekutukan Allah. Karenanya Rasulullah SAW pernah mengajarkan tentang sebuah doa agar seorang hamba tetap teguh dan kokoh dalam Islam.

Doa ini dapat ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi nomor 2.066 dan 3.444. Berikut redaksi singkat doanya:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Ya Muqallibal qulubi tsabbit qalbi ‘ala dinika.”

Artinya: Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tak ada manusia melainkan hatinya berada dalam kekuasaan Allah. Dan Allah lah yang mebolak-balikan hati manusia. Karenanya pada hadis Tirmidzi nomor 3.444, dapat ditemukan juga doa yang dipanjatkan sahabat Mu'adz yakni :

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana.”

Artinya : “Ya Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami.”

Doa agar hati tetap teguh dalam Islam sebagaimana di atas juga dapat ditemukan dalam hadis Ibnu Majah 3824 bab doa.

22/01/2021

Anak-anak yang Mati Rasa⁣
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim⁣


Kelak akan tiba masanya, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, orangtua berpayah-payah mendidik anak, tetapi anaknya memperlakukan emaknya seperti tuan memperlakukan budaknya. Dan aku takut peristiwa itu akan terjadi di masa ini, masa ketika anak-anak tak mengenal pekerjaan rumah-tangga, dan pesantren maupun sekolah-sekolah berasrama lainnya tak lagi menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan. Anak-anak itu belajar, tetapi hanya mengisi otaknya dari pengetahuan yang dapat diperoleh dari Google. Sementara tangannya bersih tak pernah mencuci maupun melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya, sehingga empati itu mati sebelum berkembang. Tak tergerak hatinya bahkan di saat melihat emaknya kesulitan bernafas seumpama orang hampir mati disebabkan ketuaan atau sakitnya kambuh, tetapi anak tak bergeming membantunya. Apalagi berupaya melakukan yang lebih dari itu.⁣

Aku termangu mengingat nasehat Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai tanda-tanda hari kiamat, salah satunya dari hadis panjang yang kali ini kita nukil ringkasnya:⁣


سَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الْمَرْأَةُ رَبَّتَهَا⁣

“Aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya; jika seorang (sahaya) wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaih).⁣


Ibunya bukanlah seorang budak. Bukan. Ibunya orang merdeka. Tetapi anak-anak itu tak tersentuh hatinya untuk cepat tanggap membantu ibunya. Padahal membantu saat diminta adalah takaran minimal bakti kepada orangtua. Takaran di atas itu, tanpa diminta pun ia sudah tergerak membantu. Dan di atasnya lagi masih bertingkat-tingkat kebaikan maupun kepekaan seorang anak tentang kebaikan apa yang sepatutnya ia perbuat terhadap kedua orangtuanya.⁣

Ada yang perlu kita renungi. Ada airmata yang perlu mengalir, menadahkan tangan mendo’akan anak-anak dan keturunan kita, menangisi dosa-dosa, berusaha memperbaiki diri dan tetap tidak meninggalkan nasehat bagi anak kita karena ini adalah haknya. Nasehat. Ia adalah kewajiban kita untuk memberikannya meskipun mereka tak memintanya. Kitalah yang harus tahu kapan saat tepat memberikan nasehat sebab semakin memerlukan nasehat, justru kerapkali semakin merasa tak memerlukan nasehat.⁣

Hari ini, betapa banyak anak yang di sekolah berasrama tak diajari mengurusi kehidupan pribadinya karena makanan siap saji setiap waktu makan, hanya perlu berbaris untuk mengambilnya. Sedangkan pakaian pun tak perlu ia menyempatkan waktu mengatur jadwal agar bersih saat mau digunakan, sementara tugas sekolah tetap tertunaikan. Tidak terbengkalai. Maka di saat mereka p**ang, kita perlu melatih tangan dan juga hatinya agar tanggap. Bukan menyerahkan begitu saja kepada pembantu. Tampaknya ini hanya urusan pekerjaan rumah-tangga yang sepele, tetapi di dalamnya ada kecakapan mengelola diri, mengatur waktu dan lebih penting lagi adalah empati.⁣

Apakah tidak boleh kita menggembirakan mereka dengan sajian istimewa saat mereka p**ang dari pesantren? Boleh. Sangat boleh. Tetapi hendaklah kita tidak merampas kesempatan mereka untuk belajar mengenal pekerjaan rumah-tangga, menghidupkan empati dan mengasah kepekaannya membantu orangtua. Liburan adalah saat tepat belajar kehidupan. Bukan saat untuk libur menjadi orang baik sehingga seluruh kebaikan yang telah biasa mereka jalani di sekolah, sirna saat liburan tiba. Mereka seperti raja untuk sementara, sebelum kembali ke penjara suci.⁣

Diam-diam saya teringat, konon di sebuah sekolah bernama Eton College, semacam Muallimin di Inggris tempat anaknya raja maupun anak orang sangat kaya bersekolah, para siswa diharuskan mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Bukan bayar laundry. Ini bukan karena orangtua mereka fakir miskin. Bukan. Tetapi karena dalam urusan sederhana itu ada kebaikan yang sangat besar bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Mereka menjadi lebih peka tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menjadi pemimpin perusahaan, termasuk dalam mengelola waktu.⁣

Apa yang dilakukan di Eton College sebenarnya bukan barang baru. Pesantren tradisional telah melakukannya sudah lebih dari satu atau dua abad yang lalu. Tetapi saya merasa perlu menghadirkan kisah ini selintas hanya untuk menggambarkan betapa anak-anak memerlukan latihan untuk mengasah kepekaannya, menghidupkan empatinya dan meringankan langkahnya membantu orangtua. Mereka sangat perlu memiliki semua itu karena dua alasan. Pertama, ketiganya (kepekaan, empati dan kemauan untuk meringankan langkah) sangat mereka perlukan dalam menjalani kehidupan bersama orang lain, baik ketika berumah-tangga maupun berdakwah dan mengurusi ummat. Artinya, minimal semua itu mereka perlukan untuk meraih kehidupan rumah-tangga yang baik, tidak terkecuali dalam mendidik anak. Kedua, ketiganya mereka perlukan untuk dapat berbuat kebajikan bagi kedua orangtua (birrul walidain) dengan sebaik-baiknya. Dan birrul walidain merupakan salah satu kunci kebaikan yang dengan itu anak dapat berharap meraih ridha dan surga-Nya Allah ‘Azza wa Jalla.⁣

Jadi, urusan terpentingnya bukan karena kita kewalahan lalu perlu bantuan mereka. Bukan. Bukan p**a karena kita repot sehingga memerlukan kesediaan mereka untuk meringankan tugas-tugas kita. Tetapi hal terpenting dari melibatkan anak membantu pekerjaan di rumah dan tanggap terhadap orangtua justru untuk keselamatan dan kebaikan anak kita di masa-masa yang akan datang. Kejamlah orangtua yang tak melatih anaknya untuk berbakti kepadanya hanya karena merasa orangtua tak perlu menuntut anak membantunya. Ingatlah, kita latih, dorong dan suruh mereka agar cepat tanggap dan ringan membantu bukanlah terutama untuk meringankan beban orangtua, tetapi justru agar anak-anak kita memperoleh kemuliaan dan kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dengan birrul walidain. Sekurang-kurangnya tidak menyebabkan mereka terjatuh pada perbuatan mendurhakai orangtua. Dan ini merupakan serendah-rendah ukuran.⁣

Apakah ini hanya terjadi pada anak-anak yang dimasukkan pondok pesantren alias boarding school? Tidak. Sama sekali tidak. Bahkan sangat banyak anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren sama sekali dan mereka tidak memperoleh pendidikan adab (ta’dib) yang baik di rumah maupun sekolahnya. Sebaliknya kita dapati banyak pesantren, khususnya pesantren tradisional yang akarnya kuat (catat: akarnya kuat) memberi tempaan pendidikan adab yang sangat kokoh pada santrinya.⁣

Ada yang perlu kita khawatiri jika lalai menyiapkan mereka. Pertama, anak-anak merasa berbuat kebajikan kepada kedua orangtua, termasuk membantu pekerjaan di rumah, bukan sebagai tugasnya. Mereka tak membangkang, tetapi lalai terhadap apa yang sepatutnya mereka kerjakan. Ini merupakan akibat paling ringan. Kedua, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang durhaka kepada orangtua. Dan karena kedurhakaan itu bersebab kelalaian orangtua dalam mendidik, maka di Yaumil Qiyamah mereka menjatuhkan orangtua di mahkamah Allah ‘Azza wa Jalla sehingga justru orang yang merasakan azab akhirat. Ketiga, sebagaimana disebut dalam hadis di atas, anak-anak berkembang menjadi pribadi yang memperbudak orangtua, bahkan setelah mereka mempunyai anak. Na’udzubiLlahi min dzaalik.⁣

Ada yang perlu kita renungkan tentang bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Saatnya kita kembali kepada tuntunan agama ini, bertaqwa kepada-Nya dalam urusan mendidik anak dan berusaha menggali tentang apa saja yang harus kita bekalkan kepada mereka.⁣


------

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bunga Tulip posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Videos
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share